Sukses


Nasi Sudah Menjadi Bubur, Ligue 1

Bola.com, Jakarta - Nasi sudah menjadi bubur mungkin menjadi kalimat yang paling tepat menggambarkan kondisi Prancis saat ini. Saat liga-liga lain sudah dan sedang memulai kembali sepak bola, Ligue 1 malah merana karena mengakhiri kompetisi lebih dini.

Ligue 1 menjadi satu di antara sedikit negara di Eropa yang memutuskan untuk tidak melanjutkan sisa musim 2019-2020. Keputusan itu amat disayangkan karena dinilai terlalu terburu-buru.

Minimnya langkah termutakhir dalam merumuskan apa yang seharusnya dilakukan pemangku kebijakan menjadi pemicu utamanya. Padahal, liga-liga lain berupaya menemukan formulasi yang tepat, mulai dari protokol kesehatan dan sebagainya.

L'Equipe, media kenamaan Prancis, bahkan membuat headline tegas bertuliskan "Idiot" di halaman depan edisi Jumat (29/5/2020) kemarin. Kata itu diarahkan kepada operator Ligue 1 selaku pembuat kebijakan.

Memang, pada saat itu Perdana Menteri Prancis, Edouard Philippe menyatakan bahwa musim 2019-2020 tidak dapat dimulai kembali karena pandemi yang merebak pada akhir April. Tapi, keputusan Ligue 1 yang terlalu dini itu sangat disayangkan oleh banyak rakyat Prancis.

"Prancis adalah negara sepak bola besar di Eropa yang tidak menggulirkan liga, yang tidak berpedoman pada perubahan atau evolusi pandemi serta pelonggaran lockdown yang tempo hari sudah diprediksi," tulis jurnalis L'Equipe, Vincent Duluc menyayangkan keputusan terburu-buru Ligue 1.

 

Video

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 2 halaman

Keberanian Bundesliga

Berbarengan dengan Bundesliga, sejumlah liga lain seperti di Hongaria, Republik Ceko, Kepulauan Faroe dan Estonia juga telah melanjutkan kompetisi sepak bola.

Negara lain di Eropa macam Denmark, Portugal, Serbia, Austria, Kroasia, dan Ukraina akan menyusul. Serie A, La Liga, dan Premier League juga tengah bersiap menyambut sepak bola yang terhenti akibat pandemi corona.

Dikutip dari kolom Darojatun, disiplin ketat ala Jerman membuat Bundesliga berani untuk kembali memainkan sepak bola di sana. Ya, memang harus ada tanggung jawab yang mesti dilakukan bersamaan dengan ajang yang melibatkan ribuan orang itu tiap pekannya.

Bundesliga dan K-League (Liga Sepak Bola Korea Selatan) menjalankan roda kompetisi dengan protokol kesehatan ketat. Penonton dilarang hadir, pemain dan staf klub serta perangkat pertandingan pun wajib mengikuti prosedur khusus.

Terbaru, Serie A diberikan lampu hijau melanjutkan kompetisi sepak bola. Rencananya, pada 20 Juni 2020 laga-laga terbaik di Italia akan bisa disaksikan lagi.

"Italia kembali berdiri dan jelas sepak bola juga harus melakukan hal serupa. Protokol medis telah disepakati, tapi menegaskan pentingnya periode karantina apabila ada pemain Serie A yang terbukti positif corona," kata Menteri Olahraga Ialia, Vincenzo Spadafora.

Di Austria, kembalinya kompetisi ditandai dengan hukuman pengurangan enam poin membuat LASK Linz harus melorot dari puncak klasemen karena melanggar aturan lockdown dengan berlatih kelompok besar sebelum waktunya.

Sumber: L'Equipe

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer