Bola.com, Jakarta - Peruntungan Wesley Sneijder bukan di ranah Spanyol, tapi Italia. Kariernya berubah drastis ketika menyeberang dari Real Madrid ke Inter Milan.
Wesley Sneijder adalah salah satu gelandang serang terbaik yang pernah dimiliki Belanda. Mantan jebolan akademi Ajax itu sempat dua musim membela Real Madrid, tapi gagal bersinar. Dia kemudian dibuang. Setelah ditendang Los Blancos, dia justru meraih treble bersama Inter Milan.
Baca Juga
Stadion Nasional Dipakai Konser, Timnas Singapura Terpaksa Geser ke Jalan Besar di Semifinal Piala AFF 2024: Kapasitas Hanya 6 Ribu Penonton
Gelandang Newcastle United Bantah Punya Darah Negeri Jiran, Minta Jangan Dihubungkan Lagi dengan Timnas Malaysia
Sydney Menyala! 3.250 Suporter Akan Dukung Timnas Indonesia Vs Australia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada 20 Maret 2025
Advertisement
Sneijder adalah nomor 10 sempurna Jose Mourinho di Inter Milan. Dia merupakan pemain yang spesial.
Sneijder mencetak 31 gol dalam 134 penampilan untuk tim nasional Belanda selama periode 2003-2018. Kariernya di level timnas tergolong sangat memuaskan.
Sebaliknya, kariernya di level klub bisa dibilang penuh liku.
Dua musim di Real Madrid bukanlah musim-musim yang benar-benar menyenangkan baginya. Namun, musim perdana bersama Inter di Italia bisa dianggap sebagai musim terbaik dalam karier profesional Wesley Sneijder.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Berlabuh di Santiago Bernabeu
Sneijder mengawali karier profesionalnya di Ajax pada 2002. Dia lima musim memperkuat Ajax, mencetak 58 gol dalam 180 penampilan.
Pada awal musim 2007-2008, Ajax setuju menjual Sneijder ke Real Madrid dengan biaya transfer 27 juta euro. Musim itu, di bawah kepelatihan Bernd Schuster asal Jerman, Madrid memiliki empat pemain Belanda di skuadnya.
Selain Sneijder, ada pula Royston Drenthe, Arjen Robben, dan Ruud van Nistelrooy.
Sneijder berlabuh di Santiago Bernabeu, dan diberi nomor punggung 23, yang sebelumnya empat musim dipakai oleh David Beckham.
Sneijder mengawali kariernya di Madrid dengan gemilang. Dalam laga debutnya di La Liga, derby melawan Atletico Madrid, Sneijder mencetak satu gol yang memastikan kemenangan 2-1 Los Blancos.
Sneijder kemudian mencetak dua gol ketika Madrid membantai Villarreal 2-0 pada pekan kedua, dan menyumbang satu gol saat Madrid menekuk Almeria 3-1 pada pekan ke-3.
Musim itu, Sneijder mencetak sembilan gol di La Liga, dan membantu Madrid mempertahankan gelar mereka.
Advertisement
Tergusur karena Proyek Los Galacticos
Musim kedua Sneijder di Madrid bertolak belakang dengan musim pertamanya. Diawali cedera di pramusim, Sneijder cuma mencetak dua gol dalam 28 penampilan di semua ajang.
Musim itu, di mana Sneijder diberi nomor punggung 10, rupanya menjadi musim terakhir Sneijder di Madrid.
Menatap musim 2009-2010, Madrid kembali menerapkan proyek Los Galacticos, dan mendatangkan sejumlah bintang dunia. Cristiano Ronaldo dan Kaka adalah beberapa di antaranya.
Sneijder dianggap surplus di skuad, dan Madrid pun memutuskan menjualnya.
Petualangan di Inter Milan
Sneijder dijual ke Inter Milan senilai 15 juta euro pada 27 Agustus 2009. Selain Sneijder, Inter di musim panas itu juga merekrut Lucio dari Bayern Munchen, Thiago Motta dan Diego Milito dari Genoa, serta Samuel Eto'o dari Barcelona.
Sneijder diberi nomor punggung 10 Inter Milan.
Musim itu, di bawah kepelatihan Jose Mourinho, Inter benar-benar serius membangun skuad demi ambisi menjadi yang terbaik di Italia dan Eropa.
Sneijder merupakan kepingan terakhir dari counter-attacking jigsaw yang disusun Mourinho di Inter Milan. Keputusan Real Madrid membuang Sneijder menjadi berkah baginya.
Sneijder adalah pemain yang elegan, tapi juga bertenaga. Kombinasi itu membuatnya jadi sosok penting dalam skema permainan La Beneamata.
Sneijder memiliki kaki kanan dan kiri yang sama kuat. Perpaduan visi dan fisik yang bagus juga membuatnya vital dalam bertahan maupun menyerang.
Di Italia, Sneijder mampu menunjukkan semua kemampuan terbaiknya.
"Siapa nomor 10 sempurna menurut saya? Wesley Sneijder dan Deco. Karena mereka bisa bertahan, masuk ke kotak penalti lawan, dan mencetak gol-gol? Ya," kata Mourinho kepada Daily Telegraph pada 2015.
Advertisement
Pilar Treble Inter Milan
Pada musim 2009-2010 itu, Inter menjadi klub pertama Italia dalam sejarah yang meraih treble Serie A, Coppa Italia, dan Liga Champions.
Sneijder adalah salah satu pilar kesuksesan mereka. Musim itu, dia mengukir delapan gol dan 15 assist dalam 41 penampilan di semua ajang.
Sneijder empat musim memperkuat Inter Milan, mencetak 22 gol dalam 116 penampilan. Dia kemudian hijrah ke Turki dan membela Galatasaray.
Setelah Galatasaray (2013-2017), Sneijder bermain untuk Nice (2017-2018) di Prancis, dan terakhir membela Al-Gharafa di Qatar. Sneijder pensiun di klub tersebut pada 12 Agustus 2019.
Sneijder memperkuat enam klub berbeda sepanjang karier profesionalnya. Namun, harus diakui, dari semua itu, satu yang paling berkesan adalah musim treble-nya bersama Inter Milan.
Sumber: Berbagai Sumber
Disadur dari: Bola.net (Penulis Gia Yudha Perdana, published: 10/6/2020)