Bola.com, Jakarta - Pemain yang punya talenta istimewa tak sedikit yang gagal menjelma menjadi bintang besar di kancah sepak bola dunia. Ada berbagai faktor yang mungkin menjadi penyebabnya.
Bisa jadi, beberapa dari mereka gagal karena tidak bermain pada posisi yang seharusnya. Para pemain muda kerap memilih posisi sesuai dengan idolanya, dan terus bertahan di sana.
Baca Juga
3 Kejutan Terbesar di Matchday 4 Liga Champions Pekan Ini: 3 Klub Premier League Boncos! Tren Tim Tamu Menang
4 Pemain yang Awalnya Dianggap Titisan Lionel Messi tapi Gagal Total: Kalah Bersaing, Dihantui Cedera, hingga Pensiun Dini
4 Transfer yang Seharusnya Bikin Heboh Dunia tapi Gagal Terealisasi: Ada Momen Steven Gerrard Nyaris Gabung Chelsea
Advertisement
Padahal terkadang mereka tidak memiliki bakat yang cukup untuk bermain pada posisi tersebut.
Kasus seperti ini tidak terjadi kepada mereka yang sedang menimba ilmu di akademi. Bahkan, beberapa pemain juga baru menyadari posisi terbaiknya saat sudah menembus pentas yang lebih profesional.
Benar kata banyak orang, meninggalkan zona nyaman ternyata besar kegunaannya.
Dilansir dari Planet Football, Senin (15/6/20) berikut ini lima pesepak bola yang bersinar di pentas sepak bola dunia setelah memutuskan berganti posisi.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Thierry Henry
Thierry Henry gagal menunjukkan kualitasnya sewaktu memperkuat Juventus, sehingga hanya bertahan selama satu musim di sana. Di klub raksasa Italia itu, ia dimainkan sebagai penyerang sayap.
Beruntung buat Henry, Arsene Wenger tahu dirinya tidak seharusnya dimainkan pada posisi tersebut. Lantas, ia memindahkan Henry ke posisi penyerang yang membuatnya menjadi seorang legenda di The Gunners.
"Pada satu waktu, saya ingin bertemu Wenger dan meminta untuk dikembalikan ke posisi yang lebih melebar. Lalu, saya berkata kepada diri sendiri bahwa saya harus bereaksi, saya tidak boleh gagal untuk kedua kalinya hanya beberapa bulan setelah mengalami hal negatif di Turin," ucap Henry.
Advertisement
2. Bastian Schweinsteiger
Final Piala Dunia 2014 menjadi salah satu panggung terbaik Bastian Schweinsteiger di pentas internasional. Ia sukses membuat fans Jerman melupakan Sami Khedira dan Toni Kroos yang mengalami kesulitan.
Schweinsteiger bertarung melawan para pemain Argentina yang menjadi lawan Jerman. Padahal, Schweinsteiger kala itu sedang bermain sebagai gelandang tengah yang bukan tempatnya sebenarnya.
Selama delapan tahun, Schweinsteiger menjalani kariernya sebagai gelandang yang bermain lebih melebar. Sementara, waktu masih di Bayern Munchen, sektor tengah sering diisi oleh Michael Ballack, Jens Jeremies, dan Owen Hargreaves.
3. Cristiano Ronaldo
Ronaldo tiba di Old Trafford sebagai seorang penyerang sayap. Ia sudah beroperasi di posisi tersebut saat masih memperkuat klub lamanya, Sporting Lisbon.
Namun, pada suatu waktu, Sir Alex Ferguson selaku pelatih Manchester United menaruhnya sebagai penyerang sentral. Sementara Carlos Tevez dan Wayne Rooney diposisikan lebih melebar untuk menunjang performa Ronaldo.
Sekarang, Ronaldo dikenal sebagai salah satu penyerang terbaik di dunia. Ia membukukan total 450 gol dari 438 pertandingan di semua kompetisi bersama Real Madrid sebelum memutuskan pindah ke Juventus tahun 2018.
Advertisement
4. Andrea Pirlo
Saat berbicara soal pengatur serangan terbaik di dunia sepak bola, jelas nama Andrea Pirlo tidak boleh dilupakan. Bisa dibilang, dia adalah salah satu deep-lying playmaker terbaik dalam sejarah.
Perlu diketahui bahwa Pirlo baru menjalani peran tersebut saat bersama AC Milan. Sebelumnya, saat masih bermain untuk Brescia, Inter, dan Reggina, Pirlo dikenal sebagai seorang trequartista.
Perbedaan posisi ini terbilang mencolok, walau sama-sama memiliki peran sebagai gelandang. Seorang trequartista beroperasi di belakang striker, sementara deep-lying midfielder bermain tepat di depan kedua bek.
5. Gianluca Zambrotta
Pada 1999, Juventus resmi merekrut Zambrotta dari Bari. Kala itu ia dikenal sebagai penyerang sayap potensial di negara Pizza tersebut.
Namun Piala Dunia 2002 membuat semuanya jadi berubah. Zambrotta mengalami cedera pasca kompetisi tersebut dan Juventus telah menemukan sosok penggantinya, yakni Mauro Camoranesi dari Verona.
Marcello Lippi jelas tidak ingin pemain seperti Zambrotta hanya menjadi penghias bangku cadangan. Oleh karena itu, ia memberikan tugas sebagai bek sayap untuk Zambrotta yang terus dimainkan sampai ia memutuskan pensiun.
Sumber: Planet Football
Disadur dari: Bola.net (Penulis Yaumil Azis, published: 15/6/2020)
Advertisement