Bola.com, Jakarta - Rahmad Darmawan menjadi figur terkini dari lapangan sepak bola yang menjajal karier di dunia politik. Sebelumnya, sudah banyak mantan pesepak bola lokal dan internasional yang juga mencari peruntungan di perpolitikan.
Memang sah-sah saja buat siapapun untuk terjun ke dunia politik, tak terkecuali pesepak bola. Umumnya, langkah itu dilakukan selepas pensiun. Namun tidak jarang, keputusan tersebut muncul saat karier di lapangan hijau sedang bagus-bagusnya.
Baca Juga
BRI Liga 1: Mazola Junior Klaim PSS Sleman Makin Kuat di Putaran Kedua, Ini Alasannya
Stadion Nasional Dipakai Konser, Timnas Singapura Terpaksa Geser ke Jalan Besar di Semifinal Piala AFF 2024: Kapasitas Hanya 6 Ribu Penonton
Gelandang Newcastle United Bantah Punya Darah Negeri Jiran, Minta Jangan Dihubungkan Lagi dengan Timnas Malaysia
Advertisement
Rahmad Darmawan misalnya, memutuskan untuk bergabung dengan Partai Demokrat, Selasa (14/7/2020). Padahal saat ini ia masih berstatus sebagai pelatih Madura United.
Bergabungnya Rahmad Darmawan diungkapkan langsung oleh Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono. Ini menjadi bukti keseriusan RD untuk mengikuti pertarungan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Lampung Tengah.
"Selama bergabung di Partai Demokrat Coach Rahmad Darmawan. Seorang pelatih sepak bola nasional yang sangat peduli dengan cita-cita anak bangsa dalam bidang sepak bola," kata Agus Yudhoyono di akun Twitter-nya.
"Saya dan Bung RD memiliki kesamaan visi untuk membangun bangsa ini, salah satunya olahraga, khususnya sepak bola," tegas Agus.
RD belakangan memang dikaitkan dengan rencana ikut pertarungan politik Pilkada Lampung Tengah. Pelatih berusia 53 tahun itu ditawari menjadi bakal calon bupati oleh calon Bupati Nessy Kalvia Mustafa.
Rahmad Darmawan hanyalah satu contoh figur sepak bola yang banting setir di dunia politik. Sebelumnya sudah ada banyak wajah-wajah lapangan hijau yang memanaskan kursi politik, baik yang berkenaan dengan olahraga maupun tidak. Berikut ini Bola.com merangkumnya.
Â
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Romario
Romario merupakan sosok penting saat Timnas Brasil meraih gelar Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat. Ia membela sejumlah klub terkenal di Eropa seperti PSV Eindhoven, Barcelona, dan Valencia.
Romario kemudian terjun di dunia politik. Pada Pemilu 2010 di Brasil, Romario terpilih sebagai anggota dewan melalui Partai Sosialis Brasil.
Pada 2018, Romario mencalonkan diri sebagai Calon Gubernur Rio de Janeiro. Namun, Romario gagal karena menempati posisi keempat dengan mengoleksi 8,6 persen suara.
Â
Advertisement
Hakan Sukur
Hakan Sukur menjadi satu di antara pemain terbaik asal Turki. Hakan Sukur pernah membela beberapa klub seperti Sakaryaspor, Bursaspor, Galatasaray, Torino, Inter Milan, Parma, Blackburn Rovers dan Galatasaray.
Hakan Sukur terjun ke dunia politik dengan menjadi anggota parlemen pada 2011. Hakan Sukur kemudian mengundurkan diri dari partai sekitar dua setengah tahun kemudian, namun ia tetap menjadi anggota parlemen sebagai independen.
Â
Gianni Rivera
Legenda AC Milan, Gianni Rivera, menjadi pemain berikutnya yang memutuskan banting setir ke dunia politik. Masa keemasannya di lapangan hijau, termasuk meraih Ballon d'Or, coba dilanjutkan di kancah politik Italia.
Itu tak lepas dari peran Silvio Berlusconi, mantan petinggi AC Milan dan Perdana Menteri Italia. Sejak 1986, Gianni Rivera sering terlibat aktivitas politik dan tergabung dengan sejumlah partai.
Pada 1987, Gianni Rivera juga menjadi anggota Parlemen Italia. Sekarang, ia aktif sebagai anggota parlemen Eropa.
Â
Advertisement
Kakha Kaladze
Kakha Kaladze memutuskan pensiun pada 2012. Setelah itu, Kaladze menjadi anggota parlemen pada Oktober pada tahun yang sama.
Mantan pemain AC Milan itu juga pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri serta Menteri Energi di tanah kelahirannya, Georgia. Dia kemudian meninggalkan jabatan tersebut pada 2017 untuk mencalonkan diri sebagai Wali Kota Tblisi, dan memenangkan pemilihan pada November 2017.
Â
George Weah
Mantan bintang AC Milan George Weah punya catatan panjang dalam karier politiknya setelah gantung sepatu. Peraih gelar pemain terbaik di dunia tahun 1995 itu terbilang harus jatuh bangun di politik.
Pada 2005, ia mencalonkan diri sebagai Presiden Liberia namun gagal. Peraih Ballon d'Or 1995 tersebut kalah dari lawan politiknya, Ellen Johnson Sirleaf.
Weah akhirnya melenggang sebagai senat dari Partai Demokrat pada 2014. Kariernya di bidang politik semakin sukses setelah Weah terpilih menjadi Presiden Liberia pada Januari 2018.
Â
Advertisement
Sol Campbell
Mantan bek Arsenal, Tottenham Hotspur, dan Timnas Inggris, Sol Campbell juga memutuskan terjun ke dunia politik. Setelah pensiun pada 2012, ia memutuskan untuk bergabung dengan Partai Konservatif.
"Saya berasal dari kalangan pekerja dan awal hidup tak berjalan mudah. Namun saya melakukan kerja keras dan sekarang saatnya untuk memberikan sesuatu untuk kota ini," jelas Campbell.
"Saya mencalonkan diri dengan kesadaran penuh dan tahu tidak akan dipandang sebagai calon unggulan. Saya melihat para politikus yang sudah berkarier 5, 10 sampai 15 tahun bekerja dengan buruk. Mereka seharusnya bisa bekerja dengan lebih profesional!"
Â
Â
Budi Sudarsono
Prestasi dan popularitas sebagai mantan pesepak bola Nasional dan Persik Kediri membulatkan tekad Budi Sudarsono untuk terjun ke dunia politik. Melalui Partai Persatuan Pembangunan (PPP), sosok yang dijuluki Si Ular Piton karena keganasannya mengoyak gawang ini ikut kontestasi sebagai calon legislatif (caleg) DPRD Kabupaten Kediri.
"Saya mohon doanya bisa meraih banyak suara dan lolos sebagai anggota DPRD Kabupaten Kediri. Politik benar-benar dunia baru bagi saya. Makanya, saya masih belajar menggelutinya," tutur Budi Sudarsono.
"Saya tahu sepak bola adalah olahraga rakyat yang sangat digemari. Tapi, warga tak hanya membutuhkan sepak bola. Mereka memerlukan program konkret yang bisa bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Misalnya, pembangunan infrastruktur dan perbaikan ekonomi," katanya.
Â
Advertisement
Markus Haris Maulana
Mantan suami Kiki Amalia ini memutuskan terjun ke panggung politik setelah kariernya malang melintang di berbagai klub Tanah Air hingga Timor Leste. Kiper andalan Timnas di Piala AFF 2010 ini tergabung sebagai kader dari Partai Perindo.
Â
Jack Komboy
Mantan bek tengah Persipura Jayapura ini terjun ke dunia politik usai memutuskan gantung sepatu pada 2009. Euforia reformasi membuat Jack Komboy tertarik dengan politik.
Gayung pun bersambut. Partai Hanura yang lahir di era reformasi menarik Jack Komboy sebagai kader, sekaligus calon legislatif untuk duduk di kursi DPRD Papua.
Karir politikus yang pernah membela PSM Makasar ini berjalan mulus. Berkat ketenarannya sebagai bintang Persipura cukup mudah untuk menggalang massa, sekaligus menjadi penyumbang suara saat Pileg 2009.
Selain popularitas, Jack Komboy memang seorang petarung sejati. Karakternya yang supel dan mudah bergaul dengan siapa saja menjadi kunci keberhasilannya di dunia politik Papua.
Jack Komboy tercatat dua periode duduk sebagai anggota DPRD Papua. Kini dia memegang posisi sebagai Ketua Komisi V DRPD Papua. Sumbangsihnya untuk Persipura di legislatif cukup signifikan.
Pada 2006, Jack Komboy bersama pengurus Persipura ke Jakarta dengan mendatangi beberapa menteri terkait untuk memperjuangkan hak Mutiara Hitam tampil di kandang, Stadion Mandala Jayapura di Piala Champions Asia. Padahal, saat itu AFC tak merestui Persipura tampil di hadapan pendukungnya, karena alasan jarak dan infrastruktur kurang memenuhi syarat. Perjuangan Jack Komboy pun berhasil.
Â
Advertisement
Aris Budi
Nama mantan bek tengah ini melesat usai mengantar Petrokimia Putra menjuarai Divisi Utama pada 2002. Beberapa klub besar menjadi persinggahannya usai hijrah dari Petrokimia Putra.
Gelar Pemain Terbaik Piala Copa diraihnya bersama Arema. Namun cedera lutut memaksa Aris Budi Prasetyo pensiun dini. Di tengah cobaan ini, Aris Budi Prasetyo ditawari temannya bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN).
"Saya terjun ke politik, karena 'kecelakaan'. Saya tidak paham politik. Saya masuk PAN karena ajakan teman. Tapi, saya pikir waktu itu tak ada salahnya mencoba belajar politik. Sekarang akhirnya kebablasan. Ternyata politik itu menarik dan punya seni tersendiri," tutur Aris Budi Prasetyo.
Saat ini Aris Budi Prasetyo tercatat sebagai anggota DPRD Kota Pasuruan. Seperti Heri Rafni Kotari, Aris pun tak bisa melupakan sepak bola yang mengharumkan namanya. Pada 2016 lalu, Aris Budi turun tangan langsung sebagai pelatih Persekap di ajang ISC B.
Karena dana Persekap cekak, saat itu Aris Budi sempat menggadaikan sertifikatnya tanah dan rumahnya ke sebuah bank. Kini Aris Budi masih ikut kontestasi Pileg 2019 untuk DPRD Kota Pasuruan.
Di sela-sela kesibukan politik, Aris Budi mengamalkan ilmu sepak bolanya dengan melatih di SSB miliknya. Dia juga jadi arsitek untuk tim Piala Suratin Persekap.
Â
Atep
Setelah meninggalkan Persib Bandung dan bergabung bersama PSKC Cimahi di Liga 2, pemain kelahiran Cianjur ini mulai merambah dunia politik. Sosok Atep ramai di media sosial sebagai seorang kader Partai Demokrat.
Atep digadang-gadang bakal maju sebagai Calon Wakil Bupati Bandung dalam Pilkada berikutnya. Namun, Atep enggan banyak komentar terkait pencalonan untuk Wakil Bupati Bandung dari Partai Demokrat.
"Saya tidak mau berkomentar dulu, karena belum ada pernyataan resmi dari partai. Kalau sudah ada pernyataan dari partai, baru saya mau bicara," ujar pemain yang karib disapa Lord Atep saat masih berkarier di Persib Bandung.
Bicara mengenai pilihannya yang jatuh kepada Partai Demokrat sebagai tempatnya memulai karier politik, Atep mengaitkannya dengan warna kebesaran Persib Bandung. "Karena warnanya sama-sama biru," ujar Atep sambil tersenyum.
Satu hal yang pasti menurut Atep, pilihannya untuk terjun ke dunia politik sudah dipikirkan secara matang dan menegaskan kesiapannya terhadap segala konsekuensi yang akan ada.
"Banyak yang bilang politik itu kotor, padahal tidak semua kotor. Satu hal yang pasti, saya harus siap dengan segala konsekuensinya," ujar Atep mengakhiri.
Â
Advertisement
Nilmaizar
Gairah Nilmaizar di dunia politik tak perlu disangsikan lagi. Sayang, tampaknya ia kurang mujur.
Seakan tak kapok dengan kegagalan pada 2014 silam, ia kembali mencoba 'melenggang ke Senayan' pada 2019. Akan tetapi, ia kembali gagal.
Nilmaizar tak perlu lama menganggur. Pada Kamis 4 Juli 2019, ia resmi diangkat sebagai pelatih Persela Lamongan hingga sekarang.