Bola.com, Turin - Juventus masih terjebak pada periode buruk setelah gagal meraih kemenangan dalam tiga pertandingan beruntun. Yang terbaru, Bianconeri ditahan Sassuolo 3-3, Kamis (17/7/2020) dini hari WIB. Ada masalah apa, Juventus?
Performa kurang impresif Juventus sudah terlihat setelah lockdown. Dua laga Coppa Italia dimainkan, Juventus tak mampu mencetak gol melawan AC Milan dan Napoli. Gelar juara melayang.
Baca Juga
Diego Simeone Terisak di Momen Bersejarah, Rayakan 700 Laga La Liga dengan Atletico Madrid
Hasil Pertandingan Pemain Diaspora Timnas Indonesia: Thom Haye dan Mees Hilgers Petik Hasil Berbeda di Eredivisie
Kata-Kata Mikel Arteta Setelah Arsenal Bungkam Nottingham Forest: Pemain Bersatu dan Bersemangat
Advertisement
Setelah itu, performa Juventus membaik. Maurizio Sarri mampu membawa Juventus meraih empat kemenangan beruntun. Juventus makin kukuh di puncak klasemen Serie A, apalagi tim pesaing juga tampil buruk.
Namun, laga melawan AC Milan menjadi awal petaka bagi klub asal Turin. Juventus sempat unggul dengan skor 2-0, tetapi akhirnya kalah 2-4 pada laga di San Siro. Setelah itu, segalanya berjalan sulit bagi sang juara bertahan.
Setelah kalah dari Milan, Juventus harus berjumpa Atalanta. Lawan yang dihadapi adalah tim yang sedang onfire. Juventus kesulitan meladeni permainan agresif La Dea. Si Nyonya Tua harus puas dengan skor 2-2 di Allianz Stadium.
Juventus bisa dibilang beruntung. Mereka mendapat dua gol penalti yang keduanya dieksekusi Cristiano Ronaldo. Satu penalti terjadi pada menit akhir babak kedua.
Setelah itu, Juventus berjumpa Sassuolo di Mapei Stadium, Kamis (16/7/2020) dini hari WIB. Juventus sempat unggul 1-0 dari gol Danilo dan Gonzalo Higuain, tetapi Sassuolo membalikkan kedudukan menjadi 3-2. Juventus hampir mengalami tragedi seperti saat berjumpa AC Milan.
Namun, Juventus punya Alex Sandro yang membuat laga berakhir dengan skor 3-3.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Apa yang Terjadi?
Juventus hanya mendapat dua poin dari tiga laga terakhirnya. Dari tiga laga itu, ada satu hal yang sangat menonjol: buruknya lini belakang Juventus. Bayangkan, Si Nyonya Tua harus kebobolan sembilan gol.
Ya, sembilan gol.
Pada laga melawan AC Milan, absennya Mattijhs de Ligt dianggap sebagai faktor yang membuat Juventus tampil buruk. Daniele Rugani sebagai pengganti tidak tampil bagus. De Ligt kembali di laga melawan Atalanta, tetapi Juventus tetap kebobolan.
Saat berjumpa Sassuolo, De Ligt berduet dengan Giorgio Chiellini -kemudian diganti Rugani pada babak kedua-. Juventus tetap tampil buruk. Kebobolan tiga gol. Performa lini belakang Juventus pantas mendapat kritik tajam.
Dikutip dari Opta, Wojciech Szczesny harus membuat tujuh penyelamatan di laga melawan Sassuolo. Itu tidak pernah terjadi sejak Gianluigi Buffon melakukan penyelamatan dengan jumlah yang sama di laga melawan Milan pada 2014.
Nampaknya, tugas berat bagi Maurizio Sarri adalah memperbaiki lini belakang.
Sumber: Opta
Disadur dari: Bola.net (Penulis Asad Arifin, published 16/7.2020)
Advertisement