Bola.com, Jakarta Pertumbuhan gaji pemain sepak bola dunia melejit begitu cepat. Nominal gaji para pesepak bola era sekarang nyaris tak terbayangkan pada dua dekade silam.
Saat ini, tak sedikit pesepak bola yang menerima gaji miliaran rupiah per pekan. Bahkan, gaji besar seperti itu sudah menjadi hal lazim, terutama di klub-klub besar Eropa.
Baca Juga
Advertisement
Nominal gaji seorang pemain ditentukan oleh banyak faktor. Sebut saja kemampuannya, nilai jualnya, pengalamannya, nilainya berdasarkan kinerjanya di lapangan, dan lain-lain.
Beberapa klub bahkan tak segan-segan memberikan gaji dengan nilai fantastis, terutama untuk pemain baru yang direkrut saat sudah berstatus bintang.
Sayangnya, ada sejumlah pesepak bola yang gajinya tak sebanding dengan kinerjanya di lapangan. Alhasil, gajinya tampak terlalu tinggi dan klub rugi karena tak sebanding dengan kontribusinya. Berikut tujuh di antaranya, seperti dilansir Sportkeeda, Selasa (21/7/2020).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
7. Adrien Rabiot (PSG) - Rp3,2 Miliar Per Pekan
Adrien Rabiot bisa dibilang disingkirkan dari tim utama PSG hampir selama setahun. Penyebabnya adalah perselisihan dengan dewan klub karena masalah kontrak.
Dia kemudian pindah ke Juventus pada musim panas 2019 dengan iming-iming gaji tinggi. Ia menjadi pemain bergaji tertinggi kedua di Serie A setelah Cristiano Ronaldo.
Namun, penampilannya pada musim debut di Italia jauh dari mengesankan. Ia hanya terlibat dalam 31 laga di semua kompetisi, mencetak satu gol, dengan hanya menjadi starter dalam 17 laga di liga.
Advertisement
6. Philippe Coutinho (Barcelona) - Rp4,4 Miliar Per Pekan
Kepindahan Philippe Coutinho dari Liverpool ke Barcelona pada awalnya seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Namun, setelah berjalan 18 bulan, semuanya berubah menjadi mimpi buruk bagi Coutinho. Pada musim panas 2019 dia malah dipinjamkan ke Bayern Munchen.
Namun, masa peminjaman ke Bayern Munchen tak membuat masa depan Coutinho menjadi lebih cerah. Bayern Munchen emoh mengikat Coutinho dengan kontrak permanen. Pemain asal Brasil itu berada di persimpangan jalan untuk menentukan langkah selanjutnya.
Dia hanya semusim bertahan di Bayern Munchen, mencatatkan 15 kali bermain sebagai starter dan menyumbangkan sembilan gol.
Coutinho sempat dikaitkan dengan beberapa klub Premier League. Namun, gajinya yang mencapai 240 ribu pounds atau setara Rp4,4 per pekan membuat Barcelona kesulitan mencari klub baru bagi Coutinho.
5. Ousmane Dembele (Barcelona) - Rp3,9 Miliar Per Pekan
Satu lagi rekrutan mahal yang berujung kesalahan besar bagi Barcelona dalam beberapa tahun terakhir. Ousmane Dembele direkrut Barca pada musim panas 2017, yang saat itu memecahkan rekor transfer klub. Dia diplot untuk menggantikan Neymar. Namun, kenyataan tak seindah rencana.
Dia sebenarnya memiliki kemampuan apik, namun kerap direcoki cedera panjang. Dia total melewatkan 86 pertandingan Barcelona dalam tiga tahun terakhir karena masalah kebugaran. Bahkan profesionalismenya dipertanyakan, apalagi dia digaji 210 ribu pounds (Rp3,9 miliar) oleh El Barca.
Dembele menghabiskan hampir 2 tahun di ruang perawatan dan Barcelona menghamburkan banyak uang untuk pemain yang tak pernah benar-benar bisa fit.
Advertisement
4. Luka Jovic (Real Madrid) - Rp3,1 Miliar Per Pekan
Luka Jovic mencuri perhatian ketika dalam semusim mencetak 27 gol di semua kompetisi serta mengantar Eintracht Frankfurt ke semifinal Liga Europa. Real Madrid kemudian memboyongnya pada musim panas 2019 dengan mahar 60 juta euro (Rp1,1 triliun).
Namun, gemerlap di Santiago Bernabeu tampaknya malah membuat Luka Jovic sulit mengeluarkan penampilan terbaiknya. Pelatih El Real, Zinedine Zidane, belum bisa menaruh kepercayaan terhadap sang pemain.
Posisinya makin tersisih setelah Karim Benzema kembali menemukan sentuhan emasnya. Alhasil, Luka Jovic malah lebih akrab dengan bangku cadangan.
Sejauh ini, Jovic hanya mencetak 2 gol dalam 22 laga di semua kompetisi dan hanya tujuh kali masuk starting XI.
3. Alexi Sanchez (Pemain Manchester United yang Dipinjamkan ke Inter Milan) - Rp7,4 Miliar Per Pekan
Manchester United harus bersaing ketat dengan Manchester City saat hendak mendatangkan Alexis Sanchez dari Arsenal pada Januari 2018. Red Devils memenangi persaingan setelah menawarkan gaji tinggi terhadap Sanchez, mencapai 400 ribu pounds (Rp7,4 miliar per pekan).
Namun, pada musim 2019 dia sudah dipinjamkan ke Inter Milan. Alasannya, selama 18 bulan di Old Trafford, Sanchez hanya mencetak lima gol.
Kiprah pemain Chile itu di Italia juga tidak berjalan mulus, karena direcoki cedera. Dalam beberapa pekan terakhir penampilan Sanchez menunjukkan perkembangan. Tetapi, sulit membayangkan pelatih Inter Milan, Antonio Conte, akan menyodorkan kontrak permanen kepada Sanchez.
Advertisement
2. Gareth Bale (Real Madrid) - Rp6,5 Miliar Per Pekan
Gareth Bale nyaris tak berkontribusi signifikan untuk Real Madrid dalam dua tahun terakhir. Padahal, statusnya adalah pemain bergaji tertinggi di Real Madrid.
Pada awal musim ini, dia sudah diberi tahu tak punya masa depan di Santiago Bernabeu. Namun, meskipun santer disebut-sebut akan pergi pada musim panas 2019 maupun musim dingin 2020, Bale masih bertahan.
Hubungannya dengan fans Real Madrid juga sangat buruk. Bahkan, pemain asal Wales itu terang-terangan menunjukkan tak peduli terhadap Real Madrid.
1. Mesut Ozil (Arsenal) - Rp6,5 Miliar Per Pekan
Mesut Ozil benar-benar diabaikan oleh manajer Arsenal, Mikel Arteta dalam beberapa bulan terakhir. Padahal Ozil adalah pemain bergaji tertinggi di Emirates, menerima 350 ribu pounds atau Rp6,5 miliar per pekan.
Sebenarnya, saat awal-awal Mikel Arteta datang menggantikan Unai Emery, Ozil sempat mendapatkan kesempatan bermain. Namun, performanya jauh di bawah harapan. Tingkah laku dan etos kerjanya dipertanyakan.
Setelah sepak bola kembali bergulir selepas lockdown, Ozil belum pernah dimainkan lagi oleh Arteta. Arteta beralasan Ozil mengalami masalah pada punggung.
Namun, pekan lalu Ozil menyindir dengan mengunggah fotonya disertai caption bahwa dirinya baik-baik saja. Tapi, Ozil tampaknya memang tidak termasuk dalam skema yang dirancang oleh Mikel Arteta.
Sumber: Sportkeeda
Advertisement