5 Transfer Menggegerkan Dunia yang Dikenang Sepanjang Masa: Lionel Messi Bakal Masuk Daftar Selanjutnya?

Rekor transfer dunia yang dibuat Neymar dari Barcelona ke Paris Saint-Germain pada 2017 adalah sebuah kejutan. Pemain yang jadi elemen penting dari trisula maut Blaugrana memilih meninggalkan kemeriahan La Liga untuk bermain di kompetisi kelas medioker Eropa, Liga Prancis.

Neymar memainkan peran penting dalam treble kedua bersejarah Catalan pada tahun 2015.

Ide inti dari transfer Neymar ke Paris adalah untuk keluar dari bayang-bayang mantan rekan setimnya Lionel Messi. Sang penyerang asal Brasil itu ingin dikenang sebagai pemain hebat di timnya, bukan orang nomor dua.

Ia menjadi pemain termahal dengan mahar transfer 222 juta euro, lebih dari dua kali lipat jumlah yang dibayarkan oleh Manchester United untuk Paul Pogba, yang merupakan rekor dunia sebelumnya.

Langkah ini berdampak luar biasa pada pasar transfer seperti yang kita ketahui. Sejak transfer ini selesai, klub-klub mulai menuntut uang yang amat tinggi untuk pemain bintang mereka, ketika klub-klub elit datang.

Tujuh dari sepuluh pemain termahal sepanjang masa dibeli setelah kepindahan bersejarah ini, dua di antaranya dilakukan oleh Barcelona dalam upaya mereka menggantikan Neymar (Philippe Coutinho dan Ousmane Dembele).

Kepindahan Neymar, hingga saat ini, tetap merupakan transfer yang telah mengguncang pasar dan mengubah cara klub menilai pemain mereka.

Kehadiran Neymar membuat PSG menjadi tim yang mendunia. Banyak pemain berkelas mau bermain di sana, tentunya dengan bayaran mahal pula. Mereka jadi penguasa Liga Prancis beberapa tahun terakhir. Tugas utama Neymar sendiri belum terealisasi, yakni membantu PSG memenangi Liga Champions untuk kali pertama.

Transfer Luis Figo ke Real Madrid dari rival utama mereka Barcelona menjadi salah satu transfer paling kontroversial sepanjang masa. Pemain asal Portugal itu dibujuk ke Santiago Bernabeu oleh presiden Los Blancos Florentino Perez pada tahun 2000. Setelah memenangkan Ballon d'Or di tahun yang sama, transfer 62 juta euro Figo menandai dimulainya era 'Los Galacticos'.

Real Madrid kemudian merekrut sejumlah superstar terbaik di planet ini, termasuk orang-orang seperti Zinedine Zidane, Ronaldo Nazario, David Beckham, dan banyak lainnya.

Setelah menghabiskan lebih dari lima tahun di klub ibu kota, pemain Portugal itu memenangkan dua gelar La Liga bersama Real Madrid, jumlah gelar yang sama yang ia menangkan di Barcelona, ​​plus satu trofi Liga Champions.

Kepindahan Figo saat itu membuat El Clasico makin panas. Sang winger diteror suporter Barcelona yang mencapnya sebagai Judas (murid Yesus yang berkhianat).

Mantan presiden Blaugrana Joan Laporta berniat mendatangkan salah satu dari David Beckham, Thierry Henry, atau Ronaldinho untuk memulai era baru di klub. Beckham lebih memilih gabung ke Real Madrid, sementara itu Henry memutuskan menerima pinangan Arsenal.

Barcelona pun mendatangkan Ronaldinho setahun setelah tampil di Piala Dunia 2002.

Transfer senilai 30 juta euro membawa perubahan radikal dalam nasib Barcelona. The Catalans gagal memenangkan satu pun gelar La Liga di awal 2000-an sampai kemudian sang gelandang serang kreatif hijrah ke Camp Nou.

Ronaldinho terbukti menjadi katalisator untuk beberapa tahun yang sangat sukses di Barcelona.

Mantan pemain PSG itu memainkan peran penting dalam kebangkitan Barcelona di abad ke-21, membawa mereka meraih dua gelar La Liga berturut-turut dan mengakhiri penantian 14 tahun mereka untuk gelar Liga Champions.

Ronaldinho juga memenangkan Ballon d'Or setelah dua gelar domestik bersama Barcelona pada 2005. Namun, bukan hanya penghargaan dan kemampuannya yang membuatnya begitu mematikan.

Semangat tim berada pada titik tertinggi sepanjang masa selama mantranya di Spanyol karena Ronaldinho adalah kepribadian yang sangat positif. Seorang pemain dengan karakternya membantu membawa rasa kegembiraan pada Barcelona saat memainkan sepak bola, ​​yang pada akhirnya memainkan peran penting dalam kesuksesan mereka.

Bahkan Lionel Messi yang dibimbing oleh peraih Ballon d'Or itu pun kagum dengan Ronaldinho. Berbicara tentang mantan rekan setimnya, Messi mengungkapkan:

"Ronaldinho bertanggung jawab atas perubahan di Barca. Itu adalah waktu yang buruk dan perubahan yang terjadi dengan kedatangannya itu luar biasa. Di tahun pertama, dia tidak memenangkan apa pun tetapi orang-orang jatuh cinta padanya. Kemudian trofi dimulai datang dan dia membuat semua orang bahagia. Barca harus selalu bersyukur atas semua yang dia lakukan. "

Ronaldinho akhirnya pindah ke AC Milan menjelang Pep Guardiola didapuk pelatih Barcelona. Kepergiannya sempat disayangkan, walau belakangan publik mulai melupakan karena generasi emas Barcelona didikan La Masia telah lahir dengan rentetan kesuksesan yang lebih besar.

Pada tahun 1992, Leeds United memulai kontak dengan Manchester United. Mereka berniat memulangkan Denis Irwin. Sir Alex Ferguson menolak kemungkinan penjualan Irwin, tetapi panggilan telepon itu akhirnya menyebabkan Setan Merah mentransfer Eric Cantona dengan nominal rekor 1,2 juta poundsterling.

Sedikit yang dunia tahu, bagaimanapun, bahwa itu akan menjadi transfer yang akan mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh dunia sepak bola.

Legenda asal Prancis itu datang ke Old Trafford dan membantu United meraih gelar liga pertama mereka hanya dalam waktu kurang dari 30 tahun, memicu era dominasi yang tak terbantahkan.

Pasukan Sir Alex kemudian memenangkan total empat gelar Liga Premier dan dua Piala FA dalam lima tahun di klub. Cantona mencetak total 64 gol dalam 143 penampilan liga untuk United, tapi bukan hanya gol produktifnya yang membuatnya berbeda.

Cantona adalah seseorang yang selalu ingin mencapai hal spektakuler. Dia flamboyan dan merupakan seseorang yang bisa mengubah arah permainan dengan satu momen keajaiban yang menakjubkan. Dampak yang dia miliki di klub yang membutuhkan inspirasi pada saat itu tidak dapat diukur karena Cantona mampu melakukan hal yang luar biasa.

Arogansi, bakat, dan persepsinya tentang sepak bola membuatnya menjadi pemain yang luar biasa dalam segala hal. Penting untuk dicatat bahwa dia juga berada di jantung beberapa kontroversi, tetapi apa yang dia lakukan di lapangan (kecuali tendangan kungfunya ke seorang penonton) cukup sensasional. Pria dari Marseille datang ke Old Trafford sebagai striker flamboyan dan berbakat dan pergi sebagai pria yang akrab disebut sebagai 'The King'.

Real Madrid dinilai sebagai klub terbesar di dunia karena kesuksesan besar mereka baik di kompetisi domestik maupun kontinental. Mereka mengoleksi 34 gelar La Liga dan 13 Liga Champions. Sebagian besar dari sejarah termasyhur dicapai di abad ke-20 ditandai dengan satu rekrutan pemain yang sensasional.

Transfer kontroversial Alfredo Di Stefano dari klub Kolombia Millonarios pada tahun 1953 menjadi salah satu strategi transfer paling luar biasa yang pernah dilakukan oleh Los Blancos. Real Madrid merebut striker kelahiran Argentina itu dari cengkeraman Barcelona, klubnya saat itu yang tidak pernah menyetujui transfer ke Nou Camp.

Di Stefano dengan cepat menjalin kemitraan dengan penyerang lain yang kemudian juga menjadi legenda, Ferenc Puskas. Real Madrid kemudian memenangkan delapan gelar liga dan lima Piala Eropa berturut-turut dengan Di Stefano sebagai ujung tombak serangan mereka..

Ia memenangkan dua trofi Ballon d'Or saat berada di Madrid, dan menghabiskan 11 tahun yang luar biasa sukses bersama Los Blancos. Pemain asli Buenos Aires itu juga mencetak lebih dari 300 gol yang menakjubkan untuk Real Madrid.

Warisannya masih hidup hingga hari ini, dengan beberapa penghargaan seperti penghargaan Alfredo Di Stefano yang didedikasikan untuk mendiang legenda Real Madrid. Klub juga menamai stadion La Fabrica mereka untuk menghormatinya. Di Stefano hidup tidak hanya sebagai pemain terbaik Los Blancos dalam sejarah dongeng mereka, tetapi juga sebagai salah satu penyerang paling lengkap sepanjang masa.

Sumber: Sportskeeda