Bola.com, Paris - Striker Paris Saint-Germain, Neymar, mengaku mendapat perlakuan rasisme dari bek Marseille, Alvaro Gonzalez. Pemain Timnas Brasil itu menegaskan rasisme dan intoleransi merupakan perbuatan yang tak bisa diterima.
Neymar merupakan satu dari tiga pemain PSG yang diganjar kartu merah ketika bersua Marseille pada laga pekan ketiga Ligue 1, di Parc des Princes, Senin (14/9/2020) dini hari WIB.
Baca Juga
Advertisement
Eks striker Barcelona itu mendapatkan kartu merah karena terbukti menempeleng kepala bek Marseille, Alvaro Gonzalez, ketika terjadi keributan antarpemain pada akhir pertandingan.
Neymar dikabarkan kesal karena sepanjang laga, Gonzalez kerap memanggilnya dengan sebutan monyet. Setelah diusir wasit Jerome Brisard dan berjalan ke lorong stadion, sang pemain sempat mengadu ke wasit cadangan bahwa Alvaro Gonzalez berperilaku rasisme kepadanya.
"VAR begitu mudah menangkap aksi saya. Sekarang saya dipanggil bajingan monyet. Ada apa? Wasit menghukum saya. Saya diusir. Bagaimana dengan mereka? Ada apa?" tulis mantan pemain Barcelona itu di akun Instagramnya, @neymarjr.
Akan tetapi, Gonzalez dengan tegas membantah perkataan Neymar. Pemain berusia 30 tahun tersebut justru meminta Neymar untuk bisa menerima kekalahan 0-1 PSG dari Marseille.
"Tidak ada tempat untuk rasisme. Karier bersih dengan banyak rekan satu tim dan teman pada hari ini," tulis Gonzalez di akun Twitternya.
"Terkadang Anda harus belajar menerima kekalahan dan membawanya ke lapangan. Tiga poin yang luar biasa hari ini. Allez l’OMBlue heart. Terima kasih keluarga ku," lanjutnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Rasisme dan Intoleransi Tak Bisa Diterima
Neymar kembali menegaskan jika Alvaro Gonzalez telah melakukan tindakan rasisme kepada dirinya. Pemain berusia 28 tahun itu menyebut rasisme dan intoleransi tidak dapat diterima dalam segala bidang.
"Kemarin saya memberontak. Saya dihukum dengan kartu merah karena saya ingin memukul seseorang yang menyinggung saya. Saya merasa saya tidak dapat pergi tanpa melakukan sesuatu, karena saya menyadari mereka yang bertanggung jawab tidak akan melakukan apa-apa, tidak memerhatikan atau mengabaikan fakta tersebut," tulis Neymar di akun Instagramnya.
"Dalam olahraga kami, agresi, penghinaan, sumpah serapah adalah bagian dari pertandingan dan persaingan. Anda tidak bisa menjadi sosok penyayang. Saya mengerti orang ini (Alvaro Gonzalez) bagian dari permainan. Tetapi, rasisme dan intoleransi tidak dapat diterima," lanjutnya.
"Saya berkulit hitam, putra dari pria berkulit hitam, juga cucu dan cicit dari pria berkulit hitam. Saya bangga dan saya tidak melihat diri saya berbeda dari siapa pun," kata Neymar.
Advertisement
Wasit Harus Bersikap Adil
Neymar juga meminta wasit agar bersikap adil di lapangan. Selain itu, dia berharap pelaku rasisme di sepak bola atau bidang lainnya mendapatkan hukuman yang setimpal.
"Haruskah saya mengabaikannya? Saya belum tahu. Hari ini, dengan kepala dingin, saya mengiyakan, tetapi pada waktu lainnya, rekan saya dan saya meminta bantuan wasit, dan kami diabaikan. Itulah poin utamanya!"
"Saya mendapatkan hukuman, karena saya seharusnya mengikuti jalan sepak bola yang bersih. Saya berharap, di sisi lain, pelaku juga akan dihukum. Rasisme ada. Itu ada. Tetapi kita harus menghentikannya. Tidak lebih, cukup!" tulis Neymar.
Sumber: Sportskeeda, Instagram
Surat Terbuka Neymar
Advertisement