Bola.com, Jakarta - Juventus Andrea memetik kemenangan 3-0 ayas Sampdoria pada pertandingan Liga Italia 2020/2021. Kemenangan ini jadi penanda manis bagi laga debut sang pelatih baru Juventus, Andrea Pirlo.
Andrea Pirlo ditunjuk menggantikan Moaurizio Sarri di Juventus. Dia memanggul beban berat karena fans Juve punya ekspektasi tinggi, melanjutkan dominasi di Serie A dan mengembalikan kejayaan di Eropa.
Baca Juga
Kata-Kata Justin Hubner Setelah Diganjar Kartu Merah saat Timnas Indonesia Bungkam Arab Saudi: Bagian dari Pekerjaan
Timnas Indonesia Bungkam Arab Saudi, Pengamat: Akhirnya Shin Tae-yong Bisa Benahi Problem Mencetak Gol
Kritikan Pedas Antonio Cassano untuk Bos AS Roma yang Gaet Claudio Ranieri: Keluarga Friedkin Lagi-lagi Bikin Kacau
Advertisement
Walau masih satu laga, nampak jelas perbedaan antara Juventus sebelum dan sesudah dilatih Andrea Pirlo.
Juventus memilih mendepak Maurizio Sarri begitu gagal di Liga Champions 2019/2020 lalu. Padahal, Juventus sempat menggaransi posisi Sarri usai meraih scudetto Serie A kesembilan beruntun.
Keputusan menunjuk Pirlo dinilai mengejutkan. Dia belum punya pengalaman memimpin laga satu menit pun sebagai pelatih. Namun, Pirlo diberi kontrak tiga tahun.
Pirlo mematahkan semua keraguan. Pada giornata perdana Serie A 2020/2021, Juventus telak atas Sampdoria, Minggu (20/9/2020) dini hari WIB. Pirlo mendapat banyak pujian atas hasil apik tersebut.
Lalu, apa saja perubahan yang sudah dilakukan Andrea Pirlo bersama Juventus? Simak di bawah ini ya Bolaneters.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Formasi
Perubahan pertama yang dilakukan Andrea Pirlo adalah formasi. Pada era Maurizio Sarri, Juventus lebih sering memakai formasi 4-3-3. Terkadang, ada variasi dengan formasi 4-3-1-2 dengan Paulo Dybala sebagai playmaker.
Pada era Andrea Pirlo, formasi dengan empat bek ditanggalkan. Sejak pramusim, Juventus memakai formasi 3-5-2. Juventus kini beralih dengan formasi tiga pemain belakang.
Keputusan Andrea Pirlo memakai formasi ini tidak lepas dari pengaruh Antonio Conte. Sebagai pelatih, Andrea Pirlo mengakui banyak terinspirasi dengan Conte. Seperti diketahui, Conte fanatik dengan formas 3-5-2.
Advertisement
Cara Bermain
Claudio Ranieri menjelaskan apa yang membedakan Juventus era Sarri dan Pirlo. Menurut pelatih Sampdoria itu, Juventus era Pirlo bermain lebih lebar dan tidak langsung menuju kotak penalti lawan.
"Juventus era Sarri lebih condong vertikal, mereka mengumpan ke depan lebih sering daripada ke samping," buka Ranieri.
"Juventus [era Pirlo] membuat Anda tercerai-berai dengan pemain di sisi lapangan, jadi jika Anda tidak meneken mereka, Anda berada dalam masalah," sambung pelatih kawakan itu.
Pada formasi 3-5-2, Andrea Pirlo punya banyak mengeksploitasi ruang lewat dua bek sayap. Di sisi lain, dia juga punya Aaron Ramsey yang bergerak mobile di lini tengah.
Kebebasan Bermain
Juventus acap kali dianggap tampil kaku pada era Maurizio Sarri. Sebaliknya, pada era Andrea Pirlo, Juventus dianggap lebih cair. Baik ketika menguasai bola maupun saat kehilangan bola.
Pada laga melawan Sampdoria, memang Juventus masih bergantung pada Cristiano Ronaldo sebagai pusat serangan. Namun, lini kedua jauh lebih kreatif dan bergerak dinamis.
Dejan Kulusevski menerangkan apa yang dikatakan Pirlo padanya sebelum laga. "Andrea sangat santai, dia percaya pada para pemainnya. Kita bisa bersenang-senang," kata pemain 20 tahun itu.
Yap, sejak awal Pirlo memang ingin pemain Juventus bersenang-senang di lapangan. Caranya, menguasai bola dan bermain menyerang.
Advertisement
Cara Juventus Bertahan
Leonardo Bonucci menerangkan jika cara Juventus bertahan pada era Andrea Pirlo berbeda dengan era Sarri. Menurutnya, Pirlo ingin para pemain bertahan mengambil inisiatif lebih sering dalam mengambil bola.
"Ada pergerakan yang berbeda," buka Bonucci dikutip dari Sky Sports.
"Pada era Sarri, kami bergerak sebagi grup ketika bertahan, sedangkan bersama Pirlo kami lebih condong satu lawan satu. Itu memberi kami lebih banyak kebebasan untuk menjadi agresif dan memenangkan bola," kata bek berusia 32 tahun.
Sumber: Berbagai Sumber
Disadur dari: Bola.net (Penulis Asad Arifin, published 21/9/2020)