Bola.com, Jakarta - Sepak bola modern kekinian menekankan pada kekuatan fisik yang dikombinasikan teknik tinggi. Umumnya, pemain yang bisa menguasai dua hal itu lebih menyenangkan untuk ditonton. Ambil contoh Adama Traore dari Wolverhampton Wanderers. Ia memesona menggabungkan kecepatan luar biasa dengan kemampuan dribel kelas dunia.
Mayoritas pelatih saaat ini lebih menyukai pemain seperti itu juga. Kemampuan seorang pesepak bola untuk berlari melewati pertahanan lawan atau kemampuan menggiring bola melewati beberapa lawan secara estetika terlihat menghibur. Kualitas ini dimiliki pemain sayap kaliber seperti Eden Hazard dan Raheem Sterling.
Baca Juga
Advertisement
Namun, ada pemain tertentu yang mampu tampil di level tertinggi meski tidak memiliki kecepatan seperti itu. Mereka lebih mengandalkan keterampilan teknis dan kecerdasan membaca arah pertandingan untuk mengimbangi kurangnya kecepatan. Walau cenderung lambat mereka jago mendikte permainan dari dalam dan menempati ruang dengan tepat.
Siapa-siapa saja pemain lambat tapi bisa eksis di era sepak bola kekinian?
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Jorginho
Hampir sepanjang musim panas, banyak orang memprediksi karier Jorginho di Chelsea bakal berakhir. Munculnya pemain muda Billy Gilmour membuat Jorginho menjadi pemain cadangan, dan beredar rumor bahwa dia akan dijual.
Namun, pada kenyataannya ia terus menjadi bagian dari skuad Frank Lampard. Gelandang pengatur serangan asal Italia itu tampaknya tidak mungkin meninggalkan klub, setelah Ross Barkley telah pergi ke Aston Villa.
Setelah bergabung dengan Chelsea pada 2018 seharga 57 juta euro, pemain berusia 28 tahun itu adalah salah satu pemain sarat pengalaman di antara skuad muda Chelsea, dan Lampard berharap ia membantu pemain belia seperti Gilmour dan Mason Mount untuk berkembang menjadi pemain yang lebih baik.
Advertisement
Sergio Busquets
Sergio Busquets salah satu gelandang bertahan terbaik di dunia saat ini. Di awal kehadirannya ia diragukan bakal jadi salah satu elemen permainan cepat tiki-taka Barcelona. Sebelum akhirnya membuktikan bahwa dirinya tukang jagal berkelas yang menjadi kunci kesuksesan Tim Catalan satu dekade terakhir.
Ia sempat diisukan bakal dibuang, seiring kedatangan Ronald Koeman. Ia dinilai semakin lambat di usianya yang mulai uzur. Namun, Busquets, yang telah menghabiskan seluruh karir bermainnya di Barcelona, tampaknya berniat untuk membuktikan bahwa hal tersebut tidak benar, dengan beberapa penampilan yang kuat di awal musim.
Pemain berusia 32 tahun itu telah dikagumi oleh orang-orang seperti Johan Cruyff dan Vicente del Bosque karena gaya bermainnya, dan kemungkinan akan menyelesaikan karir bermainnya di Barcelona yang dicintainya, di mana ia telah membuat hampir 600 penampilan di semua kompetisi sejak melakukan debutnya di 2008.
Mats Hummels
Salah satu bek tengah terbaik dunia selama masa jayanya, Mats Hummels terus memainkan peran penting untuk Borussia Dortmund.
Hummels bergabung kembali dengan Borussia Dortmund dari Bayern Munchen seharga 30,5 juta euro pada 2019, setelah membuat lebih dari 300 penampilan di semua kompetisi bersama klubnya.
Pemain berusia 31 tahun ini telah dipercaya untuk membimbing bek muda seperti Manuel Akanji dan Dan-Axel Zagadou, sambil memainkan menit-menit penting miliknya.
Pengumpan luar biasa yang terkenal karena kecerdasan dan kekuatannya, pemain internasional Jerman ini tetap menjadi pemain top untuk klub raksasa Jerman.
Advertisement
Luka Modric
Salah satu gelandang terbaik generasi ini, Luka Modric mengokohkan warisannya dengan memenangkan Ballon d'Or pada 2018.
Pemain internasional Kroasia, yang bergabung dengan Real Madrid pada 2012 dari Tottenham Hotspur seharga 35 juta euro. Ia terkenal karena kreativitas, passing, dan kemampuan teknisnya. Kemitraan lini tengah Modric dengan Toni Kroos membentuk poros yang solid bagi Real Madrid saat mereka memenangkan tiga gelar Liga Champions berturut-turut.
Kini berusia 35 tahun, Modric belum terlihat menunjukkan tanda-tanda kemerosotan. Meski begitu, ia membuat 40 penampilan di semua kompetisi untuk Los Blancos musim lalu, saat mereka memenangkan liga.
Thomas Muller
Penampilan Thomas Muller mungkin tidak enak dipandang, tetapi efektivitas dan penampilannya yang konsisten hanya dapat ditandingi tak banyak dimiliki pesepak bola lainnya.
Mampu bermain di berbagai posisi menyerang, pemain internasional Jerman ini sangat dihargai karena kecerdasan pertandingan, kesadaran posisi, dan kemampuannya dalam gerakan off-the-ball.
Muller menggambarkan perannya sebagai "Raumdeuter", atau juru bahasa ruang. Istilah yang paling pas menggambarkan caranya bermain. Ia selalu ada di posisi yang tepat. Pemain yang jadi tali penyambung antarlini untuk memperkuat daya dobrak.
Saat Bayern Munchen meraih treble musim lalu, Muller memainkan peran penting di ketiga kompetisi tersebut.
Advertisement
Toni Kroos
Salah satu gelandang terbaik dunia sepak bola saat ini, Toni Kroos adalah sosok pengendali ruang mesin Real Madrid dan Timnas Jerman.
Kroos bergabung dengan Real Madrid dari Bayern Munich pada 2014 seharga 25 juta euro, dan telah membuat hampir 300 penampilan di semua kompetisi untuk Los Blancos.
Seorang pengumpan yang sangat baik dengan visi fenomenal dan kemampuan untuk mendikte permainan, Kroos dipandang sebagai contoh ideal dari seorang playmaker handal.
Pemain berusia 30 tahun terus memainkan peran kunci untuk klub dan negara, menarik perhatian dari lini tengah dan menemukan rekan setimnya dengan umpan-umpan akurat.
Sumber: Sportskeeda