Bola.com, Jakarta - Media Italia, Tuttosport, selaku penggagas Golden Boy Award telah mengumumkan daftar nominasi peraih penghargaan pemain muda terbaik se-Eropa. Terdapat 20 nama yang akan memperebutkan satu trofi Golden Boy Award 2020.
Pada edisi sebelumnya, bintang muda Portugal, Joao Felix, dinobatkan sebagai pemain muda terbaik se-Eropa. Felix tampil bersinar dalam musim perdananya bersama Atletico Madrid pada 2019 lalu.
Advertisement
Pada Golden Boy Award tahun ini, ada beberapa kandidat yang cukup familiar di dunia sepak bola, seperti Erling Haaland, Jadon Sancho, dan Alphonso Davies yang ada di dalam daftar.
Tak hanya mereka, tetapi masih ada nama lainnya seperti Sergino Dest, Fabio Silva, Ansu Fati, dan Phil Foden pun ikut dalam perburuan penghargaan bergengsi tersebut.
Bukan tanpa alasan, mengingat keempat pemain tersebut memang tampil impresif dengan klubnya masing-masing. Selain itu, umurnya yang masih di bawah 21 tahun pun menjadi alasan dukungan lainnya. Lantas, seperti apa profil para keempat pemain tersebut? Berikut ini adalah ulasannya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sergino Dest (Barcelona)
Sergino Dest mengawali karier sepak bola bersama akademi kota kelahirannya, Almere City FC. Baru pada 2012, Dest dipinang oleh Ajax Amsterdam untuk menimba ilmu di akademi mereka.
Setelah menimba ilmu selama tujuh tahun, Dest baru naik ke tim utama pada musim 2019/2020. Dia mencatatkan debutnya di tim senior Ajax pada usia 18 tahun dan berhasil tampil apik. Semenjak saat itu, pemain berusia 19 tahun itu menjadi satu di antara pemain inti Ajax.
Kegemilangan Dest membuat Barcelona rela menggelontorkan dana sebesar 21 juta euro untuk memboyongnya pada bursa transfer musim panas 2020/2021.
Dia pun menjadi pemain asal Amerika Serikat pertama yang membela tim utama Barcelona, dan digadang-gadang akan menjadi suksesor Dani Alves.
Dest sudah menjalani laga debutnya ketika Barcelona berjumpa Sevilla di La Liga 2020/2021. Walaupun masuk sebagai pemain pengganti dan hanya bermain 15 menit, Dest mampu tampil apik dan mengesankan.
Advertisement
Fabio Silva (Wolverhampton Wanderers)
Fabio Silva menjadi rekrutan termahal sepanjang masa milik Wolverhampton Wanderers. Silva diboyong The Wolves dengan mahar 40 juta euro dari FC Porto. Dengan harga setinggi itu, tentu ada kualitas yang ditawarkan pemain berusia 18 tahun tersebut.
Walaupun memiliki wajah yang baby face, tetapi keganasan Silva sebagai juru gedor di lini depan tak perlu diragukan lagi. Silva memiliki kualitas teknis tinggi dan tak kenal ampun ketika berhadapan dengan kiper lawan.
Hanya semusim bersama tim senior Porto, Fabio Silva sudah tampil dalam 21 laga dan mencetak tiga gol serta dua assist di semua kompetisi.
Dia memang masih belum mencetak gol bersama Wolves. Namun, pada usia yang masih sangat muda bukan tak mungkin kedepannya Silva menjadi mesin gol bagi Wolverhampton.
Ansu Fati (Barcelona)
Ansu Fati menjadi pemain muda yang paling sensasional dan menarik perhatian. Pada usianya yang baru menginjak 17 tahun, Fati sering kali memecahkan rekor, baik di level klub maupun tim nasional.
Fati menjadi pemegang rekor pencetak gol termuda di Timnas Spanyol, Liga Champions, dan Barcelona. Tak hanya itu, dia juga mencetak rekor sebagai pemain termuda pencetak brace di La Liga dan pencetak gol plus assist di La Liga.
Dibekali dengan kemampuan lari yang cepat, skill dribbling yang mumpuni, serta naluri mencetak gol, Fati menjelma menjadi satu di antara pesepak bola top Eropa saat ini.
Di bawah asuhan Ronald Koeman musim ini, Fati tampil ganas. Dari empat laga yang sudah dimainkannya bersama Barcelona, Fati telah membukukan tiga gol dan satu assist di La Liga 2020/21.
Advertisement
Phil Foden (Manchester City)
Gelandang Timnas Inggris, Phil Foden sukses menjadi satu di antara pemain kunci bagi Manchester City saat ini. Hal tersebut tentu tidak mengejutkan, karena Foden memang besar dan tumbuh dari The Citizens.
Foden pun pernah menjadi saksi sejarah Manchester City saat melakoni laga penentuan juara melawan Queens Park Rangers di Etihad Stadium pada 2012. Kala itu, Foden bukan bertindak sebagai pemain, melainkan ball boy pada laga tersebut.
Namun, berkat kegigihan dan bakat besar yang dimiliki, Foden berhasil menjadi pemain yang penting untuk Manchester City. Kariernya sebagai pesepak bola profesional bisa dibilang cepat, pasalnya pemain berusia 20 tahun itu sudah menetap di skuad senior City sejak 2017.
Puncaknya musim lalu, di bawah komando Pep Guardiola. Foden mendapat kesempatan bermain yang cukup banyak dan berhasil tampil apik. Hal itu pun berujung pemanggilan dirinya ke Timnas Inggris.
Akan tetapi, Foden mencoreng penampilannya bersama Tim Tiga Singa dengan melanggar protokol kesehatan COVID-19.
Sumber: Transfermarkt
Disadur dari: Bola.net (Penulis: Hendra Wijaya/Editor: Serafin Unus Pasi/Published: 16/10/2020)