Bola.com, Jakarta - Bagi mereka yang bertanya-tanya di mana Alexandre Pato berkarier, jawaban singkatnya untuk saat ini tidak ada. Setelah berjaya bersama AC Milan, pesepak bola asal Brasil ini sedang menganggur alias tak memiliki klub.
Baru menginjak usia 31 tahun, Pato berstatus tanpa klub sejak Agustus ketika Sao Paulo setuju untuk mengakhiri kontraknya. Meskipun pandemi virus corona membuat klub lebih cenderung menggunakan agen gratis, nyatanya belum ada yang mau menggunakan jasanya.
Baca Juga
Kabar Terkini Mengenai Wasit yang Akan Memimpin Laga Timnas Indonesia Melawan Jepang dan Arab Saudi
Persib Disindir Bobotoh dengan Sebutan Badut Asia, Bojan Hodak: Kami Memang Tak Cukup Kuat di Liga Champions
Kedubes RI di Denmark Jalin Koordinasi untuk Jalani Sumpah WNI Kevin Diks: Tunggu Kabar PSSI
Advertisement
Situasi Pato saat ini sangat jauh dari awal kariernya, ketika semua yang disentuhnya berubah menjadi emas.
Momen terbaiknya bisa dibilang diraihnya bersama AC Milan. Alexandre Pato memainkan 117 pertandingan di Serie A selama enam tahun di AC Milan antara 2007 dan 2013 dan berhasil menyumbang 51 gol.
Ia meninggalkan AC Milan pada 2013 dan bergabung dengan Corinthians selama tiga musim. Namun, hanya semusim di sana, ia dipinjamkan ke Sao Paolo dan Chelsea.
Alexandre Pato lalu bergabung dengan Villarreal, Tianjin Tianhai, lalu yang terakhir kembali ke Brasil bersama Sao Paulo pada musim lalu.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Perjalanan Karier
Sebagai pemain berusia 17 tahun yang percaya diri, Pato dengan cepat menyita perhatian dunia ketika dia memecahkan rekor Pele sebagai pencetak gol termuda dalam kompetisi yang diselenggarakan FIFA saat bermain untuk Internacional.
Meski usianya masih muda, ia tidak butuh waktu lama untuk bersinar dan membantu Internacional mengangkat Piala Dunia Antarklub pada 2006.
Awal cepatnya berlanjut di level internasional saat ia mencetak gol beberapa detik setelah debutnya untuk Brasil pada 2008 - mengalahkan rekor Pele lainnya untuk gol tercepat dalam debut penuh untuk Selecao.
Saat itu, Pato telah hijrah ke AC Milan di mana ia mencetak gol pada debutnya di Serie A melawan Napoli. Pada akhir musim 2008-2009, 18 gol sang penyerang di semua kompetisi membuatnya menjadi pencetak gol terbanyak klub pada musim itu di usia 19 tahun.
Sudah menjadi bintang di Italia, Pato kemudian menarik perhatian di seluruh Eropa pada Oktober 2009 ketika dia mencetak dua gol Liga Champions melawan Real Madrid dalam kemenangan 3-2 yang mengesankan.
Advertisement
Cedera dan Chelsea
Ketika sinarnya sedang hangat-hangatnya, tubuhnya mengkhianatinya dengan serangkaian cedera yang membuatnya beralih dari Pesepak Bola Muda Terbaik Serie A tahun 2009 menjadi pemain paling mengecewakan pada 2012.
"Cedera kecil akhirnya menjadi hal yang sangat besar. Saya kehilangan kepercayaan, saya merasa sedikit kesepian karena mereka menyalahkan saya," kata Pato kepada Gazzetta baru-baru ini tentang perjuangannya di AC Milan.
Pada awal 2013, ia kembali ke Brasil dengan bergabung ke Corinthians. Sementara ia bermain secara reguler untuk pertama kalinya dalam dua tahun, Pato justru dicemooh karena tak lagi bersinar seperti sedia kala
Tahun berikutnya, ia dipinjamkan ke Sao Paulo. Sukses besar diraihnya, di mana ia berhasil mencetak 38 gol. Keberhasilan itu mengantarnya ke Chelsea.
Sayang, meski mencetak gol pada debutnya di Liga Inggris, Pato terbilang gagal dengan koleksi dua gol saja. Enam bulan di London, manajemen Chelsea mendepaknya.
Secercah Harapan di Negeri Tirai Bambu
Corinthians tidak menginginkannya, tapi untung Villarreal menyetujui kontrak permanen untuk Pato. Namun, mereka hanya membayar sepersepuluh dari apa yang telah dibayarkan AC Milan untuknya sembilan tahun sebelumnya.
Hanya sanggup mencetak enam gol sepanjang musim 2016-2017, Villarreal mendapat untung besar ketika klub China, Tianjin Quanjian bersedia membayar 18 juta euro demi mendapatkannya.
Sementara dia berjuang untuk membuat dampak di Eropa, Pato berharap lesakan 36 gol dalam dua musim bersama Tianjin bisa membuat tim-tim Eropa kembali tertarik kepadanya.
"Dua tahun di China ini penuh dengan momen bahagia bersama rekan satu tim dan penuh pengalaman baru. Saya cukup yakin China membuat saya tumbuh sebagai seorang pria," tulis Pato di Weibo pada 2019.
"Saya mengunjungi banyak kota dan tempat baru, saya mempelajari budaya dan kebiasaan yang berbeda dari negara yang hebat ini. Saya membantu tim saya, dengan tujuan dan sepak bola saya, untuk mencapai Liga Champions Asia untuk pertama kalinya dalam sejarah klub."
Advertisement
Ingin Kembali ke AC Milan
Pada awal 2019, Pato kemudian memastikan kembali ke Sao Paulo tetapi sembilan gol dari 34 penampilan membuat reuni itu berakhir pada Agustus tahun ini.
Meskipun baru berusia 31 tahun, Pato telah berjuang untuk mendapatkan klub dalam beberapa bulan sejak itu, meskipun rumor kemungkinan kembali ke Italia dalam waktu dekat terus beredar.
"Saya ingin kembali ke Eropa," kata Pato kepada Gazzetta pada bulan April. "Di Milan, akan sangat menyenangkan."
Sumber: Goal International