Bola.com, Jakarta - Liga Champions menjadi puncak tujuan para pesepak bola yang berkarier di Eropa. Berada di posisi tertinggi antarklub Benua Biru, membuat Liga Champions, atau dulu Piala Champions, memberi spirit ekstra,.
Tak sekadar raihan nama besar dan mencetak rekor, keberhasilan mengangkat trofi Liga Champions identik dengan sosok legendaris. Yup, karena para pemenang Liga Champions jumlahnya terbatas, maksimal 25 pemain setiap musim, perhelatan ini selalu menuai atensi.
Baca Juga
Posisi Theo Hernandez Terancam, Alex Jimenez Berpeluang Lebih Sering Huni Pos Bek Kiri AC Milan
Foto: Tijjani Reijnders Jadi Pahlawan AC Milan, Cetak Gol Kemenangan untuk Rossoneri di Liga Italia
Liga Italia: AC Milan Diterpa Badai Cedera, Kemenangan Tipis atas Hellas Verona Bikin Paulo Fonseca Tetap Semringah
Advertisement
Tak sedikit orang yang sanggup menancapkan dirinya di level tertinggi tersebut, baik sebagai pemain ataupun ketika berstatus melatih tim. Orang-orang istimewa tersebut mendapat kesempatan emas melaluo perjuangan keras.
Dalam sejarah Liga Champions, hanya ada tujuh orang yang pernah mengangkat trofi paling bergengsi di dunia itu sebagai pemain dan saat menukangi sebuah klub. Namun, kita bahas enam pemain saja ya.
Â
Video Liga Champions
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pep Guardiola
Pria yang kini menukangi Manchester City ini adalah pemain yang menjadi andalan Johan Cruyff saat Barcelona menjuarai Liga Champions pada 1992. Setelah itu, Barca sempat lama absen berprestasi di ajang Eropa.
Pep Guardiola sanggup memberikan dua gelar Liga Champions bagi Barcelona. El Barca meraih trofi bergengsi di era Pep Guardiola, setelah menumbangkan Manchester United di Final Liga Champions tahun 2009 dan 2011.
Â
Advertisement
Frank Rijkaard
Pria asal Belanda ini berhasil memenangi tiga gelar Liga Champions saat masih menjadi pemain. Tiga gelar tersebut diraih saat ia bermain untuk AC Milan di tahun 1989 dan 1990, serta satu lagi bersama Ajax di tahun 1995.
Ketika menjadi pelatih, Frank Rijkaard sukses menambah medali di lokernya setelah berhasil membawa Barcelona menjuarai Liga Champions di tahun 2006. Gelar yang berhasil ia raih ini sebagai juru arsitek klub saat Barca menghadapi tim Meriam London, Arsenal.
Â
Giovanni Trappatoni
Ketika masih aktif bermain di lapangan hijau, Trappatoni terkenal sebagai pekerja keras di area tengah. Ia mengoleksi dua gelar Piala Champions saat masih bermain di AC Milan, yakni 1963 dan 1969.
Setelah gantung sepatu, ia melanjutkan karier sebagai pelatih. Pria yang dijuluki Mr. Trap itu tetap menunjukan kualitasnya.
Alhasil, ia membawa Juventus meraih gelar Piala Champions pada tahun 1986. Hal tersebut juga menjadi gelar pertama buat Juventus di ajang Eropa.
Â
Advertisement
Miguel Munoz
Miguel Munoz menjadi bagian generasi emas Real Madrid pada era 1950-an. Kala itu, Munoz membawa El Real menjuarai Piala Champions edisi 1956, 1957 dan 1958.
Miguel Munoz memutuskan gantung sepatu, lalu ditunjuk sebagai pelatih Real Madrid. Los Blancos berhasil menjadi jawara Eropa sebanyak dua kali pada 1960 dan 1966.
Selama menukangi Real Madrid, Munoz berhasil memersembahkan sembilan gelar La Liga. Hingga kini nama Miguel Munoz menjadi sosok bersejarah bagi klub yang bermarkas di Santiago Bernabeu tersebut.
Â
Carlo Ancelotti
Ketika masih menjadi pemain, Ancelotti berstatus gelandang yang mumpuni. Ia menjadi poros tengah AC Milan saat ditukangi Arrigo Sacchi.
Ancelotti berhasil memenangkan dua gelar Liga Champions ketika masih berseragam AC Milan, pada 1989 dan 1990. Saat menjadi pelatih, ia memberikan dua gelar Liga Champions kepada Rossoneri, yakni pada 2003 dan 2007.
Tak berhenti di situ, Carletto juga sukses bersama Real Madrid. Ia mengangkat trofi Liga Champions kala menukangi Real Madrid pada 2014.
Â
Advertisement
Zinedine Zidane
Zinedine Zidane bertekad menjuarai Liga Champions saat bergabung bersama Real Madrid pada musim panas 2001. Ambisi itu langsung terwujud setahun berselang.
Ia berhasil mencetak gol ke gawang Bayer Leverkusen di Final Liga Champions, sekaligus menjadi modal bagi Real Madrid membawa pulang trofi. Legenda Prancis ini berhasil mencatatkan dirinya sebagai satu-satunya pelatih yang mampu merebut trofi Liga Champions sebanyak tiga kali berturut-turut bareng Real Madrid. (Fabio Nainggolan)
Sumber: Transfermarkt