Sukses


5 Belanja Pemain ala Sultan yang Tak Sesuai Harapan, Naas Benar Nasib Zlatan Ibrahimovic dan Eden Hazard

Bola.com, Jakarta - Transfer mahal untuk jasa seorang pemain sudah bukan hal yang baru lagi di dunia sepak bola. Pasalnya, sebuah klub rela menggelontorkan dana jor-joran untuk pemain guna mendongkrak performa timnya. Kylian Mbappe dan Neymar bisa menjadi contoh sukses transfer mahal yang dilakukan sebuah klub.

Dengan total 367 juta euro untuk menebus keduanya, PSG berhasil menjadi salah satu tim terbaik di Eropa sejak kedatangan dua mega bintang tersebut.

Namun, ada juga beberapa pemain yang sudah dibanderol dengan harga tinggi nyatanya tak mampu bersinar bersama klub baru. Bahkan, para pemain tersebut malah mengalami penurunan performa.

Kegagalan tersebut tentu banyak faktor yang mendukung, salah duanya adalah pemain itu dilanda beberapa cedera dan tak mampu beradaptasi dengan cepat bersama klub barunya. Lantas, siapa saja pemain yang dibanderol mahal tetapi gagal bersinar?

Video

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Eden Hazard

Sempat dianggap sebagai salah satu winger terbaik di dunia setelah kariernya yang gemilang bersama Chelsea, Eden Hazard kini malang melintang sejak dipinang Real Madrid pada tahun 2019 dengan mahar 115 juta euro.

Bersama Madrid, Hazard seperti kehilangan arah dan tidak mempunyai tujuan. Pemain berusia 29 tahun itu baru membuat 25 penampilan dan hanya mengoleksi dua gol serta tujuh assist sejak transfernya.

Selain itu, selama berada di Spanyol juga Hazard sering kali mengalami beberapa cedera ringan yang terus mengganggu dirinya untuk tampil apik bersama Los Blancos.

3 dari 5 halaman

Kaka

Tidak ada yang menyangka bahwa pemain sekelas Kaka akan masuk dalam daftar tersebut, setelah berhasil menjadi salah satu pemain terbaik dunia berkat semua pencapaiannya baik secara individu ataupun klub.

Bergabung dengan AC Milan dengan mahar 8,5 juta euro pada tahun 2003, Kaka tampil luar biasa bersama I Rossoneri. Gelandang serang asal Brasil itu pernah meraih Ballon d'Or dan Pemain terbaik FIFA berkat kecepatan dan tekniknya yang menakjubkan.

Namun, transfernya ke Real Madrid sebagai transfer termahal kedua saat itu membuat Kaka menjadi pemain yang ampas. Kaka memang tidak terlalu banyak mengalami cedera di Madrid, tetapi ia bisa absen sangat lama ketika cedera.

Bahkan, Kaka harus kalah saing dengan Mesut Ozil yang menjadi salah satu pemain kunci Los Blancos kala itu. Tak hanya itu saja, Kaka juga harus menerima kenyataan pahit karena Madrid gagal menjadi rival yang kuat untuk Barcelona sepanjang waktunya di klub.

4 dari 5 halaman

Angel Di Maria

Karier Angel Di Maria di Real Madrid bisa dibilang sangat luar biasa. Di Maria adalah salah satu "Galacticos" yang paling bersinar kala itu berkat kecepatan dan keterampilan dribblingnya yang bagus.

Sebelum hengkang ke Manchester United, winger asal Argentina itu meninggalkan jejak manis setelah dinobatkan menjadi Man of the Match ketika Madrid menjuarai trofi Liga Champions kesepuluh mereka di final melawan Atletico Madrid.

Namun, pasca dipinang United dengan memecahkan bayaran tertinggi dalam sejarah Premier League yang dipegang Torres. Di Maria tampil angin-anginan bersama Setan Merah setelah tampil cukup baik di awal musim.

Transfernya yang menelan biaya 75 juta euro kala itu hanya menjadi pembelian sia-sia yang dilakukan The Red Devils, karena Di Maria hanya mampu mengoleksi empat gol dan 12 assist dari 32 laga yang telah dimainkannya di semua kompetisi.

5 dari 5 halaman

Zlatan Ibrahimovic

Zlatan Ibrahimovic adalah salah satu pesepak bola paling ikonik sepanjang masa yang masuk ke dalam daftar tersebut. Di Serie A, Ibra bisa diibaratkan seperti raja karena ia adalah bagian penting dari lini serang Juventus.

Bahkan, setelah Ibra meninggalkan Juventus dan berlabuh ke Inter Milan selama skandal Calciopoli ia tetap menjadi raja. Pasalnya, Ibrakadabra berhasil memenangkan tiga scudetto berturut-turut dan menyabet gelar top skorer pada musim 2008/09.

Berkat pencapaiannya itu, Barcelona pun tergiur untuk mendaratkan Ibra ke Camp Nou. Akhirnya pada tahun 2009, ia pindah ke Barcelona dengan mahar 69.5 juta euro yang harus ditebus Barca.

Bersama Blaugrana, bomber asal Swedia itu memang mencetak 16 gol di musim pertamanya di La Liga. Namun, bukan itu yang menjadi permasalahan melainkan Ibra tidak cocok dengan gaya melatih Pep Guardiola.

Penderitaan pun terus berlanjut ketika Barca harus disingkirkan Inter Milan di semifinal Liga Champions musim 2009/10 yang berujung melengkapi treble winner untuk Inter di era Jose Mourinho.

Sumber asli: Sportmob

Disadur dari: Bola.net (Hendra Wijaya, Published 20/10/2020)

 

Video Populer

Foto Populer