Bola.com, Jakarta - Gelandang memainkan peran kunci dalam sepak bola karena mereka adalah penghubung antara serangan dan pertahanan tim. Mereka melakukan serangkaian peran di sepertiga tengah lapangan. Karakter pemain yang menguni posisi ini macam-macam Mulai dari playmaker, box-to-box, atau jangkar.
Sebagian besar tim top di dunia memiliki gelandang kelas dunia yang mengatur permainan mereka di lini kedua. Mereka bertindak sebagai saluran efektif saat transisi serangan dan pertahanan. Beberapa pemain paling menonjol antara lain adalah Kevin De Bruyne, Thiago Alcantara, N'Golo Kante, Bruno Fernandes, dan Toni Kroos.
Baca Juga
Advertisement
Selain nama-nama di atas ada deretan gelandang dengan kualitas ciamik serupa, namun kerap diremehkan walau sejatinya mereka masuk kategori world class player. Siapa saja mereka?
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Christopher Nkunku
Christopher Nkunku diam-diam membangun reputasi yang mengesankan di bawah asuhan pelatih muda Julian Nagelsmann sejak tiba di RB Leipzig musim panas lalu.
Pemain berusia 23 tahun itu menghasilkan 15 assist di Bundesliga yang mengesankan musim lalu. Janya Thomas Muller (21) dan Jadon Sancho (17) yang mengoleksi jumlah lebih banyak. Ia membantu Leipzig ke posisi ketiga di belakang Bayern Munchen dan Borussia Dortmund. Empat dari assist sang pemain datang dalam pertandingan luar biasa melawan Schalke.
Nkunku bisa bermain di sejumlah posisi lini tengah, tetapi sebagai seorang gelandang serang kemampuan terbaiknya benar-benar keluar. Kecakapan menggiring bola, kemampuan menembak, dan nalurinya untuk mencetak gol amat luar biasa.
Mantan pemain PSG, yang mencetak lima gol di semua kompetisi musim panas lalu, hanya membuat empat assist untuk klub Prancis itu dalam empat tahun tetapi sudah melipatgandakan penghitungan itu hanya dalam setahun.
Nkunku, yang telah mencetak gol di Bundesliga dan Liga Champions musim ini, telah berkembang di bawah sistem taktis Julian Nagelsmann. Ia bisa segera mendarat di klub yang lebih besar dalam waktu dekat.
Advertisement
Nicolo Barella
Nicolo Barella, salah satu gelandang terbaik di Italia saat ini membangun reputasinyadi Cagliari sebelum Inter Milan mendaratkannya musim panas lalu.
Pemain berusia 23 tahun itu jagoan dalam urusan penguasaan bola dan memenangkan lebih banyak duel daripada pemain mana pun di Serie A untuk menarik perhatian Inter Milan. Klub menjalani musim 2019-20 yang luar biasa, menyelesaikan satu poin di belakang juara Juventus di Serie A. Mereka menembus final final Liga Europa.
Tidak mengherankan, Barella tampil mengesankan di kedua kompetisi, menghasilkan delapan kontribusi gol dan memenangkan beberapa pertarungan kunci sambil unggul dalam peran mezzala, penghubung antara serangan dan pertahanan.
Barella, yang dilaporkan masuk radar Liverpool dan Manchester United, memuji pelatih Inter Milan, Antonio Conte atas perkembangannya yang cepat: m
"Dia telah banyak membantu saya, saya pikir saya telah berkembang lebih banyak dalam hal mengelola pertandingan. Sekarang saya lebih tahu kapan harus pergi ke kotak penalti, kapan harus menunggu dan kapan harus membuat permainan yang menentukan. Dalam hal ini Conte banyak membantu saya."
Fabian Ruiz
Fabian Ruiz menjadi pemain yang menonjol di lini tengah Napoli sejak kedatangannya pada musim panas 2018.
Mantan pemain Real Betis itu tanpa kesulitan berarti menembus skuat inti Napoli. Ia menghasilkan kontribusi 10 gol yang mengesankan di berbagai kompetisi dalam musim debutnya di klub.
Ruiz juga tampil bagus musim ini, mencetak satu gol dan satu assist dalam delapan pertandingan liga. Raksasa Spanyol Real Madrid disebut-sebut sedang memantau perkembangannya.
Seorang gelandang tengah dengan kaki kiri, pemain asal Spanyol ini terkenal dengan kemampuan passingnya, kehebatan memainkan bola, kemampuan menggiring bola dan keserbagunaan, atribut yang disukai sejumlah klub top Eropa.
Advertisement
Georginio Wijnaldum
Georginio Wijnaldum telah menjadi pemain kunci Liverpool sejak kedatangannya di Anfield pada musim panas 2016.
Pemain Belanda, yang bermain di lini tengah, telah memainkan setidaknya 33 pertandingan liga di masing-masing dari empat musimnya di klub. Ia berkontribusi besar pada kesuksesan Liverpool menjuarai Premier League setelah puasa panjang dalam tiga dekade.
Wijnaldum jarang menjadi sorotan dalam tim bertabur bintang tersebut. Ia kalah populer dibanding Mohamed Salah, Sadio Mane, Roberto Firmino, Virgil Van Dijk, Trent Alexander-Arnold, Andrew Robertson, dan Alisson Becker.
Kinerja memesona sang pemain belakangan jadi perhatian. Sejumlah klub top Eropa mulai memantau aksi gelandang serbabisa asal Belanda tersebut.
Klopp berbicara banyak tentang pentingnya Wijnaldum di Liverpool:
"Saya cukup senang dengan Gini. Anda dapat melihatnya ketika Anda melihat sebagian besar susunan pemain! Dia selalu bermain bagus, itulah mengapa ia memainkan begitu banyak pertandingan. Dan Gini telah memainkan banyak posisi berbeda. Dia dalam momen yang bagus, terima kasih Tuhan! Semoga hal ini terus berlanjut."
Pierre-Emile Hojbjerg
Pierre-Emile Hojbjerg, yang didatangkan oleh Tottenham Hotspur musim panas ini, tidak membutuhkan banyak waktu untuk mencuri perhatian di klub barunya. Banyak pengamat dibuat terkagum-kagum dengan aksinya saat Spurs menggasak Manchester City 2-0.
Hojbjerg tiba di Spurs dengan reputasi buruk, pemain yang diplot Jose Mourinho sebagai tukang jagal di sektor tengah.
Ia memenangkan perebutan penguasaan bola lebih banyak daripada pemain lain di Premier League musim lalu. Permainannya yang kasar amat disukai Jose, yang punya sejarah bagus memiliki gelandang angkut air berkelas di tim-tim sebelumnya.
Hojbjerg sosok yang sangat dibutuhkan ke lini tengah Spurs. Meskipun dia tidak mencetak terlalu banyak gol atau menghasilkan assist untuk menjadi pusat perhatian, pemain Denmark itu menjadi sosok yang sangat diperlukan di bawah Mourinho.
Melawan Manchester City, pemain Denmark berusia 25 tahun itu mengeksekusi rencana permainan taktis Mourinho dengan sempurna. Bentuk Hojbjerg dan kemampuannya untuk melakukan lebih banyak 'pekerjaan kotor' bisa menjadi sangat penting dalam upaya Spurs memenangkan gelar Premier League pertama mereka musim ini.
Sumber: Sportskeeda
Advertisement