Bola.com, Jakarta - Jaksa San Isidro, Argentina, mengklaim mendiang Diego Maradona tidak menerima perawatan yang tepat. Jaksa menyebut sang legenda tidak minum obat apa pun untuk penyakit jantungnya.
Maradona meninggal karena henti jantung pada usia 60 tahun, 25 November lalu. Pengacara Maradona sebelumnya telah mencurigai ada sesuatu yang salah ketika sang legenda dirawat setelah menjalani operasi kepala.
Baca Juga
Hasil Liga Inggris: Dipaksa Imbang Everton, Chelsea Gagal Kudeta Liverpool dari Puncak
Hasil Liga Italia: Bang Jay Gacor 90 Menit, Venezia Sikat Cagliari dan Keluar dari Posisi Juru Kunci
Aneh tapi Nyata! PSM Main dengan 12 Pemain saat Menang atas Barito Putera di BRI Liga 1: Wasit Pipin Indra Pratama Jadi Bulan-bulanan
Advertisement
Menurut La Repubblica, hasil investigasi pertama telah dipublikasikan pada Minggu (6/12/2020).
"Tidak ada yang merawat pasien, kami dihadapkan pada perilaku bersalah para dokter dalam kasus pengabaian yang serius," klaim Jaksa San Isidro dikutip dari Football Italia.
“Pasien tidak dipantau, tidak dalam pengawasan medis berkelanjutan untuk kondisinya. Dia tidak minum obat apapun untuk penyakit jantungnya," imbuhnya.
"Tanpa ragu, dokternya adalah Dr. Leopoldo Luque. Dia mengoordinasikan perawatan di rumah sakit yang sangat buruk dan tidak terorganisasi dengan baik."
Menurut La Repubblica, para penyelidik yakin Luque adalah bagian dari tim yang melakukan operasi otak Maradona 20 hari sebelum kematiannya, tetapi dia tidak melakukannya secara langsung.
Diego Maradona didefinisikan sebagai pasien yang sulit. Tetapi, jaksa menegaskan bahwa dia harus dirawat sesuai dengan prosedur meski di luar keinginannya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tim Medis Lelet
Sebelumnya, pengacara sekaligus agen Diego Maradona, Matias Morla, mendesak diadakan investigasi atas kematian kliennya. Ia menilai tim medis bergerak lambat memberikan pelayanan kesehatan.
Berdasarkan cerita Morla, Diego Maradona sempat mendapatkan perawatan selama 12 jam. Namun selama itu pula ia mendapatkan informasi bahwa pelayanan tim medis sangat lelet.
"Berdasarkan informasi yang saya dapat, sulit untuk dipercaya bahwa selama 12 jam, Diego Maradona tidak mendapatkan perhatian dan penanganan yang layak dari personel tim medis," ujar Morla.
"Ambulans datang 30 menit, sungguh kejahatan yang bodoh. Fakta ini tidak boleh dibiarkan, dan saya meminta agar dilakukan investigasi."
Sumber: La Repubblica via Football Italia
Advertisement