Bola.com, Jakarta - Posisi kiper terkadang kurang mendapat sorotan dalam pertandingan sepak bola. Padahal, sejatinya penjaga gawang memiliki peran vital yang tak kalah krusial dibanding para bek, gelandang, atau penyerang.
Memiliki penjaga gawang yang tangguh bisa menghadirkan rasa aman di dalam tim. Imbasnya, tim juga akan lebih percaya diri dalam menyerang, karena merasa lini belakang sudah terlindungi.
Advertisement
Di lapangan semua pemain punya peran yang sama penting. Bagaimana pun, sepak bola adalah permainan tim. Jika salah satu bermain buruk, maka yang lain juga kena imbasnya. Begitu juga dengan kiper.
Setiap generasi memiliki pemain hebat masing-masing, termasuk pada era 1990-an. Pada periode itu muncul striker, gelandang, bek, hingga kiper-kiper berkemampuan luar biasa.
Pada era 1990-an banyak kiper hebat bermunculan. Ada yang akhirnya menjadi legenda, tapi ada juga kiper yang melakoni karier yang biasa-biasa saja.
Siapa saja kiper hebat dan tangguh pada era 1990-an. Berikut ini 10 penjaga gawang tangguh yang bersinar pada era 1990-an, seperti dilansir Planet Football.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Peter Schmeichel
Peter Schmeichel bukan hanya benteng tangguh di bawah mistar MU pada periode paling sukses klub tersebut. Tapi, dia merupakan ksatria dan juga inspirasi di Manchester United.
Schmeichel menjadi kiper utama saat Manchester United meraih treble winners pada 1999.
Komentar akurat dilontarkan Ferguson tentang Schmeichel pada 2000, ketika sang kiper dianugerahi gelar MBE.
"Itu luar biasa dan merefleksikan karier hebatnya. Dia bernilai luar biasa untuk klub ini. Rekornya menakjubkan. Selama di sini, dia tak pernah finis di bawah posisi kedua di liga, dan karier internasionalnya luar biasa," kata Ferguson.
"Dia memenangi sekitar 102 caps dan memenangi Piala Eropa bersama Denmark yang merupakan pencapaian hebat. Dia memiliki karier yang menakjubkan dan saya bangga terhadapnya," imbuh Ferguson.
Advertisement
Claudio Taffarel
Brasil bukan dikenal sebagai produsen kiper-kiper hebat. Namun, Claudio Taffarel bisa menjadi pengecualian. Hanya tiga pemain, yaitu Cafu, Roberto Carlos, dan Lucio, yang punya caps lebih banyak dibanding Taffarel untuk Timnas Brasil.
Karier internasional Taffarel dimulai pada 1988, dan turnamen besar pertamanya adalah Copa America 1989. Dia total tampil pada lima edisi Copa America dan dua Piala Dunia. Dia menjadi penjaga gawang utama ketika Brasil menjuarai Piala Dunia 1994 dan kalah dari Prancis pada final Piala Dunia 1998.
Di level domestik, Taffarel menghabiskan kariernya di Italia, Brasil, dan Turki. Dia merumput selama tiga tahun di Galatasaray pada 1998-2001, dengan memenangi dua gelar liga, dua turnamen domestik, dan Piala UEFA serta Piala Super Eropa.
Gianluca Pagliuca
Hay que repetirlo al menos una vez al año...No hay mejor nombre, no sólo en el fútbol sino en la vida que (se pone de pie)GIANLUCA PAGLIUCA pic.twitter.com/xJvWUoZUcn
— Matías Lepori (@matulepori) May 18, 2020
Berbeda dengan Brasil, Italia justru dikenal sebagai produsen penjaga gawang mumpuni. Satu di antaranya adalah Gianluca Pagliuca.
Pagliuca ikut memperkuat Timnas Italia pada tiga edisi Piala Dunia. Dia mencatat 13 dari 39 caps sepanjang 1994.
Kiper berjuluk The Wall tersebut disebut sebagai penjaga gawang yang sangat modern. Dia pernah menjadi kiper termahal dunia ketika pindah dari Sampdoria ke Inter Milan pada 1994. Tercatat dia mengoleksi titel Serie A dan Piala Winners bersama Sampdoria, serta mencapai final Piala Champions pada 1992.
Pagliuca kemudian pindah ke Bologna pada 1999, ketika usianya menjelang 33 tahun. Di Bologna dia masih memainkan lebih dari 300 pertandingan.
Advertisement
Oliver Kahn
Nama Oliver Kahn tentu saja masuk daftar ini. Dia merupakan kiper paling tersohor dalam sejarah sepak bola Jerman. Dia memenangi delapan gelar Bundesliga, enam gelar turnamen domestik, Piala UEFA dan Liga Champions saat memperkuat Bayern Munchen.
Kahn menyabet gelar Kiper Terbaik UEFA sebanyak empat kali, hingga rekornya dipatahkan Manuel Neuer tahun lalu.
Kahn juga menjadi satu-satunya penjaga gawang yang meraih gelar pemain terbaik di Piala Dunia, tepatnya pada 2002. Dia juga dinobatkan oleh International Federation of Football History and Statistics (IFFHS) sebagai kiper terbaik kelima di abad ke-21.
Edwin van der Sar
Beberapa orang bilang Edwin van der Sar mencapai puncak karier di Manchester United, tapi ada juga yang menyebut di Juventus. Namun, itu tidak masuk daftar era 1990-an. Dia baru tiba di Juventus enam bulan sebelum akhir dekade 1990-an.
Namun, Van der Sar sudah masuk layak daftar kiper tangguh era 1990-an berkat penampilan apiknya di Ajax Amsterdam. Dia memenangi Piala UEFA 1992 dan Liga Champions 1995 di sana. Pria berkebangsaan Belanda itu juga dinobatkan jadi kiper terbaik Eropa pada 1995. Dia juga ditahbiskan menjadi Kiper Terbaik Belanda sebanyak empat kali.
Advertisement
Jose Luis Chilavert
Jose Luis Chilavert memulai kariernya pada 1982. Penjaga gawang Paraguay itu baru gantung sarung tangan pada 2003. Chilavert menjadi kapten Paraguay pada dua edisi Piala Dunia dan tiga Copa America.
Dia juga dinobatkan sebagai kiper terbaik dunia pada 1995, 1997, dan 1998.
Namun, bukan itu saja warisan kehebatan Chilaverts. Dia dikenal sebagai kiper yang suka melakukan dribel di antara para bek, dengan gaya mirip Rene Higuita. Sang kiper juga dikenal karena keahliannya melakukan tendangan bebas dan menjadi algojo penalti.
Pada 1999, dia menjadi kiper pertama dalam sejarah sepak bola yang mencetak hattrick. Sepanjang kariernya dia mengoleksi 67 gol.
Thomas Ravelli
Dia menghabiskan seluruh karirnya di Swedia dengan Oster dan Goteborg, jika karier singkatnya di MLS dengan Tampa Bay Mutiny tidak dihitung.
Karier internasional Ravelli jauh lebih terkenal, mendapatkan status kultus untuk penampilannya di Piala Dunia '90, Euro '92 dan Piala Dunia '94.
Di babak terakhir, ia menyelamatkan dua penalti Rumania saat Swedia mencapai semifinal, dan dengan demikian dinobatkan sebagai penjaga gawang terbaik kedua di dunia, dan oleh France Football sebagai pemain terbaik ketujuh di Eropa.
Advertisement
Michel Preud'homme
Dinobatkan sebagai penjaga gawang terbaik di Piala Dunia 1994 di atas Taffarel, Pagliuca dan Ravelli dalam daftar ini saja, Preud'homme adalah penjaga gawang Belgia yang sangat besar.
Dia bermain hanya 58 kali untuk negaranya selama 15 tahun karir internasional yang berakhir pada tahun 1994, tetapi dia bermain untuk Benfica hingga 1999.
Dinobatkan sebagai pemain terbaik Belgia pada tahun 1987 dan 1989, Preud'homme juga terpilih dalam tim Piala Dunia All-Star, ia dinobatkan sebagai penjaga gawang terbaik di Eropa dan dunia. Itu membuatnya pindah untuk menjadi kiper asing pertama Benfica. Ia dikenal sebagai 'Saint Michel' di Portugal.
Andreas Kopke
Sebelum ada Oliver Kahn, Andreas Kopke adalah satu di antara kiper terbaik Jerman. Dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Jerman pada 1993, Kopke baru mengukuhkan dirinya sebagai tim nasional nomor 1 setelah Piala Dunia '94.
Dia bermain gemilang pada Piala Eropa 1996 dan dinobatkan sebagai penjaga gawang terbaik Eropa dan dunia pada tahun yang sama.
Dia memutuskan untuk pensiun setelah Piala Dunia 1998 - di mana dia juga menjadi pilihan pertama - untuk memungkinkan Kahn yang sedang berkembang menggantikan tempatnya. Ia menjadi pelatih kiper Jerman pada tahun 2004, posisi yang masih dipegangnya.
Advertisement
David Seaman
Seaman adalah salah satu kiper terbaik Inggris sepanjang masa, dan unsur penting kesuksesan Arsenal di bawah asuhan Arsene Wenger. Dia tentu menikmati puncaknya di level klub daripada saat mengenakan seragam Inggris, tetapi hal yang sama bisa dikatakan untuk hampir setiap pemain dari generasi itu.
“Dia masih penjaga gawang terbaik di Inggris,” kata Wenger dari Seaman yang berusia 39 tahun pada tahun 2002.
“Saya sangat bangga padanya. Dia kembali menunjukkan ketenangan, otoritas dan tanggung jawab di lapangan dan itulah yang Anda inginkan dari seorang profesional super. Ini tentang menunjukkan seberapa kuat Anda di lapangan dan dia melakukannya lagi hari ini dan dia selalu melakukannya sejak saya di Arsenal."
Sumber: Planet Football