Bola.com, Jakarta - Mantan pelatih AC Milan, Alberto Zaccheroni, bicara tentang kesamaan Rossoneri musim ini dengan eranya pada 1998-1999. Di tangan Zaccheroni, Milan meraih scudetto ke-16.
"Satu-satunya analogi yang saya lihat, AC Milan tidak dilihat sebagai favorit untuk merebut gelar. Milan, bagaimanapun, penuh dengan kualitas. Ada pemain muda bermotivasi tinggi yang memiliki kesempatan seumur hidup," kata Zaccheroni dalam sesi wawancara dengan Ilgiornale, dikutip dari Planeta Milan, Minggu (24/1/2021).
Baca Juga
Netizen Ngeri dengan Skuad Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2024: Ada Trio Ronaldo - Rivaldo - Kaka
Pratama Arhan Merapat tapi Telat, Kepastian Pemain Abroad Gabung Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 Ditentukan pada 5 Desember 2024
Legenda Australia: Socceroos Bakal Kalahkan Timnas Indonesia dan Makin Cepat Lolos ke Piala Dunia 2026
Advertisement
"Berbeda jika dibandingkan dengan era saya. AC Milan saat ini awalnya tak diunggulkan, tapi justru itu bagus karena mereka memberikan kerja keras," lanjutnya.
"Pada 1998/99 saya pandai memahami para pemain, memahami isi kepala mereka. Tetapi kredit besar tetap ada pada pemain berkualitas yang saya miliki. Tanpa mereka, tidak ada pelatih yang bisa memenangkan apapun," tegasnya.
Zaccheroni mewanti-wanti AC Milan agar waspada karena perjuangan belum berakhir. Apalagi pada laga terkini, Milan dipermalukan Atalanta 0-3 di San Siro. Itu jadi pertanda bahwa perebutan gelar Serie A musim ini sangat ketat.
"Saya percaya Juventus memiliki tim terkuat dan terlengkap dan kami tidak dapat menyangkal ini. Inter juga memiliki skuad yang lebih bagus dari Rossoneri. Tapi, saya akan menunggu untuk menempatkan tim Andrea Pirlo sebagai favorit juara.
"Saya ingin mengatakan bahwa AC Milan adalah tim yang bermain paling percaya diri, karena itu mereka memiliki peluang terbaik untuk menang. Tapi jangan katakan bahwa Rossoneri memiliki skuad terkuat karena mereka tidak punya. Inter dan Juventus memiliki sesuatu yang lebih dan ini menunjukkan bagaimana Milan melakukan sesuatu yang luar biasa."
Saksikan video pilihan berikut ini:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kredit untuk Pioli, Zlatan, dan Hakan
Zaccheroni juga memberikan kredit untuk Stefano Pioli. Menurut dia, Pioli adalah otak di balik kesuksesan AC Milan sejauh ini.
"Ke mana pun dia pergi, Stefano selalu melakukannya dengan baik di awal, dia adalah pelatih yang tahu cara bekerja dengan baik," katanya.
"Saya ingat ketika dia di Lazio, Bologna, Inter dan Fiorentina. Kemudian selama bekerja, dia selalu tersesat karena berbagai alasan sedangkan kali ini di Milan dia berhasil menemukan kontinuitas hasil yang luar biasa. Setelah kekalahan telak di Bergamo pada Desember 2019, tim tampak mati. Tapi dia, dengan bantuan pemain seperti Zlatan Ibrahimovic, berhasil membangkitkan tim dan sejauh ini hasilnya sudah terlihat."
Beberapa pemain juga sukses membawa perbedaan di Milan.
"Zlatan Ibrahimovic dan Hakan Calhanoglu akhirnya menemukan posisi yang benar di lapangan dan selalu menentukan nasib Milan, tegasnya.
Advertisement
Tentang Maldini
Zaccheroni juga sepakat dengan anggapan Paolo Maldini sebagai simbol kebangkitan kembali AC Milan.
“Tentu. Maldini juga pemain hebat sebagai pemain dan mengukuhkan dirinya sebagai manajer. Saya berutang banyak kepada Paolo dalam pengalaman saya sebagai pelatih di Milan. Dia, Alessandro Costacurta, Demetrio Albertini dan banyak lainnya sangat penting untuk karier saya di Rossoneri."
"Paolo adalah orang pertama yang tiba di lapangan, dia juga yang terakhir pergi. Saya tidak ragu bahwa dia akan menjadi manajer yang fantastis, kualitasnya yang hebat dan dia bagaimana memaksimalkan kekuatan. Paolo selalu berhasil memberikan kepercayaan diri kepada pelatih dan tim."
Bagaimana dengan Kans Juara?
Mengenai peluang juara, mantan pelatih Timnas Jepang itu menyebut AC Milan bisa jika tidak terjadi apa-apa di ruang ganti.
“Saya pikir Milan, jika sesuatu yang serius tidak terjadi di ruang ganti, mereka akan juara. Mereka kuat dan tidak mudah menyerah. Saya ulangi, jika sesuatu tidak pecah di ruang ganti, Rossoneri akan berada di sana sampai akhir."
AC Milan harus waspada. Hingga pekan ke-19, mereka masih di puncak. Namun, Inter kini tinggal berjarak dua poin saja.
"Saya pikir Inter adalah kandidat kedua, tetapi mereka harus siap. Nerazzurri belum menemukan performa 100%, terutama di lini tengah. Kemudian ada Juventus yang masih bisa berbicara."
Sumber: Ilgiornale via Planeta Milan
Advertisement