Bola.com, Madrid - Trent Alexander-Arnold disorot sebagai salah satu biang kekalahan 1-3 Liverpool dari Real Madrid pada leg pertama perempat final Liga Champions 2020/2021, Rabu (7/4/2021) dini hari WIB. Statistik sepanjang laga membuktikan tudingan tersebut tidak salah.
Kemenangan besar itu membuat kans Real Madrid melenggang ke semifinal terbuka lebar. Bisa dibilang satu kaki Los Blancos sudah memijak babak empat besar.
Baca Juga
Advertisement
Sebaliknya, Liverpool menghadapi tantangan maha berat. The Reds harus bisa membalikkan defisit besar tersebut pada leg ledua perempat final yang akan digelar di Stadion Anfield.
Benarkah Trent Alexander-Arnold bermain jauh dari standar terbaiknya?
Seperti dilansir The Sun, statistik menunjukkan Trent Alexander-Arnold memang bermain buruk. Setidaknya ada lima statistik horor yang dicatatkannya pada laga kontra Real Madrid.
Sepanjang babak pertama saja, ia kehilangan penguasaan bola sampai 13 kali. Performa buruk tersebut berlanjut pada babak kedua. Pemain berkebangsaan Inggris itu total kehilangan penguasaan bola sebanyak 23 kali dan dua kali dilewati pemain lawan. Angka itu jelas sebuah bencana bagi seorang bek sayap.
Bencana Trent Alexander-Arnold bukan sekadar buruk dalam penguasaan bola. Ia juga menjadi pecundang pada menit ke-35 karena malah memberikan assist untuk gol kedua Real Madrid yang dicetak Marcos Asensio.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kritikan Pedas Jamie Carragher
Trent Alexander-Arnold tercatat membuat dua blunder, salah satu berakibat fatal yang mengawali gol Asencio. Pemain Muda Terbaik Liga Inggris musim lalu itu juga gagal mencatatkan satu tekel pun selama 90 menit.
Seolah belum cukup buruk, Alexander-Arnold juga hanya memenangi dua dari delapan duel yang melibatkannya. Statistiknya benar-benar jauh dari mengesankan.
Legenda Liverpool, Jamie Carragher, secara terbuka mengkritik bek sayap andalan Liverpool itu.
"Dia tidak memiliki intensitas seperti itu di kakinya dan fokus untuk bertahan. Sepertinya dia merasa bertahan bukanlah tugasnya. Bahwa dia juga harus menguasai bola," sergah Carragher.
"Dia tidak keluar dari posisinya, dia dalam posisinya. Sekarang dia harus bertahan, dan dia harus menyulitkan pemain sayap papanatas lawan pada level ini," imbuh Carragher.
Sumber: The Sun
Advertisement