Bola.com, Jakarta - Juventus makin terpuruk di Liga Italia. Setelah kalah dari AC Milan 0-3, Juventus harus bekerja super keras untuk mengamankan posisi Liga Champions musim depan.
Bak jatuh tertimpa tangga, Juventus juga mash terancam sanksi akibat berulang di Liga Super Eropa. Sanksi itu berupa denda atau bahkan ditendang dari Liga Italia.
Baca Juga
Rapor Pemain Lokal pada Dua Laga Home Timnas Indonesia di Kualifiaksi Piala Dunia 2026: Ridho Tak Tergantikan, Marselino Jadi Pahlawan
Adu Gemerlap Pemain Asing Persebaya Vs Persija di BRI Liga 1: Mewah! Panas di Tengah dan Depan
Duel Antarlini PSS Sleman Vs PSBS Biak di BRI Liga 1: Adu Tajam Lini Depan
Advertisement
Juventus menjadi satu dari tiga klub yang dianggap sebagai dedengkot Liga Super dan sampai saat ini belum menyatakan mundur.
Presiden Federasi Sepak Bola Italia, FIGC Gabriele Gravina, ditanyai tentang kemungkinan Juventus dikeluarkan dari Serie A. Ia merujuk pada prinsip yang jelas yang harus dihormati.
“Mereka yang tidak menghormati prinsip yang harus mereka inspirasi,” kata Gravina kepada Radio Rai dikutip dari Football Italia, Senin (10/5/2021).
“Itu adalah prinsip-prinsip sederhana, yang ditegaskan oleh Piagam Olimpiade dan kemudian dilaporkan oleh undang-undang federasi nasional dan internasional. Itu adalah prinsip yang jelas, di mana eksklusivitas manajemen olahraga dibangun. Saya berharap dan berharap sengketa ini dapat diselesaikan secepatnya," lanjutnya.
Juventus, Barcelona, dan Real Madrid, masih 'panas' dan perang dingin dengan UEFA terkait Liga Super.
“Kami semua sedikit lelah dengan tarik-menarik antara UEFA dan ketiga klub ini. Saya berharap bisa menjadi penengah antara Juventus dan UEFA," kata Gravina.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sanksi Wajar?
Barcelona, Juventus, dan Real Madrid baru-baru ini memberikan kritikan keras kepada UEFA dan FIFA. Ketiga klub ini merasa Dizalimi akibat Liga Super Eropa.
Ketiga klub ini mengkritik UEFA dan FIFA karena terus menekan mereka terkait Liga Super dan menghalang-halangi mereka mewujudkan turnamen tersebut.
Setelah sembilan klub mundur dan UEFA di atas angin, ketiga klub tersebut terancam sanksi lebih berat.
"Saat ini, dunia sepak bola telah mencapai ambang utang 5 miliar euro, kami harus mulai mengendalikan biaya," kata Gravina.
Menurut dia, di tengah krisis akibat pandemi, sebaiknya tidak ada konflik lagi.
“Itu tidak bagus untuk sepak bola internasional, sepak bola Italia, Juventus. Kami sudah mengatakan bahwa asosiasi sepak bola menghormati aturan. Aturannya jelas jika da pembangkang jika prinsip yang ditetapkan oleh federasi dan UEFA tidak diterima."
Sumber: Football Italia
Advertisement