Bola.com, Jakarta - Gol Kai Harvetz pada menit ke-42 membuat Chelsea menjadi jawara Liga Champions 2020/2021. Pada laga final di Estadio do Dragao, Porto, Minggu (30/5/2021) dini hari WIB, aksi Harvetz tersebut membuat Chelsea unggul 1-0 atas Manchester City.
Hasil tersebut membuat Chelsea mengoleksi trofi ke-2 Liga Champions, setelah pada final 2011/2012, mereka menekuk Bayern Munchen. Tak hanya itu, keberhasilan di Portugal membuktikan dominasi Chelsea terhadap Manchester City, setidaknya dalam enam pekan terakhir.
Advertisement
Fakta membuktikan, Chelsea selalu menang pada tiga pertandingan terakhir dalam periode enam pekan ke belakang. Sebelum menang di partai final Liga Champions, armada Thomas Tuchel sukses membekap Manchester City di panggung Piala FA dan Liga Inggris.
Artinya, Thomas Tuchel sangat paham bagaimana menaklukkan taktik Pep Guardiola. Sekadar catatan tambahan, Tuchel menjadi orang kedua setelah Jurgen Klopp yang sanggup dominan atas Pep Guardiola.
Nah, banyak orang penasaran bagaimana caranya Thomas Tuchel sanggup membuat tak berdaya Pep Guardiola dan Manchester City dalam waktu sependek itu. "Kami mendorong setiap pemain untuk berkembang menyerang keluar, lalu lebih berani dan menciptakan serangan balik yang mematikan," ungkapnya, di UEFA.com.
Video Chelsea
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tergambar di Lapangan
Menurutnya, tiga hal utama tersebut yang membuat Chelsea sanggup meredam setiap permainan Manchester City. Ia sadar, laga kontra sesama tim asal Inggris identik dengan permainan fisik nan ketat. "Kami harus saling bahu-membahu satu sama lain, dan itu berhasil," katanya.
Ucapan Thomas Tuchel tergambar dalam pertandingan dini hari tadi WIB. Kehilangan Thiago Silva pada menit ke-39, akibat cedera, tak membuat Chelsea lemah. Lini pertahanan mereka tak goyah serta tetap dalam konsentrasi tinggi.
Urusan serangan balik nan mematikan juga terbukti. Gol Kai Harvetz berasal dari pola aliran bola yang mengagetkan barisan pertahanan lawan. Harvetz lolos dari jebakan offside, melewati adangan Ederson, dan tinggal menyeploskan bola ke gawang yang sudah kosong.
Di luar alur gol tersebut, beberapa kali serangan balik Chelsea sangat membahayakan, terutama pada babak kedua. Havertz, Mason Mount, Timo Werner dan Jorginho, sanggup membuat deg-degan jantung para fan Manchester City.
"Kami mendapatkan gol via serangan balik, dan setelah itu bertahan. Ini perjalanan panjang yang sangat mengagumkan bersama Chelsea, dan saya tak bisa berkata apa-apa lagi," sebut Mason Mount.
Advertisement