Bola.com, Jakarta Carli Lloyd membuktikan bahwa usia sebenarnya hanyalah sebuah angka. Akan berusia 39 tahun pada 16 Juli, ia bakal menjadi atlet tertua Amerika Serikat yang ikut Olimpiade.
Carli Lloyd hampir dua tahun lebih tua dari Christie Pearce Rampone yang sebelumnya memegang gelar ketika bermain pada 2012. Pada Olimpiade Tokyo 2020, gelar itu dipastikan runtuh.
Advertisement
“Orang-orang membaca usia saya, tetapi mereka tidak melihat saya setiap hari. tidak ada keraguan bahwa saya akan berjuang sampai akhir, untuk memegang trofi itu lagi,” tulis profilnya di United States Soccer.
Juara Piala Dunia dua kali, Peraih Emas Olimpiade dua kali, dan Pemain Terbaik Dunia FIFA dua kali jelas bukan orang baru di kompetisi ini. Olimpiade Tokyo akan menjadi tim Olimpiade keempat yang dimainkan Lloyd.
Pada Olimpiade Beijing 2008, Carli Lloyd mencetak satu-satunya gol AS dalam kemenangan 1-0 melawan Brasil, mencetak sendiri medali emas dalam prosesnya. Dia juga dianugerahi emas di Olimpiade London 2012 di mana dia mencetak kedua gol dalam kemenangan 2-1 AS melawan Jepang.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Memenangkan Kejuaraan Bergengsi Secara Berturut-turut
Dilansir Britannica(12/07/2021), Carli Lloyd memulai menendang bola sejak usianya masih menginjak lima tahun. Ia menolak untuk menari balet atau tarian lainnya sesuai yang diinginkan orang tuanya.
Hal tersebut ternyata membuahkan hasil. Dibawah pelatih sekolah menengahnya, Carli dapat mengembangkan kemampuannya secara cepat sebagai seorang playmaker.
Meskipun ia bermain sebagai seorang playmaker, naluri dia sebagai seorang striker sering digunakan. Terbukti ia berhasil mencetak 50 gol pada masa sekolahnya, karir dia semakin menanjak seiring pertumbuhan umurnya.
Carli memulai debutnya untuk timnas wanita AS (USWNT) U-21. Ia berhasil memenangkan empat gelar Piala Nordik secara berturut-turut. Beberapa tahun berselang, ia mengikuti ajang Olimpiade dalam empat edisi secara berturut-turut, dimana ia berhasil menorehkan prestasi bagi negaranya setelah memenangkan medali emas pada Olimpiade Beijing 2008 dan Olimpiade London 2012 secara back-to-back.
Ia berhasil mencetak satu gol tunggal dari luar kotak penalti pada 2008, serta mencetak brace pada Olimpiade 2012.
Meskipun sempat puasa medali pada Olimpiade 2016, Carli bersama timnya sukses membawa medali emas pada ajang Piala Dunia Wanita dalam dua edisi berturut-turut. Ia menggemparkan dunia setelah mencetak hattrick di final 2015 saat melawan Jepang. Meskipun ia tidak mencetak gol di final Piala Dunia 2019, ia sukses menyumbangkan tiga gol dalam ajang empat tahunan tersebut.
Advertisement
Meraih Banyak Prestasi Individu
Tidak hanya itu, ia juga berhasil memenangkan banyak sekali prestasi individu dalam perjalanan karirnya sebagai pesepakbola wanita sesuai yang dilansir dari Wikipedia.
- Algarve Cup Most Valuable Player (2007)
- U.S. Soccer Athlete of the Year (2008)
- FIFA World Player of the Year Shortlist (2012, 2015, 2016)
- FIFA Puskás Award Nominee (2015)
- NWSL Player of the Week (2013, 2014)
- NWSL Player of the Month (2015)
- NWSL Second XI (2014, 2015, 2018)
- CONCACAF Women's Player of the Year (2015)
- CONCACAF Goal of the Year (2015)
- FIFA Women's World Cup Golden Ball (2015)
- FIFA Women's World Cup Silver Boot (2015)
- FIFA Women's World Cup All-Star Team (2015)
- FIFA Women's World Cup Dream Team (2015)
- FIFA Women's World Cup Goal of the Tournament (2015)
- Women's Sports Foundation Sportswoman of the Year Team Sport Award (2015)
- Sports Illustrated Sportsman of the Year Nominee (2015)
- IFFHS World's Best Woman Playmaker (2015)
- FIFA World Player of the Year (2015)
- FIFPro: FIFA FIFPro World XI (2015, 2016)
- Nominee for 2016 ESPY Award for Best Championship Performance (2016)
- The Best FIFA Women's Player (2016)
- Inductee into New Jersey Hall of Fame (2017)
- IFFHS CONCACAF Best Woman Player of the Decade 2011–2020
- IFFHS World's Woman Team of the Decade 2011–2020
- IFFHS CONCACAF Woman Team of the Decade 2011–2020
Berpeluang Untuk Menjadi Atlet Wanita Amerika di Ajang Olimpiade
Selain sederet prestasi yang sudah ia raih, ia juga berpeluang untuk menjadi atlet wanita Amerika tertua dalam sejarah Olimpiade.
Pasalnya, namanya tercantum dalam daftar 22 skuad yang dibawa pada Olimpiade Tokyo mendatang.
Yang lebih mengejutkannya lagi, ia berpeluang untuk menjadi pemain sepak bola tertua dalam sejarah yang mencetak gol di panggung terbesar dunia.
Sebelumnya, rekor tersebut dipegang oleh Ryan Giggs (Inggris) yang berusia 38 tahun saat mencetak gol ke gawang Uni Emirat Arab pada pertandingan Olimpiade pada 29 Juli 2012. Di sisi putri, Lloyd sendiri adalah pemain tertua yang mencetak gol di Olimpiade. Dia berusia 34 ketika dia mencetak dua gol, satu gol melawan Selandia Baru dan satu gol lagi saat melawan Prancis selama babak penyisihan grup di Olimpiade Rio 2016.
Dengan gol yang kemungkinan akan dicetak di Tokyo, yang akan menandai penampilan keempat Lloyd di Olimpiade, dia tidak hanya mencatat rekor terbaiknya sendiri, tetapi juga akan mengungguli Giggs.
Itulah tiga fakta menarik dari Carli Llloyd, semoga di tahun ini ia bisa menambah medali dan memecahkan rekor dunia untuk kesekian kalinya.
Baca Juga
Dukung tim sepakbola kebangganmu bertanding dengan menyaksikan live streaming Olimpiade Tokyo 2020 yang akan disiarkan melalui platform Vidio.
Penulis: Andrya Nabil (Vidio)
Advertisement