Bola.com, Jakarta - Pertandingan antara Barcelona versus Granada pada Jornada 4 La Liga pekan lalu (19/9) menyita perhatian publik.
Selain gagalnya Blaugrana memenangkan pertandingan, atensi penikmat bola juga tertuju pada keputusan juru taktik Barcelona yaitu Ronald Koeman.
Advertisement
Ketika timnya tertinggal oleh gol cepat Granada, Barcelona yang masih belum menemui kebuntuan hingga pertengahan babak kedua membuat Koeman bereaksi dengan mengganti strategi. Gerard Pique dimasukkan sebagai pemain pengganti.
Menariknya, masuknya Pique yang berposisi asli sebagai bek tengah ini malah ditujukan untuk menambah daya gedor Barcelona. Bertandem dengan Luuk De Jong, pelatih Ronald Koeman membuat bek Timnas Spanyol tersebut untuk menjadi striker utama.
Keputusan ini pun dianggap nyeleneh oleh sebagian besar penikmat sepak bola. Meski begitu, Pique bukanlah pemain pertama yang diposisikan bukan pada tempat. Deretan pemain berikut juga pernah mengalami situasi seperti Gerard Pique. Siapa saja?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Wayne Rooney
Wayne Rooney adalah legenda sekaligus pemegang rekor pencetak gol terbanyak sepanjang masa untuk Manchester United. Torehan 253 gol untuk Setan Merah membuat Rooney disegani sebagai striker gacor yang membuat gemetar kiper lawan.
Meski begitu, Rooney juga pernah mengalami pergeseran posisi tak lazim ketika MU ditangani oleh pelatih asal Belanda Louis van Gaal. Menggantikan David Moyes sebagai manajer, van Gaal merombak squad dengan mendatangkan nama besar sekaliber Angel di Maria hingga Radamel Falcao pada musim 2014/2015.
Menumpuknya lini serang The Red Devils membuat Wayne Rooney ditempakan pada posisi gelandang tengah hingga defensive midfielder oleh Louis van Gaal. Sebuah posisi yang tak lazim untuk pencetak gol ulung.
Advertisement
Antonio Valencia
Tak hanya Wayne Rooney yang mengalami pergeseran posisi. Rekan setimnya kala bermain untuk Manchester United yaitu Antonio Valencia juga mengalami pengalaman serupa.
Valencia sejatinya adalah pemain yang konsisten dengan kecepatan tingginya. Alih-alih ditempatkan pada posisi naturalnya sebagai winger, Manchester United era Jose Mourinho menempatkan Antonio Valencia sebagai fullback.
Meski begitu, Mourinho tetap menganggap Valencia sebagai figur penting dalam klub. Bahkan Valencia juga diberi tanggung jawab sebagai kapten tim oleh Jose Mourinho pasca kepergian Wayne Rooney dari Old Trafford.
Harry Kane
Dikenal sebagai predator ulung di depan gawang sekaligus masuk dalam jajaran striker terbaik dunia, membuat Harry Kane menjadi incaran utama klub besar setiap kali memasuki bursa transfer. Meski begitu, Harry Kane juga pernah bermain sebagai penjaga gawang dalam sebuah pertandingan.
23 Oktober 2014 menjadi momen tak terlupakan bagi Harry Kane. Pada pertandingan Europa League melawan klub Yunani Asteras Tripolis, Harry Kane menjadi pahlawan Tottenham Spurs dengan kontribusi hat-trick darinya.
Naas, jelang memasuki akhir pertandingan, kiper Spurs Hugo Lloris mendapat kartu merah dari wasit. Lantaran jatah pergantian pemain sudah habis, Harry Kane yang sebelumnya telah mencetak trigol diplot untuk menjaga mistar hingga akhir pertandingan.
Advertisement
Michail Antonio
Gacornya West Ham United dalam merangsek ke papan atas Liga Inggris sejak musim lalu tak lepas dari pelatih David Moyes dalam meramu timnya. Tangan dingin Moyes pun berhasil membuat West Ham menjadi pembunuh raksasa di EPL.
Salah satu manuver terbaik yang dimiliki adalah penempatan Michail Antonio sebagai striker utama. Berposisi natural sebagai fullback, Antonio bertransformasi menjadi penyerang hebat hingga menjadikannya pencetak gol terbanyak klub.
Andrea Rannochia
Andrea Rannochia telah setia menjadi pemain Inter Milan sejak tim biru hitam tersebut dilatih oleh Andrea Stramaccioni. Berposisi utama sebagai bek tengah, nyatanya Rannochia pernah dimainkan pada posisi yang tak lazim bagi bek tengah seperti dirinya.
Pada laga melawan Bologna di tahun 2019, pelatih Inter saat itu yaitu Luciano Spaletti memasukkan Rannochia di babak kedua. Alih-alih sebagai pemain bertahan, masuknya Rannochia justru untuk ditempatkan sebagai striker utama.
Sepak bola bukanlah matematika. Situasi yang terjadi di lapangan pun bisa berlangsung tidak sesuai dengan semestinya, termasuk para pemain yang bertransformasi sesuai arahan pelatih. Situasi semacam ini pun menjadi hiburan tersendiri bagi para penikmat sepak bola di seluruh dunia.
Sumber: Berbagai sumber
Disadur dari: Bola.net (Jeffrydien Winanda, 22/9/2021)
Advertisement