Bola.com, Liverpool - Diego Simeone tidak akan berjabatan tangan dengan Jurgen Klopp lagi sebelum, selama, dan sesudah pertandingan Liga Champions antara Liverpool vs Atletico Madrid.
Pada pertemuan pertama, di mana Liverpool menang 3-2 atas Atletico Madrid, Diego Simeone langsung nyelonong menuju ruang ganti setelah duel berakhir. Ia enggan menyapa Jurgen Klopp yang sudah stand-by.
Baca Juga
Jadwal Lengkap Liga Champions Tengah Pekan Ini: Liverpool Jamu Real Madrid, Man City Ditantang Feyenoord
Jelang Duel Kontra PSG di Liga Champions, Harry Kane Cetak Hattrick Ketujuh saat Bayern Munchen Bungkam Augsburg
Jadwal Pertandingan dan Lawan Real Madrid pada League Phase Liga Champions Musim Ini
Advertisement
Sikapnya itu disayangkan banyak pihak. Namun, Diego Simeone bergeming.
Ada anggapan kalau Simeone kecewa dengan kekalahan tersebut sehingga ia enggan berjabatan tangan usai laga. Namun, ia menekankan bahwa dini hari nanti, hal serupa juga akan dilakukan.
Diego Simeone merasa berjabatan tangan usai pertandingan adalah sesuatu yang salah karena dua manajer tak mungkin memiliki emosi yang sama. Apa katanya?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bukan Budayanya
"Saya tidak suka menyapa manajer lawan setelah pertandingan karena itu adalah emosi dari kedua belah pihak dalam pikiran emosional yang berbeda," kata Diego Simeone kepada The Athletic.
"Saya tahu di Inggris itu adalah kebiasaan tetapi saya tidak mau melakukannya, dan saya tidak suka kepura-puraan yang mungkin menyertai jabatan tangan."
"Saya tidak mengenal Klopp sebagai pribadi dengan baik, tetapi saya tahu dia adalah pelatih hebat yang telah melakukan pekerjaan hebat di setiap klub tempat dia berada."
Advertisement
Pengecut?
Pandangan menarik dikemukakan dua mantan pesepak bola Inggris, Peter Crouch dan Joleon Lescott. Menurut mereka, hal tersebut sangatlah disayangkan dan menunjukkan sikap pengecut.
Berjabatan tangan menunjukkan sikap fairplay yang merupakan inti dari olahraga. Namun tentu saja, setiap manajer berhak untuk menentukan sikapnya, yang dalam hal ini terkait 'budaya' dalam sepak bola.
Sumber: The Athletic