Bola.com, Jakarta - Rumor bursa transfer pemain selalu menyedot perhatian fans sepak bola dunia. Jendela transfer Januari dan musim panas sering menghadirkan kejutan-kejutan besar.
Bahkan, di era modern ini persebaran rumor transfer sulit dibendung. Perpindahan pemain atau pelatih bahkan lebih dulu menyebar cepat di media sosial sebelum diumumkan resmi oleh klub.
Baca Juga
Del Piero Ceritakan Perasaannya saat Gantikan Baggio di Juve, Chemistry-nya dengan Zidane, dan Peluang Kembali ke Pelukan Nyonya Tua
Pemain Timnas Prancis Sudah Muak dengan Deschamps, Ingin Zidane Segera Ambil Alih Kursi Pelatih
Zidane Tepis Spekulasi Kembali ke Real Madrid Gantikan Ancelotti, Timnas Prancis Jadi Proritasnya
Advertisement
Namun, semuanya berbeda di era masa lalu. Pada era 1990-an, sebelum zaman internet dan media sosial, gosip transfer pemain kerap menjadi misteri.
Dulu belum ada Google untuk mencari nama-nama asing yang muncul di bursa transfer. Alhasil, fans hanya bisa memantau melalui media.
Sama seperti sekarang, pada era 1990-an juga muncul rumor-rumor gila seputar bursa transfer pemain yang melibatkan nama besar seperti Zinedine Zidane. Berikut tiga di antaranya, seperti dikutip dari Planet Football.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Roberto Baggia ke QPR?
Pada musim panas 1995, fans Queens Park Rangers (QPR) terguncang karena kehilangan pencetak gol terbanyak Les Ferdinand ke Newcastle United.
Gol-gol Sir Les telah menjadi fondasi selama tiga musim Premier League sehingga selalu finis 10 besar. Hanya pemain muda Kevin Gallen dan Danny Dichio yang tersisa untuk mengawal lini depan. Ada kekhawatiran di Loftus Road mereka membutuhkan pemain berpengalaman di lini depan.
Jadi bayangkan kegembiraan yang dirasakan fans QPR ketika Evening Standard melaporkan bintang pemenang Piala Dunia Roberto Baggio berpotensi dalam perjalanan ke London barat.
Pemain berjuluk The Divine Ponytail itu dikabarkan menuju jalan keluar dari Juventus, dan meskipun rumor menghubungkan dia ke Inter Milan, Manchester United dan Real Madrid, tampaknya bos QPR, Ray Wilkins, mencuri perhatian dibanding pelamar lainnya.
Terlepas dari pesona Wilkins dan pengetahuannya tentang sepak bola Italia, Baggio tidak pernah datang. Namun, tidak berarti judul beritanya salah. Secara teknis, Baggio memang tertarik, tetapi ya begitu saja.
Pada akhirnya, Baggio pindah ke AC Milan dan membentuk duo mematikan dengan George Weah, serta memenangi Scudetto. Sementara itu, Rangers menemukan pengalaman yang mereka cari dalam diri striker veteran Big Mark Hateley. Dia mencetak dua gol dan QPR terdegradasi.
Advertisement
2. Gabriel Batistuta ke Ipswich Town
Saat itu tahun 1994 dan superstar Fiorentina, Gabriel Batistuta, telah kembali dari Piala Dunia dengan nilai jualnya menjadi lebih tingg, sebagai pencetak gol terbanyak Argentina di Piala Dunia AS. Namun, menurut Independent, suasana di Florence tak terlihat cerah.
Rupanya Batigol, yang golnya mengantar La Viola promosi ke Serie A, mencari tantangan baru. Menurut laporan, dia sudah menandatangani perjanjian prakontrak di klub lain yang bisa, berarti potensi duetnya yang terkenal dengan bintang Portugal, Rui Costa, sudah berakhir bahkan sebelum dimulai.
Tempat tujuannya? Portman Road, markas Ipswich Town. Mungkin Batistuta tidak masalah melewatkan momen-momen ajaib bersama Rui Costa. Bagaimanapun, dia akan bersatu dengan Steve Sedgeley.
Sulit mengetahui dengan tepat apa yang menggagalkan kesepakatan pemain Argentina itu. Apakah dia pikir kendala bahasa akan menghambat duetnya dengan Boncho Guentchev? Apakah dia takut bersaing mendapatkan posisi melawan Chris Kiwomya? Atau apakah fakta cerita itu sepenuhnya dibuat-buat?
Sayangnya, poros Guentchev-Batistuta yang berpotensi mematikan itu tak pernah terjadi, dan penggemar Ipswich telah menghabiskan 26 tahun terakhir bertanya-tanya apa yang mungkin terjadi.
Kenyataannya, Ipswich Town berada di posisi terbawah Premier League pada 1994/1995. Dan Anda harus bertanya-tanya apakah lini depan mereka benar-benar menjadi prioritas. Player of the Season mereka adalah kiper Craig Forrest. Dia kebobolan 93 gol.
3. Zinedine Zidane ke Blackburn Rovers
"Mengapa kami menginginkan Zidane? Kami sudah punya Tim Sherwood" Begitulah komentar pemilik Blackburn saat itu, Jack Walker, ketika ada rumor Zidane akan merapat ke klubnya.
Tidak ada yang akan menyalahkan gairahnya terhadap Rovers yang dicintainya, atau kemurahan hati luar biasa yang mendukung kemenangan gelar mereka pada 1995. Tapi keputusannya untuk menolak salah satu pemain terhebat yang pernah ada, mungkin akan terus menghantuinya.
Berbeda dengan dua rumor di atas, kedatangan Zidane di Ewood Park bukanlah fantasi seorang jurnalis yang bosan duduk di depan mesin ketiknya dan berjuang mengisi kolom mingguannya.
Pemain internasional Prancis itu telah menyetujui persyaratan untuk pindah dari Bordeaux bersama rekan senegaranya Christophe Dugarry. Namun, akhirnya transfer itu tidak pernah terjadi dan sang nasib mengantarkan Zidane bersinar bersama Juventus dan Real Madrid.
Sumber: Planet Football
Advertisement