Bola.com, Jakarta - Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, menuduh beberapa pemilik klub masih merencanakan untuk menyelenggarakan European Super League sebagai "hidup di dunia paralel".
Real Madrid, Barcelona dan Juventus dikutuk oleh Aleksander Ceferin karena mencoba untuk menghidupkan kembali European Super League "di tengah perang".
Advertisement
Ceferin mengecam klub pemberontak, yang dia tuduh sengaja meluncurkan ide omong kosong mereka di tengah pandemi.
Berbicara melalui tautan video di Financial Times Business of Football Summit di London, di mana presiden Juventus Andrea Agnelli diharapkan untuk menyusun rencana baru untuk memisahkan diri, Ceferin mengatakan kalau ia sudah muak.
"Saya harus mengatakan bahwa berbicara tentang European Super League tidaklah berbicara tentang sepak bola, tetapi berbicara tentang European Super League. Saya muak dan lelah berbicara tentang proyek non-sepak bola ini."
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Lagi Perang Kok Malah Bahas European Super League
Ceferin secara tegas menyayangkan langkah-langkah penggagas European Super League yang seakan-akan memanfaatkan situasi. Sebelumnya digagas saat pandemi virus corona, kali ini ketika perang Rusia dan Ukraina.
"Dengar, pertama mereka meluncurkan ide omong kosong ini di tengah pandemi. Sekarang kita membaca artikel setiap hari mereka berencana meluncurkan ide lain di tengah perang. Mereka jelas hidup di dunia paralel."
"Sementara kami menyelamatkan pemain, bersama dengan pemangku kepentingan lainnya, dan bekerja untuk membantu dalam situasi yang mengerikan, mereka mengerjakan proyek seperti itu."
"Jujur mereka dapat membayar siapa pun yang mereka inginkan untuk menulis, 'Ini adalah proyek yang bagus, penuh solidaritas dan akan memberikan amal untuk yang kecil', ini benar-benar omong kosong dan semua orang kecuali mereka tahu itu."
"Salah satu dari mereka bahkan setelah menelepon saya dan meminta maaf dan kemudian mereka kembali lagi begitu. Sekarang bagi mereka penggemar adalah pelanggan, bagi kami penggemar adalah penggemar. Bagi kami sepak bola adalah tentang pemain sepak bola dan tentang penggemar. Selebihnya adalah tim pendukung."
Sumber: Evening Standard
Advertisement