Sukses


Hector Bellerin Sebut FIFA dan UEFA Bersikap Rasialis: Konflik di Ukraina Diurus, tapi Bungkam soal Palestina

Bola.com, Jakarta - Di tengah ramainya seruan akan penghentian konflik Rusia-Ukraina, bek Arsenal yang tengah dipinjamkan ke Real Betis, Hector Bellerin, bersikap sinis terhadap UEFA dan FIFA. Ia menyebut minimnya empati terhadap Palestina sebagai sesuatu yang aneh.

Seperti diketahui, dunia mengecam invasi Rusia ke Ukraina, termasuk sepak bola. Efeknya sungguh luar biasa, sampai Pemerintah Inggris membekukan aset Chelsea karena 'keterlibatan' Roman Abramovich sebagai pemilik klub.

FIFA dan UEFA juga bertindak sangat tegas. Seluruh elemen sepak bola Rusia dikenai sanksi, termasuk pencoretan beberapa klub dari kompetisi antarklub Eropa.

FIFA juga mendepak Timnas Rusia dari Piala Dunia. Hal ini membuat Hector Bellerin bersuara. Ia heran mengapa ada perbedaan sikap terhadap konflik di Ukraina dan Palestina.

"Sulit melihat dunia lebih tertarik kepada perang di Ukraina dibandingkan dengan yang lain. Entahlah, apakah karena orang Ukraina lebih mirip dengan kita atau pengaruh konflik tersebut berdampak langsung buat ekonomi dan juga menyoal pengungsi," kata Bellerin kepada La Media Inglesia.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 2 halaman

Rasialis

Lebih lanjut, bek kanan alumunus La Masia itu juga merasa kalau sikap dunia, dalam konteks ini yakni FIFA dan UEFA, sama saja bentuk lain dari rasialisme.

"Perang Palestina dibungkam, tak ada yang membicarakannya."

"Yaman, Irak, sekarang Rusia yang tidak boleh ikut Piala Dunia. Padahal (perang di Timur Tengah) adalah sesuatu yang sudah dihadapi bertahun-tahun lamanya."

"Anda rasialis jika menutup mata terhadap konflik lain tetapi saat ini malah memposisikan diri seperti ini. Ini adalah cerminan minimnya empati buat nyawa-nyawa yang hilang di berbagai daerah lainnya karena memprioritaskan konflik tertentu."

Sumber: La Media Inglesia

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer