Bola.com, Jakarta - Mino Raiola pernah melekat dengan kata 'Indonesia'. Hal itu terjadi setelah ia menjadi 'bapak asuh' alias agen pemain keturunan Pulau Nias, Indonesia. Sang pemain tak lain adalah Kenny Tete.
Kenny, yang kini berkostum Fulham, menjadi bagian dari manajemen Mino Raiola ketika memerkuat Ajax Amsterdam. Kala itu, bek kanan berpostur 180 cm ini dianggap bakal menjadi bintang masa depan Timnas Belanda.
Baca Juga
Kejutan, Kode Keras Erick Thohir Tegaskan Rela Mundur dari Ketum PSSI, jika...
Panas Usai Dihajar Jepang, Ini 5 Hot News Timnas Indonesia yang Bikin Perasaan Fans Campur Aduk : Curhat Kevin Diks sampai Ancaman Evaluasi
Bikin Geger, Pengakuan Shin Tae-yong dan Sindiran Keras Malaysia Setelah Timnas Indonesia Disikat Jepang, Ini 5 Hot News Tim Garuda
Advertisement
Namun, empat tahun di Ajax tak membuatnya berkembang, sehingga Raiola mengirim Kenny Tete ke Lyon. Ada satu peristiwa yang membuat Mino Raiola mencuat bersama Kenny Tete.
Hal itu terjadi ketika Kenny Tete terancam masuk penjara karena melakukan tindakan kekerasan di sebuah cafe di kota Amsterdam, 5 Desember 2015. Ketika itu, Tete pergi bersama teman-temannya setelah Ajax menang 5-2 atas Heerenveen.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bela Maksimal
Namun, saat sedang bersantai di sebuah kafe, dia terlibat perkelahian dengan seorang pria. Polisi kemudian datang ke Tempat Kejadian Perkara (TKP). Dalam proses penangkapannya, Tete sempat berperilaku kasar dan menolak untuk diborgol.
Kala itu, Mino Raiola membela Tete, dan percaya sang klien tidak bersalah dalam insiden kekerasan tersebut. "Penangkapan terhadapnya adalah kesalahpahaman yang besar. Kenny berada dalam tempat dan waktu yang salah. Dia tidak terlibat dalam kekerasan tersebut," ujar Raiola.
Jika merujuk momen saat itu, Kenny Tete masih berusia 20 tahun dan menjadi figur kunci bagi Ajax pada musim 2015/2016. Tete memiliki darah Indonesia dari sang ibu. Sementara itu, ayah Tete merupakan keturunan Mozambik.
Advertisement