Bola.com, Jakarta - Psywar keluar dari lidah bek Real Madrid, Dani Carvajal, jelang final Liga Champions 2021/2022 kontra Liverpool. Ia meminta agar Mohamed Salah untuk tidak terbebani lagi kalau kalah.
Mohamed Salah punya memori buruk jika bicara final Liga Champions. Pada 2018, winger Mesir itu tak bisa bermain full karena mengalami cedera.
Baca Juga
Advertisement
Sebuah tarikan dari Sergio Ramos pada pertengahan babak pertama membuat bahunya cedera. Salah kemudian diganti seraya menyucurkan air mata.
Beruntung, Mohamed Salah akhirnya bisa mengangkat trofi Liga Champions musim berikutnya setelah mengalahkan Tottenham Hotspur dengan skor 2-0.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Memanas
Mohamed Salah berkesempatan untuk 'balas dendam' kepada Real Madrid karena kembali berjumpa dengan lawan yang sama pada final Liga Champions tahun ini.
Beberapa pemain Real Madrid, salah satunya adalah Federico Valverde, menuduh kalau ucapan Mohamed Salah tidak menunjukkan rasa hormat kepada jawara Liga Champions 13 kali itu.
Tak pelak, laga final Liga Champions antara Liverpool versus Real Madrid bakal panas sepanjang 90 menit pertandingan.
Advertisement
Komentar Pedas Carvajal
Selain Fede Valverde, Dani Carvajal juga melontarkan komentar pedas. Ia memperingatkan agar Salah tidak sedih saat Liverpool kandas lagi.
"Saya tidak tahu apakah Salah atau Liverpool bisa membalaskan dendam. Saya paham kalah di final Liga Champions sangat menyakitkan, sehingga bakal ada sumpah serapah untuk balas dendam," kata Carvajal kepada ABC.
"Semoga Salah tidak sedih kalau kalah untuk kedua kalinya di final Liga Champions melawan Real Madrid."
Momen Terburuk
Salah, yang telah mencetak 31 gol impresif di semua kompetisi musim ini, mengingat 'momen terburuk' dalam karirnya menjelang berlaga di final Liga Champions ketiganya.
"Saya ingat ketika saya meninggalkan lapangan setelah 30 menit pertandingan itu, itu adalah momen terburuk dalam karir saya," katanya.
“Saya benar-benar sedih. Saya menjalani musim yang bagus dan kemudian memainkan final Liga Champions pertama saya dan keluar begitu cepat adalah hal terburuk yang bisa terjadi pada saya.
"Saya mengetahui hasilnya saat berada di rumah sakit. Saya pikir kami tidak boleh kalah dengan cara itu. Saya tidak pernah merasakan hal seperti itu sebelumnya di sepak bola."
Sumber: ABC
Advertisement