Bola.com, Jakarta - Seluruh pesepak bola di muka bumi ini pasti memimpikan mengenakan kostum tim nasional (timnas). Oleh karena itu, para individu itu berusaha sekuat tenaga tampil maksimal di klubnya masing-masing dengan harapan bisa digaet ke timnas.
Tapi ada 'loh' pemain top di klub namun tak pernah mendapat kesempatan memperkuat timnas. Padahal, dari segi persyaratan, mereka sangat layak mengenakan jersey timnas dan membela negara di pentas internasional. Kasihan, juga ironis.
Baca Juga
5 Hot News BRI Liga 1 2024 / 2025 Sore Ini : Ramai Kekonyolan Ada 12 Pemain PSM di Lapangan sampai Sindiran Persita untuk Persib Bandung
Besok, 2 Laga Piala AFF 2024 yang Bikin Tegang Fans Timnas Indonesia, Ada Apa Nih ?
Daftar Pemain Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 yang Berasal dari Pegadaian Liga 2: Menjadi Benteng Terakhir Pertahanan
Advertisement
Tak sabar mau tahu siapa saja mereka? Berikut lima pemain beken sepanjang masa yang tak pernah merasakan kebanggaan sebagai pemain timnas, termasuk kapten Manchester United (MU) :
Â
Video Asyik MU
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Jimmy Case (Inggris)
Case adalah bagian dari tim penakluk Liverpool tahun 1970-an. Menjadi integral dari tim yang begitu dominan, dia punya kans untuk segera mendapat pengakuan internasional.
Namun itu tidak pernah terjadi pada sang gelandang elegan. Lebih menyakitkan, tiga koleganya di lini tengah Liverpool yakni Terry McDermott, Ian Callaghan, dan Alan Kennedy dipanggil ke timnas. Tapi Case tidak.
Â
Advertisement
Sangat Kesal
Manajer Liverpool saat itu, Bob Paisley, mengkritik ketidakhadiran Case di Timnas Inggris. "Itu memaksa tiga gelandang lainnya melakukan pekerjaan yang tidak biasa mereka lakukan karena Case absen," ketus Paisley geram.
Meskipun tidak dipanggil ke tim nasional, Case memenangkan empat gelar liga, tiga trofi di level Eropa, dan satu Piala UEFA dalam karier yang sangat sukses di Anfield.
Â
2. Dario Hubner (Italia)
Hubner memenuhi syarat mewakili Italia dan Jerman, mengingat ayahnya adalah orang Jerman tetapi lahir dan besar di Italia. Hubner menganggap dirinya lebih sebagai orang Italia.
Masalah tingkat kerja dan perilaku yang buruk membuat manajer Italia tidak ingin mengambil risiko memilih penyerang yang temperamental itu. Hubner seorang penyerang haus gol.
Â
Advertisement
Ratusan Gol
Striker kurus itu mencetak 217 gol dalam 436 penampilan kariernya. Dia pernah pula memenangkan Sepatu Emas di semua tiga divisi teratas Italia.
Termasuk memenangkan Sepatu Emas Serie A pada usia 35, rekor yang kemudian dipecahkan oleh Luca Toni. Gli Azzurri memang tak pernah kekurangan bakat di lini depan.
Â
Kalah Kelas
Nama-nama seperti Filippo Inzaghi, Christain Vieri, Francesco Totti, dan Alessandro Del Piero adalah contohnya. Hubner tenggelam di antara nama-nama itu.
Bisa jadi, itu karena Hubner tak pernah bermain di klub-klub beken Italia macam AC Milan, Inter Milan, Napoli, atau Juventus. Sepanjang kariernya dari 1987 hingga 2011, Hubner cuma memperkut tim-tim papan tengah seperti Cesana dan Brescia. Ini adalah penghalang utama bagi striker kelahiran 28 April 1967.
Â
Advertisement
3. Paolo Di Canio (Italia)
Nasib lebih apes justru menimpa Paolo Di Canio. Bermain di Napoli, Lazion, Milan, serta Juventus tak jua memuluskan langkahnya ke timnas.
Selain di Italia, Di Canio juga pernah bermain di Liga Inggris. Penampilan terbaiknya tersaji saat membela West Ham selama empat tahun.
Lantas, kenapa Di Canio tak pernah dipanggil ke timnas? Itu bisa jadi karena tatonya yang ada di punggung. Bomber "gila" namun brilian itu menoreh punggungnya dengan tato bergambar Benito Mussolini.
Mussolini adalah seorang diktator fasis Italia dari 1925 sampai 1945. Oleh Karena itulah banyak pihak yang meragukan kesetiannya terhadap Italia.
Â
4. Bert Trautmann (Jerman)
Seorang mantan sersan Nazi selama Perang Duni II dan akibatnya menjadi tawanan perang setelah Jerman dikalahkan. Itulah Bert Trautmann, yang berstatus penjaga gawang terhebat yang tidak pernah mewakili negaranya.
Penggemar Manchester City menjadi gelisah ketika klub memutuskan untuk merekrut Trautmann dari St Helens Town. Akibatnya, 20 ribu pemegang tiket musiman mengancam akan memboikot klub sebagai protes.
Â
Advertisement
Kunci Tenang
Namun Trautmann segera memenangkan hati para pendukung dengan penampilannya yang berani. Bahkan dia memenangkan penghargaan Pemain Terbaik FWA pada tahun 1956.
Dia merupakan penjaga gawang pertama yang bisa mendapatkannya. Momen terbesar Trautmann datang dua hari kemudian di final Piala FA.
Â
Nama Harum
Memimpin 3-1, pada menit ke-75, lehernya dihajar lutut pemain Birmingham Peter Murphy. Karena pergantian pemain tidak diperbolehkan pada masa itu, Trautmann, dengan pandangan nanar, melanjutkan tugasnya dengan heroik selama sisa pertandingan. Pengorbanannya tak sia-sia. Mereka mengangkat Piala FA.
Tak pernah memperkuat Timnas Jerman bukan karena kehadiran pemain yang lebih baik darinya, tetapi karena aturan aneh yang diterapkan oleh Federasi Sepak Bola Jerman. Saat itu, mereka melarang pemain non-domestik mewakili negara.
Â
Advertisement
5. Steve Bruce (Inggris)
Steve Bruce punya semua syarat untuk mendapatkan kesempatan bermain untuk The Three Lions. Dia adalah kapten Manchester United di akhir 1980-an dan awal 1990-an.
Bersama Setan Merah, dia memenangkan tiga gelar liga utama, tiga piala FA, serta Piala Eropa. Sayang, tidak ada manajer Inggris yang peduli untuk memanggilnya ke timnas.
Â
Bek Andal
Tidak heran, Inggris bernasib buruk selama era itu dengan non-kualifikasi untuk Piala Dunia 1994 sebagai titik terendah. Berbeda dengan saat ini, dimana rata-rata pemain Inggris yang bermain untuk salah satu dari enam tim teratas sangat berpeluang masuk timnas.
Sebaliknya, Bruce, seorang bek yang luar biasa dan pemimpin Manchester United di awal 1990-an tak pernah mendapat kesempatan.
Advertisement