Bola.com, Jakarta - Klub sepak bola modern kerap dijadikan industri maupun ladang bisnis bagi para pemiliknya. Sang pemilik klub tentu menuntut timnya harus memiliki prestasi tinggi.
Prestasi ini yang membuat klub dapat meraup banyak keuntungan karena sponsor berdatangan. Jika prestasi buruk, tentu para pelaku industri makin sedikit yang mau menjadi sponsor klub tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Pemilik klub akan memberi tekanan kepada tim, khususnya pelatih kepala. Jika sang pelatih kepala tidak memberikan prestasi memuaskan maka sewaktu-waktu bisa didepak.
Para pemilik klub tidak segan-segan memecat pelatih meskipun pernah berkontribusi besar bagi timnya. Bahkan meski mampu meraih gelar juara pekan ini, bisa jadi bulan depan posisinya tidak aman.
Berikut 5 pelatih klub yang dipecat meski telah mempersembahkan gelar bergengsi bagi klub sepak bola mereka. Mereka seperti from hero to zero.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Roberto Di Matteo (Chelsea)
Roman Abramovich jor-joran supaya Chelsea meraih banyak gelar. Dia ingin klub asal Kota London ini meraih gelar juara Liga Inggris hingga Liga Champions.
Sejumlah pelatih hebat, pernah dia datangkan seperti Andre Villas-Boas yang akhirnya dipecatnya dan diganti dengan asistennya Roberto Di Matteo. Benar saja, Di Matteo bisa memberikan gelar Liga Champions pertama bagi Chelsea.
Atas prestasinya Abramovich mempermanenkan Di Matteo untuk posisi kepala. Namun selang lima bulan kemudian, bos asal Rusia itu memecat sang pelatih karena penampilan buruk Chelsea di Inggris dan Liga Champions.
Advertisement
2. Frank Rijkaard (Barcelona)
Barcelona menunjuk mantan pelatih timnas Belanda, Frank Rijkaard, sebagai pelatih baru pada 2003. Meski sempat diragukan, Rijkaard membuktikan kualitasnya.
Dia mampu memenangkan La Liga berturut—turut di 2004/2005 dan 2005/2006. Rijkaard juga menambahkan gelar Liga Champions ke lemari trofi Barcelona dan merupakan titel kedua mereka di ajang bergengsi Eropa ini.
Sayangnya pada 2008 Rijkaard mendapatkan surat pemecatan dari sang Presiden Joan Laporta. Mereka gagal meraih gelar La Liga hingga Liga Champions karena kalah dari Real Madrid dan Manchester United.
3. Jupp Heynckes (Real Madrid)
Jupp Heynckes mempersembahkan gelar ketujuh Liga Champions bagi Real Madrid yang terakhir kalinya mereka capai pada 1966. Gelar Liga Champions ini mereka dapat musim 1997/1998 setelah menang tipis 1-0 atas Juventus.
Dia juga mengantar Real Madrid menjadi juara Super Spanyol usai menang agregat 5-3 atas Barcelona. Namun, kariernya hanya semusim saja di Real Madrid.
Heynckes dipecat karena Real Madrid berada di posisi keempat La Liga Spanyol. Namun dia meraih kesuksesan di Bayern Munich setelah itu.
Advertisement
4. Fabio Capello (Real Madrid)
Pelatih legendaris Italia, Fabio Capello, pernah dua kali melatih Real Madrid. Di kesempatan pertama melatih, dia langsung membawa Los Blancos juara La Liga 1996/1997.
Meski juara, namun Presiden Lorenzo Sanz tetap memecatnya. Para suporter tidak ingin melihat Real Madrid yang bermain lebih bertahan.
Real Madrid kembali menujuk Capello menjadi pelatih kepala pada 2006. Dia kembali meraih gelar juara La Liga tetapi juga hanya semusim bertahan di Real Madrid.
5. Louis van Gaal (Barcelona)
Barcelona ngebet mendatangkan Louis van Gaal karena melihat prestasinya bersama Ajax Amsterdam. Van Gaal mampu membuat Ajax berjaya di Liga Belanda hingga Liga Champions.
Dia akhirnya bergabung dengan Barcelona pada tahun 1997. Van Gaal mampu membawa Barcelona meraih dua gelar La Liga Spanyol, sekali Copa Del Ray dan sekali UEFA Super Cup.
Namun, karena dia gagal membawa Barcelona meraih gelar Liga Champions seperti yang dia lakukan bersama Ajax, membuatnya dipecat. Selain itu, hubungannya dengan sejumlah pemain misalnya Rivaldo juga menjadi alasan lain.
Sumber: Bleacherreport
Advertisement