Bola.com, Jakarta - Mantan manajer PSG, Mauricio Pochettino buka suara setelah meninggalkan klub. Dia menegaskan tidak ada masalah apa pun di level internal.
Pochettino mengaku mendapatkan pengalaman luar biasa dengan melatih PSG. Dia mungkin pergi dengan cara buruk, tapi tidak ada masalah apa pun dengan pihak klub.
Baca Juga
Advertisement
"Dari sudut pandang keolahragaan, kami telah menjuarai Piala Liga, Piala Super, dan Liga dalam waktu satu setengah tahun. Namun, jelas bahwa proyek PSG adalah untuk menjuarai Liga Champions," kata Pochettino.
"Oleh sebab itu, tidak menjuarai Liga Champions akan selalu disebut sebagai kegagalan. Dalam kasus saya, itu kegagalan 50 tahun, bukan hanya musim lalu," tandasnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Rumor karena Mbappe
Pemecatan Pochettino memang sempat dipergunjingkan. Diduga, Pochettino jadi korban kewenangan ekstra yang diberikan pihak klub kepada Kylian Mbappe.
Sebelumnya, PSG berusaha mati-matian untuk mempertahankan penyerang Prancis tersebut. Mereka sampai membayar mahal supaya Mbappe mau meneken kontrak baru berdurasi 3 tahun dengan sejumlah bonus ekstra.
Bahkan, kabarnya Mbappe diberi kebebasan untuk memilih pemain dan pelatih yang dirasa tepat untuk proyek PSG. Jadi, karena itulah muncul gosip bahwa Mbappe tidak puas dengan Pochettino dan ingin dia dilepas.
Advertisement
Bukan karena Mbappe
Dia menegaskan bahwa tidak ada masalah apa pun dengan Mbappe dan tidak ada kewenangan ekstra yang diberikan klub kepada Mbappe.
"Menurut saya PSG telah melakukan segalanya untuk mempertahankan Kylian dan saya pun setuju dengan itu. Dia adalah salah satu pemain terbaik di dunia sepak bola modern," ujar Pochettino.
Bertahan
Mbappe pun akhirnya bertahan.
"PSG punya sumber daya untuk meyakinkan dia bertahan. Namun, saya kira bukan Kylian yang mendesain proyek baru klub itu."
"Mereka yang punya kekuasaan, dalam hal ini presiden klub, yang merasa bahwa klub membutuhkan proyek baru," imbuhnya.
Advertisement
Trofi Pertama
Lionel Messi dan Neymar tampil moncer saat Paris Saint-Germain bersua Nantes pada laga Piala Super Prancis 2022. Berkat kontribusi keduanya, PSG menang 4-0 atas Nantes dan meraih trofi juara.
Bagi Les Parisiens, ini adalah trofi ke-11 di ajang Piala Super Prancis, sekaligus mempertegas hegemoni di turnamen jelang musim baru tersebut. Paris Saint-Germain unggul tiga gelar juara atas Olympique Lyon di urutan kedua.
Sumber: Goal, Infobae
Disadur dari: Bola.net (Richard Andreas, 2/8/2022)