Bola.com, Jakarta - Juventus dalam bahaya. Soalnya, hingga giornata ke-11 Serie A 2022/2023, Old Lady belum juga beranjak dari posisi kedelapan klasemen sementara dengan tabungan 19 poin.
Raksasa Turin tertinggal jauh di bawah Napoli selaku pemuncak klasemen dengan torehan 29 poin. Kondisi tersebut membuat sang pelatih, Massimiliano Allegri, panen kritik.
Baca Juga
Kejutan, Kode Keras Erick Thohir Tegaskan Rela Mundur dari Ketum PSSI, jika...
Panas Usai Dihajar Jepang, Ini 5 Hot News Timnas Indonesia yang Bikin Perasaan Fans Campur Aduk : Curhat Kevin Diks sampai Ancaman Evaluasi
Bikin Geger, Pengakuan Shin Tae-yong dan Sindiran Keras Malaysia Setelah Timnas Indonesia Disikat Jepang, Ini 5 Hot News Tim Garuda
Advertisement
Tak hanya di Liga Italia Serie A, Bianconeri juga melempem di ajang Liga Champions musim ini. Berada di Grup H, Juventus kalah bersaing dengan PSG dan Benfica, yang membuat mereka sudah tersingkir lebih dulu.
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tak Berpengaruh
Masuknya sejumlah pemain anyar macam Angel di Maria dan Leandro Paredes belum juga membawa pengaruh signifikan sejauh ini. Masih banyak waktu kembali ke jalur kemenangan.
Jika tidak, bukan tak mungkin Juventus akan kembali gigit jari. Adapun Juventus terakhir kali memenangkan Serie A pada musim 2019/2020. Sebagai satu di antara klub papan atas, Juventus tak hanya soal prestasi.
Mereka juga pernah gagal dalam hal merekrut pemain. Tak bermaksud mencibir, fakta di bawah ini merupakan bukti yang tak terbantahkan.
Â
Advertisement
Edwin Van der Sar
Van der Sar datang dari Ajax pada 1999. guna mendapatkannya, Juve harus menggelontorkan dana yang tak sedikit. Akan tetapi, Van der Sar gagal bersinar.
Selama dua tahun pengabdiannya, kiper berpaspor Belanda itu hanya mengoleksi sebiji gelar yakni Piala Intertoto. Di Seria A, dia hanya tampil dalam 66 laga.
Pada 2001 Juve membiarkannya pergi ke Fulham, Inggris. Sebagai gantinya, Nyonya Tua merekrut Gianluigi Buffon dari Parma.
Â
Jonathan Zebina
Mantan bek yang kini menghilang bak ditelan bumi itu punya banyak drama kala membela Juventus, dari 2004 hingga 2010. Tampil angot-angotan, Zebina gagal masuk daftar bek legendaris The Old Lady macam Gianluca Zambrotta dan Lilian Thuram.
Sebenarnya, Zebina ikut memenangkan dua gelar Scudetto, namun karena insiden Calciopoli pada 2006 gelar tersebut dicabut. Juve juga ditendang ke Serie B.
Pernah suatu ketika di tahun 2010, jelang duel melawan Atalanta, bus Juventus diserang suporternya sendiri. Botol, batu, bahkan telur berterbangan menghantam bus.
Â
Advertisement
Jadi Korban
Zebina menjadi korban saat itu. Seorang suporter yang kecewa melayangkan bogem mentah ke lehernya. Ia juga pernah mendapat sorotan tak sedap, menyusul aksi tak terpujinya di pentas Liga Europa.
Dia mendapat kartu merah karena menunjukkan gestur tak terpuji ke arah pendukung lawan yang menurutnya telah berlaku rasis.
Â
Dario Knezevic
Dia dipinjam dari Livorna dan hanya seumur jagung mengenakan jersey Juventus (2008-2009). Kedatangannya ke Turin tak membawa hasil positif di lini belakang.
Dia gagal memanfaatkan momen emas, bermain bersama tim sebeken Juve. Bisa jadi, fans tak lagi pernah mengingatnya. Itu karena Knezevic tak meninggalkan sesuatu yang membanggakan untuk bisa dikenang.
Â
Advertisement
Jean-Alain Boumsong
Penampilan bersama Newcastle United cukup oke. Juventus lalu membungkusnya pada 2006 dengan harga 5 juta euro. Saat itu, Giorgio Chiellini belum jadi andalan di jatung pertahanan.
Tapi, Boumsong sungguh mengecewakan. Pada saat pemain lain berjuang mati-matian di Serie B, Boumsong malah sebaliknya. Dia memble.
Ketika Juve kembali ke Serie A, Boumsong lebih sering terlihat melamun di bangku cadangan. Pada 2008 dia mental ke Lyon.
Â
Salvatore Fresi
Fresi memang sempat mencicipi gelar Serie A pada musim 2002/2003 dan Piala Super Italia 2003. Tapi, Fresi bukanlah bintang Juventus di masanya, 2002 - 2004.
Dia gagal tampil dalam performa terbaiknya dan lama kelamaan tenggelam ditelan waktu. Meredup, eks Bologna itu lalu dibuang ke Perugia sebelum akhirnya direkrut Catania.
Â
Advertisement
Olivier Kapo
Juventus mencari sosok petarung di lini tengah yang juga bisa diplot sebagai pemain sayap. Lalu dapatlah Kapo. Dia direkrut dari klub Prancis, Auxerre, pada 1999.
Namun dia gagal bersaing. Walhasil, Kapo didepak ke AS Monaco dan Lavente sebagai pemain pinjaman. Akhirnya, dia pergi dari Turin pada 2007, meneruskan karier ke Birmingham City.
Â
Fabian O'Neill
Bisa jadi, fans tak lagi mengingatnya. Itu lantaran O'Neill tak meninggalkan kesan manis kala berseragam Juventus (2001-2001).
Juve sudah sering memakai jasa pemain asal Uruguay seperti O'Neill. Sebut saja Ruben Oliveira, Marcelo Zalayeta, dan Daniel Fonseca merupakan pemain Uruguay yang pernah memperkuat Juventus. Pada 2002, O'Neill dilego ke Perugia.
Â
Advertisement
Davide Baiocco
Satu di antara pembelian terburuk Juventus, saat merekrut pemain ini dari Perugia. Sejak diboyong pada 2002, Baiocco lebih banyak dipinjam ke klub lain macam Piacenza, Reggina, juga Perugia.
Dianggap makan gaji buta, akhirnya Juventus menjualnya ke Catania pada 2005.
Â
Ruben Olivera
Pemain tak jelas Juventus lainnya adalah Olivera. Gayanya tak seindah permainannya. Secara postur, Olivera sangat cocok jadi playmaker.
Berpostur hampir dua meter, gelandang kelahiran 1983 yang direkrut dari Danubio pada 2003 itu seharusnya bisa memenangkan duel perebutan bola. Tapi Olivera tak seperti yang diharapkan.
Hanya sebentar memakai jersey keramat Juventus, Olivera kemudian dipinjamkan ke Atlético Madrid, Sampdoria, Penarol, dan Genoa. Pada 2009, dia cabut ke Penarol.
Â
Advertisement
Marcelo Salas
Di Lazio, Salas berkelas. Tapi, saetelah pindah ke Juventus pada 2001, Salas tinggal kelas. Dia tak mumpuni di lini depan.
Ketajamannya bersama Lazio dengan torehan 34 gol brilian dalam 79 pertandingan sama sekali tak terlihat. Jengkel karena Salas tak jua bangkit, Juventus mendepaknya sebagai pemain pinjaman ke River Plate dan Universidad de Chile.
Terhitung sejak 2006, Salas tak lagi berada di bawah panji-panji Bianconeri.
Â
Amauri
Namanya cukup familiar di telinga fans Juventus. Hanya saja, Amauri bukanlah seorang legenda.
Striker yang kini berusia 42 tahun itu bergabung dengan Old Lady dari Palermo pada 2008. Dia masuk daftar pembelian gagal, karena hingga kontraknya berakhir pada 2011 nasib baik tak jua berpihak kepada Amauri.
Kariernya ternoda, karena Juventus pernah mengirim sekolah ke Parma di musim terakhirnya.
Advertisement