Bola.com, Jakarta - Setelah sekian lama mendominasi sepak bola Italia, Juventus sedang mengalami masa-masa sulit. Mereka kesulitan bersaing di Serie A musim ini. Si Nyonya Tua tertinggal 10 poin dari Napoli.
Pasukan Max Allegri juga dipermalukan di Liga Champions. Mereka tersingkir di babak grup bahkan kalah dari klub semenjana, Maccabi Haifa.
Baca Juga
Advertisement
Namun, masalah Juventus lebih berat di luar lapangan. Baru-baru ini semua dewan direksi berhenti, termasuk presiden Andrea Agnelli, wakil presiden Pavel Nedved, dan direktur pelaksana Maurizio Arrivabene.
Juventus belakangan sedang diselidiki oleh pihak terkait di Italia. Juventus disebut mengalami keanehan dalam pengelolaan keuangan selama masa Pandemi COVID-19.
Mereka diduga menyetujui kesepakatan rahasia dengan para pemain mereka, termasuk sang pelatih, Maurizio Sarri, untuk membayar gaji mereka selama tiga bulan. Meskipun mereka secara terbuka setuju untuk melepaskan gaji tersebut.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bisa ke Serie B Lagi?
Sebagai pengingat, Juventus pernah mengalami masalah pelik pada 2006. Juve terdegradasi sebagai akibat skandal Calciopoli.
Saat itu Juventus disebut mencoba mempengaruhi FA Italia untuk mendapatkan wasit yang lebih baik.Baru-baru ini pengacara Italia Mattia Grassani, seorang ahli hukum olahraga, mengungkapkan bahwa penyelidikan saat ini lebih serius dan dapat mengakibatkan hukuman serupa.
"Saya pikir ini adalah penyelidikan terberat dalam sejarah Juventus, bahkan lebih berat daripada Calciopoli pada 2006. Perilaku melanggar hukum yang dituduhkan kepada mereka tidak ada presedennya," kata Grassani kepada stasiun radio Rai1.
Advertisement
Hukuman Berat
Mattia Grassani menyebut Juventus mengambil resiko besar dengan melakukan hal itu. Hukuman yang bakal menimpa Juventus pun bisa sangat berat.
"Pada tingkat olahraga, mereka mengambil risiko lebih dari sekadar denda atau hukuman ringan. Semua ini bisa berujung pada hukuman berat karena peraturan menyatakan bahwa jika ada perubahan dokumen, seperti surat-surat pribadi, itu bisa menimbulkan konsekuensi yang lebih besar daripada hukuman sederhana." jelasnya.
Â
Gelar Dicabut
Selain terdegrasi, Grassani menyebut Juventus bisa mendapatkan hukuman lain. Misalnya dicabutnya gelar juara Serie A Italia yang mereka raih.
"Aturan menyatakan bahwa jika klub telah memasuki musim berkat langkah-langkah ini, mereka dapat dikeluarkan darinya, itu dapat menyebabkan degradasi dan bahkan hilangnya Scudetto," tandasnya.
Advertisement