Bola.com, Jakarta - Kasihan Juventus, nasibmu kini. Hingga pekan ke-19, Juventus masih saja berdiam diri di posisi ketiga klasemen sementara Serie A 2022/2023 dengan tabungan 37 poin.
Pada laga terakhir beberapa waktu lalu, I Bianconeri dipermak habis-habisan kala bersua Napoli 1-5. Pembantaian di Stadion Diego Armando Maradona itu merupakan satu di antara kekalahan terbesar La Vecchia Signora di Liga Italia Serie A.
Baca Juga
Kejutan, Kode Keras Erick Thohir Tegaskan Rela Mundur dari Ketum PSSI, jika...
Panas Usai Dihajar Jepang, Ini 5 Hot News Timnas Indonesia yang Bikin Perasaan Fans Campur Aduk : Curhat Kevin Diks sampai Ancaman Evaluasi
Bikin Geger, Pengakuan Shin Tae-yong dan Sindiran Keras Malaysia Setelah Timnas Indonesia Disikat Jepang, Ini 5 Hot News Tim Garuda
Advertisement
Walhasil, armada Massimiliano Allegri terpaut 10 angka dari Napoli selaku pemuncak klasemen dengan torehan 47 poin. Pada laga selanjutnya, Juve ditantang kuda hitam Atalanta, Senin (23/1).
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Jaga Persaingan
Jika ingin menjaga persaingan, kemenangan merupakan harga mati bagi Manuel Locatelli dkk. Sebagai raksasa Italia, Juventus sudah lama tak memenangkan Serie A. Mereka terakhir kali memenangkannya pada musim 2019/2020.
Apakah ini karena skuad yang ada sekarang tak bisa diandalkan? Bisa jadi. Soalnya, tak semua pemain yang datang ke Turin bernasib baik, termasuk berstatus pemain bintang sekalipun.
Tak percaya? Seperti dikutip dari Bleacherreport, berikut starting XI terburuk Juventus sepanjang masa.
Â
Advertisement
Kiper
Edwin van der Sar akan dikenang karena sukses memenangkan Liga Champions bersama Ajax dan Manchester United. Ia juga mengesankan di Fulham. Namun, di Italia, dia mengalami dua kegagalan kala membela Juventus.
Pemain internasional Belanda itu tiba di Turin pada tahun 1999. Saat itu, Juventus diperkuat sederet bintang seperti Edgar Davids, Del Piero, dan Zinedine Zidane.
Akan tetapi, Van der Sar mendapat sorotan tajam menyusul dua kegagalan I Bianconeri. Juventus hanya mampu finis di posisi kedua Serie A. Ia hanya bertahan dua musim.
Â
Pertahanan
Juventus sudah lama terkenal dengan pertahanannya yang kuat dan solid. Namun itu sama sekali tak terlihat di diri Jonathan Zebina.
Bek kanan itu sudah menjadi bencana sejak hari pertama. Tiba dengan status bebas transfer dari AS Roma atas permintaan Fabio Capello pada 2004, pemain Prancis itu bertahan selama enam tahun di Turin.
Dalam 98 penampilannya melibatkan beberapa kesalahan fatal. Ia juga pernah membuat fans marah karena menampar juru kamera saat wasit mengganjarnya dengan kartu merah.
Selain Zebina, Jean-Alain Boumsong juga mengecewakan. Datang dari Newcastle United saat klub tersebut terdegradasi ke Serie B pada tahun 2006, Boumsong gagal memenuhi ekspektasi.
Jorge Andrade, Dario Knezevic, dan Leandro Rinaudo juga masuk daftar bek kanan yang tak bisa diandalkan. Pada posisi bek kiri, Cristian Molinaro juga memble. Ketika mendapat kesempatan dalam 81 penampilan, ia tak maksimal.
Â
Advertisement
Gelandang
Secara berkala, Juventus mendapat kondisi terpaksa memainkan pemain lini tengah Felipe Melo, Tiago Mendes, dan Christian Poulsen. Ketiganya sangat miskin kreasi. Kehadiran mereka di Turin tak menimbulkan dampak positif bagi tim.
Melo tidak bisa mengoper dan terus-menerus dilanggar. Sementara itu, Tiago mengambil tempat di sampingnya karena perilaku yang lebih buruk. Dia mengunci presiden klub saat itu Giovanni Cobolli Gigli di kamar mandi selama negosiasi kontrak.
Â
Penyerang
Thierry Henry bermain di sebelah kiri kala Juventus berada di bawah kendali Carlo Ancelotti. Situasi itu membuatnya tak memiliki tempat spesial di hati Carletto.
Peneyarang lain yang juga bernasib sama adalah Juan Esnaider. Ia striker asal Argentina yang datang atas kerja keras mantan direktur, Luciano Moggi pada 1999.
Tidak ada gol dalam 16 penampilan yang membuat pemain berharga 4,5 juta pounds itu dicerca banyak orang. Ingat Jorge Martinez? Gelandang Uruguay yang bermain cukup baik untuk Catania itu secara misterius hadir ke Juventus pada 2010 dengan biaya mengejutkan sebesar 12 juta pounds.
Fabian O'Neil yang dikontrak sebagai cadangan Zidane, tetapi tak bisa diharapkan di lini depan. Pun begitu dengan Marcelo Salas. Striker Cile itu tiba pada tahun 2001 setelah menjadi bagian penting dari kesuksesan Lazio di bawah Sven-Goran Eriksson.
Â
Advertisement
Terhambat Cedera
Terhambat oleh cedera, Salas hanya memainkan 14 pertandingan dan mencetak dua gol. Ia gagal mengeksekusi penalti dalam derby kontra Torino dengan melakukan tendangan penalti yang melambung tinggi di atas mistar gawang.
Selanjutnya Juventus berhasil menemukan pemain yang lebih buruk lagi yakni Amauri. Ia diboyong pada musim panas 2008 dengan biaya klub 22,8 juta pounds. Hasilnya sungguh mengecewakan. Amauri hanya mampu mencetak 17 gol.
Â
Formasi Lengkap
So, kesimpulan dari seluruh penjelasan di atas, ternyata ada bintang-bintang besar yang justru tak mendapat tempat di Juventus. Mereka seolah tak bisa mengembangkan permainan, dan harus rela berstatus 'tak berguna maksimal' selama membela Bianconeri.
Nah, di bawah ini susunan starting XI terburuk Juventus dalam formasi 4-2-3-1 : Van der Sar, Zebina, Boumsong, Andrade, Molinaro, Melo, Tiago, Martinez, O'Neil, Salas, Amauri.
Sumber: Bleacherreport
Advertisement