Bola.com, Jakarta - A22 sebagai penyelenggara menginformasikan format baru ajang European Super League (ESL) yang ditentang oleh FIFA dan UEFA hari Kamis (09/02/2023).
Proposal baru ajang ESL sangat berbeda dengan format sebelumnya yang terkesan terlalu eksklusif dan hanya diikuti tim-tim besar.
Advertisement
Menurut A22 chief executive Bernd Reichart, lewat format baru, European Super League bisa diikuti sampai 80 tim.
Berbicara kepada media Jerman, Diw Welt, Reichart menyebut pihak A22 telah berkonsultasi dengan 50 klub Eropa sejak Oktober tahun lalu untuk membahas format baru ESL ini.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Nyaris Kolaps
Pada kesempatan ini, Reichart turut mengatakan rencana European Super League nyaris kolaps karena memang mendapat banyak ditentang plus mundurnya beberapa tim yang awalnya ingin ikut serta.
"Sudah waktunya untuk perubahan," kata Reichart. "Dialog kami terbuka, jujur, konstruktif, dan menghasilkan gagasan yang jelas tentang perubahan apa yang diperlukan dan bagaimana penerapannya."
"Banyak yang harus dilakukan dan kami akan melanjutkan dialog kami," lanjutnya.
Advertisement
Kompetisi Domestik Tetap Penting
Reichart mengatakan European Super League format baru akan menjadi kompetisi terbuka. Tim yang tampil akan ditentukan dari posisi pada kompetisi domestik atau persis sepertin Liga Champions.
"Jadi kompetisi level nasional tetap akan menjadi fondasi dari European Super League," kata Reichart.
Di ajang ini, Reichart menyebut setiap tim mendapat jaminan setidaknya bermain 14 kali dan akan mendapat pemasukan besar dari setiap laga.