Bola.com, Jakarta - Bagi Nurul Huda, mengikuti program PSSI Primavera di Italia tak hanya menghasilkan pengalaman berharga seputar sepak bola semata. Sebab, ada kisah-kisah menarik yang tak pernah terkikis dari ingatannya.
Tentu ada banyak sekali fragmen-fragmen peristiwa yang mengisi memori Nurul Huda jika diminta berkisah soal perjalanannya menimba ilmu bersama PSSI Primavera angkatan 1994-1995 di Italia.
Advertisement
Salah satu yang paling dikenang ialah aktivitasnya memancing. Lelaki asal Dusun Klagen, Sidoarjo, ini memang tak bisa jauh-jauh dari hobinya itu sekali pun saat berada di Italia.
Selain mengisi waktu ketika senggang, aktivitas ini memang membuat Nurul Huda dan rekan-rekannya yang lain sempat harus berurusan dengan polisi karena tak menaati aturan yang berlaku di Negeri Pizza.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Berawal dari Jatah Libur
Lelaki berusia 45 tahun ini mengatakan, para pemain memang sempat mendapatkan jatah liburan khusus dalam setiap paruh musim. Selama masa libur, tim pelatih tak mengizinkan mereka untuk bermain sepak bola.
Momentum ini memang harus dimanfaatkan untuk menyegarkan pikiran. Mereka bebas melakukan apapun selama libur. Yang penting harus jauh-jauh dari sepak bola.
“Dalam momen tertentu, ada kalanya kita mendapat jatah libur selama satu minggu penuh. Pemain tidak boleh memegang bola dan tidak boleh memikirkan sepak bola,” kata Nurul Huda dikutip dari kanal YouTube Omah Balbalan.
“Kita diminta untuk refreshing. Itu yang dianjurkan oleh pelatih kami di sana. Jadi, selama satu minggu itu tidak boleh bermain sepak bola,” lanjutnya.
.
Advertisement
Tak Pahami Aturan
Saat terbang ke Italia, usia Huda memang masih berusia 17 tahun. Bagi anak remaja seusianya, memancing sudah menjadi aktivitas yang sangat akrab.
Awalnya, dia hanya memancing di sungai bersama dua rekannya, Eko Purdjianto dan Alex Pulalo. Mereka pun sama-sama tak memahami aturan ketat yang berlaku di Italia.
“Kami pun memilih jalan-jalan atau aktivitas lain seperti memancing. Kalau mancing, awalnya hanya saya, Eko Purdjianto, dan Alex Pulalo. Itu sukanya memancing,” ujarnya.
"Padahal, memancing ikan di sana ada aturannya. Harus ada surat izinnya, kriteria ukuran ikannya juga sudah ditentukan.”
“Sedangkan kami saat itu mendapat ikan kecil-kecil pun tetap dibawa pulang. Padahal, jika menurut aturan, itu tidak boleh,” lanjutnya.
Dikejar-kejar Polisi
Huda mengatakan, ikan-ikan kecil yang mereka bawa ke penginapan ini ternyata terpantau oleh polisi setempat yang tengah melakukan patroli. Mereka pun langsung mengambil langkah seribu untuk menghindar.
Menurut Huda, keputusan ini diambil cepat. Indriyanto Nugroho lah saat itu yang mengawalinya. Mereka pun mengambil langkah cepat menuju hutan untuk menghindar dari kejaran polisi.
Meskipun berhasil kabur, hotel tempat mereka menginap pun akhirnya tetap didatangi polisi. Masalah ini pula yang terpaksa dibereskan oleh Danurwindo yang menjadi pelatih mereka saat itu.
“Saat berjalan pulang, kami pun ketahuan polisi setempat. Kita langsung lari dan kabur menuju pegunungan. Yang mengajak lari ya Indriyanto Nugroho itu,” katanya.
“Akhirnya, polisi sempat datang ke hotel. Mereka menegur Pak Danur dan memberi tahu kalau mau memancing ada aturan-aturan yang harus dipatuhi,” pungkasnya.
Advertisement