Sukses


5 Pelatih Top yang Apes di Liga Champions, Masih Hampa Gelar

Bola.com, Jakarta - Trofi Liga Champions punya arti prestisius bagi pemain maupun pelatih yang berlaga di kompetisi Eropa. Setiap pemain maupun pelatih ingin merasakan mendekap trofi bergengsi antarklub di Benua Biru tersebut. 

Tidak jarang, para pelatih mengorbankan segalanya bahkan laga di liga domestik demi meraih kesuksesan  di Liga Champions. Namun, sejumlah pelatih hebat dunia gagal menggapainya.

Dari maestro Italia hingga seorang si cerdik asal Prancis masuk daftar pelatih yang gagal menjuarai Liga Champions. 

Para pelatih dalam daftar ini cukup sukses membawa klubnya berprestasi di liga domestik masing-masing. Sayangnya. ketika berlaga di kompetisi regional tingkat atas yakni Liga Champions, strategi sang pelatih mentok.

Berikut lima pelatih top dunia yang gagal meraih trofi Liga Champions. 

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

5. y (Milan, Juventus)

Penunjukan Allegri disambut protes bahkan lemparan telur kala Juventus memakai jasanya pada 2014. Sang pelatih besar di AC Milan dan memenangi Serie A bersama Rossoneri pada 2011.

Meski akhirnya dipecat dari AC Milan, Juventus tetap membawanya dan kemudian kembali mendominasi Serie A. Sayangnya, meski mencapai dua laga final Liga Champions pada 2015 dan 2017, Allegri gagal menggapai gelar juara.

 

3 dari 6 halaman

4. Bobby Robson (Porto, Newcastle United)

Bobby Robson membawa The Three Lions ke semifinal Piala Dunia, kemudian berhasil di level klub dengan menjuarai kompetisi domestik di Inggris, Portugal, Spanyol, dan Belanda. Sayangnya, dia gagal mengoleksi trofi Liga Champions.

Dia hanya membawa Ipswich juara Piala UEFA 1981, lalu juara Piala Winners 1997 bersama Barcelona dengan bakat baru Ronaldo Nazario. Robson juga pernah melatih di India hingga kembali ke kampung halamannya yakni Newcastle. Dia membawa klub Inggris itu dua kali berlaga di Liga Champions.

 

4 dari 6 halaman

3. Valeriy Lobanovskyi (Dynamo Kiev)

"Pengaruh Lobanovskiy untuk saya begitu besar. Saya masih sering melihatnya dalam mimpi saya," kata Andriy Shevchenko, salah satu murid pelatih Ukraina yang paling terkenal itu.

Lobanovskyi pelatih legenda yang mengantar Uni Soviet dua kali ke Piala Dunia dan menjadi runner-up Euro 1988, serta meraih 13 gelar liga domestik Ukraina bersama Dynamo Kiev plus dua juara Piala Winners.

Sayangnya, meski Dynamo Kiev selalu menjadi tim kuda hitam kala itu tetapi gagal menyabet gelar Liga Champions. Lobanovskyi paling dekat menggapai gelar Liga Champions pada musim 1998/1999 sebelum Dynamo Kiev yang diperkuat Shevchenko muda tumbang dari Bayern Munchen di semifinal dengan agregat 3-4.

 

5 dari 6 halaman

2. Arsene Wenger (Monaco, Arsenal)

Tidak ada yang meragukan karier Arsene Wenger di Premier League bersama Arsenal dengan meraih tiga gelar juara plus tujuh gelar Piala FA. Di Eropa, Wenger juga menjadikan Arsenal kekuatan yang menakutkan.

Meski kerap mengejutkan seperti melumat Inter Milan hingga Real Madrid di kandang lawan, namun Wenger gagal di kompetisi Eropa. Arsenal kalah adu penalti di final Piala UEFA 2000 dari Galatasaray dan takluk juga pada laga final Liga Champions dari Barcelona pada 2006.

 

6 dari 6 halaman

1. Diego Simeone (Atletico Madrid)

Selain Allegri, Simeone menjadi pelatih yang masih aktif melatih dalam daftar ini. Meksi hanya menangani tim kuda hitam Spanyol, Atletico Madrid, pelatih asal Argentina itu sukses mengantarkan klubnya juara La Liga.

Simeone dua kali mengantar Atletico Madrid ke laga final Liga Champions, yakni 2013/2014 dan 2015/2016. Tetapi, harapan di dua edisi itu selalu dikandaskan tetangganya Real Madrid.

Meski gagal di Liga Champions, Simeone pernah dua kali membawa Atletico juara Liga Europa yakni musim 2010/2011 dan 2017/2018.

Sumber: FourFourTwo

Video Populer

Foto Populer