Bola.com, Jakarta - Pekan lalu jadi hari yang buruk bagi wasit asal Italia, Giuseppe Mascara. Dia membuat kesalahan yang mirip dengan wasit yang memimpin laga di Piala Afrika tahun lalu.
Giuseppe Mascara melakukan kesalahan dengan meniup peluit panjang lebih cepat daripada waktu seharusnya. Insiden tersebut terjadi saat dia memimpin laga Serie C antara tuan rumah Vicenza kontra Arzignano Valchiampo, Minggu (26/3/2023).
Baca Juga
Advertisement
Giuseppe Mascara mengakhiri laga Vicenza vs Arzignano Valchiampo sebelum waktu tambahan yang ditentukan berakhir. Tidak butuh waktu lama baginya untuk menyadari kesalahannya.
Sang wasit kemudian meletakkan tangannya di wajah sebelum para pemain tuan rumah Vicenza mengelilinginya. Saat itu, tuan rumah Vicenza masih tertinggal 2-3 dari Arzignano yang bermain dengan 10 orang setelah mendapat satu kartu merah.
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Melanjutkan Laga
Setelah menyadari kesalahannya, Giuseppe Mascara kemudian membuat keputusan. Dia melanjutkan permainan lagi selama satu menit dan akhirnya meminta maaf kepada para pemain setelah meniup peluit panjang sekali lagi.
Untung baginya, skor 3-2 untuk kemenangan Arzignano tidak berubah pada peluit akhir. Peristiwa unik ini mengingatkan pada insiden di Piala Afrika tahun lalu.
Â
Advertisement
Terjadi di Piala Afrika
Kejadian yang menimpa Giuseppe Mascara juga pernah dialami oleh wasit asal Zambia, Janny Sikazwe. Bahkan tidak sekali dia mengakhiri laga lebih cepat, sampai dua kali.
Wasit asal Zambia itu terpaksa memulai kembali pertandingan antara Tunisia dan Mali karena mengakhiri laga pada menit ke-85. Namun beberapa saat kemudian, dia kembali menyudahi pertandingan sebelum menit ke-90.
Â
Mengklaim Berhalusinasi
Janny Sikazwe kemudian mengklaim sedang berhalusinasi dan telah dibawa ke rumah sakit karena cuaca panas saat itu. "Saya telah melihat orang-orang pergi untuk tugas di luar negeri dan kembali dengan peti mati," katanya.
"Saya sangat dekat untuk kembali seperti itu. Saya beruntung saya tidak mengalami koma. Itu akan menjadi cerita yang sangat berbeda.
"Para dokter memberi tahu bahwa tubuh saya tidak mendingin. Rasanya saya akan mengalami koma, dan itu akan menjadi akhir. Saya pikir Tuhan menyuruh untuk mengakhiri pertandingan. Dia menyelamatkanku," ujarnya.
Sumber: Daily Star
Advertisement