Bola.com, Jakarta - Bek sayap Nantes, Jaouen Hadjam, dicoret dari daftar susunan pemain jelang lanjutan Ligue 1 Prancis pada Minggu (2/4/2023) waktu setempat. Alasannya, ia menolak untuk tidak berpuasa.
Bek berusia 20 tahun itu diminta untuk membatalkan puasa Ramadan pada hari pertandingan Ligue 1 mereka oleh manajer Antoine Kombouare, menurut Ouest-France.
Baca Juga
Advertisement
Kombouare sebelumnya vokal tentang sikapnya terhadap pemain Muslim selama bulan suci Islam. Kembali pada tahun 2009, ketika dia menjadi manajer Paris Saint-Germain, Kombouare mengatakan hal berikut dalam konferensi pers.
"Saya memiliki aturan yang sangat sederhana. Tidak ada masalah dengan pemain yang berpuasa Ramadan selama seminggu. Tetapi pada hari pertandingan, itu dilarang."
"Mereka yang menjalani Ramadan pada hari pertandingan akan tinggal di rumah. Saya tidak akan mengacaukan kesehatan pemain, atau menyusahkan rekan satu tim mereka. Ketika Anda tidak makan sepanjang hari, itu menjadi rumit," ujar Kombouare.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pemain Muslim Lainnya Terpaksa Tidak Berpuasa
Jaouen Hadjam dilaporkan 'menolak' untuk berbuka puasa. Karena itulah ia dikeluarkan dari skuad untuk menghadapi Reims.
Ouest-France menambahkan bahwa pemain Aljazair itu akan setuju untuk tidak puasa saat tim melakukan laga tandang, tetapi tidak untuk pertandingan kandang.
Dalam laporan tersebut, disebutkan bahwa pemain Muslim lainnya memilih tidak berpuasa saat menghadapi Reims.
Advertisement
Berbeda dengan Premier League
Awal pekan ini, Federasi Sepak Bola Prancis mengirim email ke semua wasit di Prancis untuk mengingatkan mereka bahwa mereka tidak diizinkan menghentikan pertandingan untuk mengizinkan pemain Muslim berbuka puasa Ramadan.
"Sepak bola tidak mempertimbangkan pertimbangan politik, agama, ideologis, atau sindikal serikat buruh," tulis laporan L'Equipe.
Berbeda dengan Premier League, mereka justru mendorong wasit di Inggris untuk 'menciptakan' situasi khusus agar pesepak bola Muslim bisa berbuka puasa.
Sumber: SportBible