Sukses


10 Gelandang Terbaik di Dunia, Martin Odegaard Langsung Melejit

Bola.com, Jakarta - Pemain bernomor punggung 10 identik dengan seorang playmaker, sang krator permainan, trequartista, maupun men in the pocket. Lalu, siapakah playmaker terbaik dunia saat ini?

Di era sepak bola modern, pemain yang paling disorot biasanya yang subur mencetak gol. Padahal, jasa playmaker untuk menghidupkan permainan sangatlah penting.

Playmaker memiliki kemampuan menyihir lawan-lawannya dan mengalirkan bola dari lini ke lini. Ketika sang playmaker bermain dengan baik, rekan setimnya juga bisa ikut menari mengikuti iramanya.

Playmaker bak konduktor dalam sebuah orkestra untuk menyajikan irama yang indah. Dengan pimpinan menawan dari sang konduktor, tim tersebut akan lebih dekat dengan kemenangan.

Berikut 10 playmaker terbaik di dunia saat ini. 

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 11 halaman

10. Thomas Mueller (Bayern Munchen)

Muller terlihat canggung saat bermain dan merupakan pencetak gol yang buruk. Tetapi, kelebihannya adalah mampu mengisi setiap ruang di daerah pertahanan lawan yang tidak bisa pemain lain lakukan.

Saat menguasai bola, pemain Bavaria itu bisa melihat bagian pertahanan lawan yang bolong atau rekan setimnya yang siap untuk posisi menembak. Tujuh assistnya di Bundesliga (pada awal April) menempatkannya di urutan ketiga raja assist di Jerman.

Pemain berusia 33 tahun ini adalah kreator gol terhebat di Bayern Munchen.

 

3 dari 11 halaman

9. Piotr Zielinski (Napoli)

Banyak orang menyebut keberhasilan Napoli berada di puncak klasemen Serie A serta melaju ke perempat final Liga Champions karena ketajaman sang striker Victor Osimhen. Tetapi, kita harus melihat sang playmaker yang menghidupkan permainan Napoli yakni Piotr Zielinski.

Pemain berusia 28 tahun itu yang membuat setiap lini Napoli tidak berhenti berdetak kala berlaga. Gelandang asal Polandia itu juga satu-satunya pemain dari Serie A dengan jumlah assist dan operan kunci terbanyak di daftar ini.

 

4 dari 11 halaman

8. Bruno Guimaraes (Newcastle United)

Bruno Guimaraes adalah playmaker yang memiliki tipikal berbeda dibanding setiap pemain yang masuk dalam daftar ini. Dia berposisi asli sebagai gelandang tengah yang kerap terlihat bertugas untuk menghentikan serangan lawan.

Namun, ketika Newcastle menguasai bola, hampir semua pemain akan mengarahkan bola kepada pemain Brasil ini. Setelah mendapat bola, Guimares mengumpulkan akurasi umpan yang jitu dan tidak jarang mampu membaca pergerakan rekannya yang berdiri bebas bahkan terkadang melakukan tendangan jarak jauh terukur.

 

5 dari 11 halaman

7. Jamal Musiala (Bayern Munchen)

Permainan Jamal Musiala terlihat mirip dengan seniornya di Bayern Munchen, yakni Thomas Muller. Dia bisa menjadi striker, winger, gelandang serang atau apa pun itu posisi yang diberikan kepadanya.

Baru berusia 20 tahun, Musiala kembali tampil luar biasa untuk Bayern musim ini, sehingga masuk ke Timnas Jerman. Musiala memiliki kemampuan lari, fisik, dan juga terkenal paling kreatif dan tanpa lelah di Bundesliga.

 

6 dari 11 halaman

6. Pedri (Barcelona)

Pedri mewarisi baju nomor 8 milik Andres Iniesta yang pernah menjadi playmaker andal di Barcelona. Bintang Barcelona adalah inti permainan dari tim bertabur bintang yang kini dipimpin pelatih Xavi Hernandez.

Pemain berusia 20 tahun itu serupa reinkarnasi dari Iniesta dengan umpan-umpan matang dan jitunya ke lini depan. Umpannya juga sering terlihat membodohi para lawan yang berdiri di sekitarnya.

 

7 dari 11 halaman

5. Bruno Fernandes (Manchester United)

Pemain Portugal itu mengalami pasang surut prestasi di Manchester United yang sering gonta-ganti pelatih dalam beberapa tahun ini. Meski demikian, Fernandes adalah pemain dengan penampilan konsisten meski Manchester United dilanda badai prestasi.

Bruno berada di antara yang terbaik di Premier League dalam hal operan kunci dan assist musim ini. Hanya sedikit pemain yang bisa menyerupai mantan kapten Sporting Lisbon itu.

Marcus Rashford mungkin sedang mencetak banyak gol saat ini, tetapi Bruno akan selalu menjadi pemain utama United.

 

8 dari 11 halaman

4. Luka Modric (Real Madrid)

Luka Modric sudah berusia 37 tahun. Jadi, ini kemungkinan menjadi momen terakhirnya sebagai playmaker andal. 

Modric mungkin tidak memiliki stamina untuk menghidupkan permainan Madrid, tetapi tetap mempertahankan ketepatan umpannya, kepemimpinan, dan visi permainan untuk menciptakan peluang dari mana saja.

Musim ini, Modric memang terlihat lebih banyak menghemat tenaga dan memberi kesempatan kepada bintang muda untuk tampil. Namun saat dia turun, pemain asal Kroasia ini tetapi menjadi seorang pesulap permainan bagi Real Madrid.

 

9 dari 11 halaman

3. Lionel Messi (PSG)

Tidak ada yang memperdebatkan Lionel Messi adalah seorang GOAT setelah melengkapi pencapaiannya dengan mengantarkan Argentina menjuarai Piala Dunia 2022. Di level klub, Messi juga masih tampil garang bersama PSG meski usianya sudah 35 tahun.

Meski kecepatannya sudah menurun, tetapi penyelesaian yang matang, visi permainan, dan kontrol bolanya tetap memukau seperti biasa. Messi mengemas 17 assist dan 18 gol di Prancis musim ini dan berpeluang meraih gelar Ligue 1 keduanya.

 

10 dari 11 halaman

2. Kevin De Bruyne

De Bruyne menjadi raja assist di Premier League musim ini dengan 14 assist-nya bagi Manchester City. Tidak hanya mencetak banyak assist, pemain berpaspor Belgia ini juga sangat banyak memberikan operan kunci.

Namun, ada celah kecil kala De Bruyne terlihat sedikit lebih lambat, sedikit lebih rentan, dan tidak semenakutkan dirinya dari beberapa tahun yang lalu. Akan tetapi, dia terlihat matang untuk memanjakan mesin pencetak gol City, Erling Haaland.

 

11 dari 11 halaman

1. Martin Odegaard (Arsenal)

Dalam beberapa tahun terakhir, Martin Odegaard gagal masuk dalam daftar ini. Kapten Arsenal itu sering kehabisan bensin di tengah jalan karena mengalami cedera di pertengahan musim.

Berbeda dengan musim ini, pemain berpasor Norwegia menginspirasi The Gunners untuk meraih gelar Premier League dengan gerakan cerdas, operan yang bijaksana, dan mengendalikan tempo untuk tim Mikel Arteta di sepertiga akhir.

Bantuan pemain di lini tengah seperti Granit Xhaka membuatnya semakin nyaman bermain.

Sumber: Four Four Two

Video Populer

Foto Populer