Bola.com, Jakarta - Musim 2022/2023 menjadi sebuah momen kebangkitan dan penebusan bagi sejumlah klub sepak bola Eropa. Beberapa klub yang gagal tampil maksimal dalam beberapa musim terakhir, mampu memperlihatkan performa terbaik dan bangkit pada musim ini.
Namun, kesuksesan klub sepak bola di Eropa itu tidak lepas dari peran besar manajer tim mereka. Tidak hanya mengubah mentalitas di dalam tim, tetapi mereka juga menanamkan kebiasaan untuk menang.
Baca Juga
Advertisement
Manajer tim adalah tulang punggung klub sepak bola di mana pun, dan kesuksesan dalam sebuah musim diawali dan diakhiri bersama mereka. Namun, ada sejumlah manajer yang mendapatkan banyak sorotan dalam beberapa musim terakhir.
Namun, ada yang mampu membuktikan bahwa keraguan yang dialamatkan kepada mereka salah dengan pembuktian kemampuan manajerial dan ketajaman taktis yang membawa klub bangkit pada musim ini.
Seperti dilansir dari Sporskeeda, berikut lima manajer klub sepak bola Eropa yang mampu membungkam para pengkritik mereka pada musim ini:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
5. Unai Emery (Aston Villa)
Musim 2022/2023 yang dijalani Aston Villa berada di bawah radar. Klub asal Birmingham itu berhasil lolos ke Liga Europa pada musim depan.
Setelah hanya meraih sembilan poin dari 11 pertandingan pertama di Premier League musim ini, Aston Villa mampu menghasilkan 41 poin dari 22 pertandingan selanjutnya. Mereka pun lolos ke kompetisi Eropa untuk musim depan.
Haal itu tak lepas dari kehadiran Unai Emery yang meninggalkan Villarreal untuk bergabung bersama Aston Villa pada November 2022.
Meski terkadang terlalu pragmatis, Emery memiliki pemahaman yang jelas mengenai bagaimana timnya seharusnya bermain.
Pelatih asal Spanyol itu berhasil menanamkan disiplin dalam tim yang kacau ketika ditangani Steven Gerrard itu. Olie Watkins tampil luar biasa dan mencetak 14 gol pada musim ini. Jacob Ramsey telah berkembang menjadi talenta muda yang luar biasa.
Sementara pemain lain seperti Ezri Konsa, Douglas Luiz, Emiliano Martinez, dan John McGinn telah memperlihatkan dasar performa yang bagus untuk tim.
Para pemain tampil dengan potensi yang mereka miliki berkat sistem bagus yang digunakan oleh Emery.
Pelatih asal Spanyol ini akan puas dengan timnya, terutama setelah taktiknya dikritik sejumlah penggemar Arsenal saat menjadi arsitek tim The Gunners.
Namun, sejak saat itu, Emery membuktikan dirinya di Villarreal dan kini kembali ke Premier League untuk mengubah mereka yang ragu untuk bisa percaya.
Advertisement
4. Eddie Howe (Newcastle United)
Â
Nasib Newcastle United pasti akan segera berubah setelah diakuisisi oleh Public Investment Fund yang berasal dari Arab Saudi. Namun, beberapa pihak berharap klub Tyneside itu bisa segera berlaga di Liga Champions.
Berkat Eddie How, masa-masa indah untuk itu kembali. Kebijakan untuk rekrutmen Newcastle sudah bagus, manajer berusia 45 tahun itu menjadi alasan kemajuan luar biasa yang diperlihatkan The Magpies sejauh ini.
Ketika menangani Bournemouth, taktik serangan Howe kerap dipuji, tetapi ketidakmampuan untuk melatih lini pertahanan juga menjadi perhatian.
Namun, ia menemukan keseimbangan yang tepat di Newcastle, dengan tim memiliki pertahanan yang kukuh dan kekuatan menyerang yang menarik.
Masuknya Bruno Guimaraes, Dan Burn, Alexander Isak, Nick Pope, dan beberapa lainnya selama 18 bulan terakhir telah berkontribusi besar.
Kebangkitan pemain seperti Miguel Almiron dan Joe Willock juga telah menjadi kunci perkembangan klub pada musim ini.
Dengan tim saat ini berada di papan atas dengan hanya beberapa laga tersisa pada musim ini, Howe telah membuktikan kemampuannya dalam sepak bola Inggris pada musim ini.
3. Xavi (Barcelona)
Â
Xavi cukup membawa revolusi di Barcelona pada musim ini, terutama setelah mereka gagal meraih gelar juara La Liga Spanyol dalam empat musim terakhir.
Namun, banyak hal yang telah mengubah istilah ini. Blaugrana telah mendominasi hampir setiap pertandingan pada musim ini dan unggul 13 poin dari Real Madrid yang berada di posisi kedua.
Ini hanya mungkin terjadi karena taktik Xavi, di mana sang pelatih memprioritaskan dominasi di lini tengah.
Ia sering memilih untuk menurunkan empat gelandang, dari begitu banyak pemain di lini tengah yang dimilikinya, seperti Frenkie de Jong, Sergio Busquets, Franck Kessie, Gavi, Pedri, dan Sergi Roberto.
Ini memungkinkan Barcelona mendominasi penguasaan bola. Sementara pemain seperti Ousmane Dembele, Raphinha, dan Robert Lewandowski cukup menjadi pemain yang dingin di depan gawang lawan.
Pertahanan pun beres, di mana Ronald Araujo memainkan peran utama di lini belakang musim ini. Ia memimpin pertahanan dengan cemerlang, dan kemunculan Alejandro Balde di bek kiri juga menjadi tambahan yang bagus.
Banyak yang meragukan kualitas manajerial Xavi ketika ditunjuk jadi pelatih Barcelona, mengingat sebelumnya hanya menangani klub Qatar, Al Sadd.
Namun, Xavi mampu memperlihatkan taktik yang bagus untuk Barcelona dan berusaha membawa timnya kembali ke kompetisi Eropa pada musim depan.
Advertisement
2. Jose Mourinho (AS Roma)
Â
Jose Mourinho bisa disebut sebagai manajer terhebat pada abad ke-21, dan trofi juara yang diraihnya tentu memperlihatkan hal serupa.
Sejak menjuarai Liga Champiosn 2004 bersama Porto, Jose Mourinho terus melangkah ke depan. Ia membawa Chelsea meraih banyak trofi. Kemudian memenangkan treble bersama Inter Milan dan juara bersama Real Madrid.
Namun, Mourinho juga menerima banyak kritik karena taktik pertahanan yang jadul selama di Manchester United dan Tottenham Hotspur. Hal itu membuat sedikit yang berpikir pelatih berusia 60 tahun itu bisa bangkit.
Namun, Mourinho berhasil melakukannya. Sejak menangani AS Roma pada musim panas 2021, dia membawa transformasi di klub ibu kota Italia itu.
Masuknya Tammy Abraham, Roger Ibanex, Paulo Dybala, Nemanja Matic, dan beberapa pemain lain menghasilkan ketahanan dan kemampuan untuk memenangkan pertandignan.
Pendekatan lini serang mereka jauh lebih lugas, dan gaya pertahanan mereka benar-benar solid, yang membuat AS Roma menjadi tim yang sulit untuk dihadapi.
Kualitas ini membawa mereka menjuarai UEFA Europa Conference League pada tahun lalu dan kini berada di posisi ketiga dalam klasemen Serie A Liga Italia. AS Roma bakal kembali ke Liga Champions, kompetisi yang sudah mereka tidak ikuti sejak musim 2018/2019.
Taktik Mourinho memang sedikit pragmatis untuk Premier League, tetapi ia telah menggebrak di Liga Italia. Seorang pria yang terkenal meraih pencapaian luar biasa dengan status underdog, Mourinho jelas masih menjadi satu di antara pelatih terbaik di dunia.
1. Mikel Arteta (Arsenal)
Â
Jika ada satu tim di sepak bola dunia yang telah melampaui semua ekspektasi pada musim ini, itu adalah tim muda Arsenal asuhan Mikel Arteta.
Saat Edu dan Arteta membangun proyek ini dengan cerdas selama dua tahun terakhir, hasil kerja mereka telah membawa kesuksesan dalam musim ini.
Sejak hari pertama musim 2022/2023, Arsenal memiliki rasa percaya diri, keinginan, dan motivasi untuk mengalahkan tim lawan.
Pemain seperti Bukayo Saka, Martin Odegaard, Oleksandr Zinchenko, Granit Xhaka, dan Aaron Ramsdale telah memberikan fondasi bagi tim dengan menghasilkan permainan luar biasa setiap pekannya.
Masuknya Gabriel Jesus dan Zinchenko pada musim panas, plus Jorginho dan Leandro Trossard pada musim dingin, juga memungkinkan Arsenal untuk mempertahankan peluang menjadi juara.
Namun, tidak satu pun hal itu bakal terjadi tanpa taktik cerdas Mikel Arteta. Pelatih asal Spanyol itu mendorong timnya lebih agresif, penuh perhitungan, klinis dan bijak di semua area lapangan.
Baik melalui umpan cepat dan tajam di antara lini atau mengajari para pemain sayapnya bagaimana menerima bola, di mana sistem Arteta hampir sempurna.
Hal yang juga berhasil dikuasainya adalah menciptakan pertahanan yang penuh percaya diri dengan dan tanpa bola, serta tidak takut untuk memainkan garis tinggi.
Untuk seseorang yang mendapatkan kritik hingga akhir musim lalu, Arteta jelas telah membungkam para pengkritiknya pada musim ini.
Sumber: Sportskeeda
Advertisement