Bola.com, Jakarta - Sepak bola adalah olahraga yang memerlukan kemampuan fisik dan skill yang mumpuni. Selain itu, olahraga ini juga memerlukan mentalitas level tinggi bagi pelakunya, terutama ketika menghadapi laga-laga krusial.
Dalam situasi seperti itu, terkadang hal-hal yang disebutkan di atas tidak penting lagi. Faktor yang paling berperan penting adalah keberuntungan.
Advertisement
Kita bicara apa yang terjadi dengan Chelsea di final Liga Champions 2008 misalnya. Andai saja John Terry tidak terpeleset ketika mengeksekusi tendangan penalti, bisa jadi The Blues sudah punya tiga gelar juara Liga Champions saat ini.
Masih dalam suasana Hari Ulang Tahun (HUT) ke-8, Bola.com merangkum delapan pemain sepak bola yang mendapatkan predikat paling sial. Siapa saja mereka?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Javier Mascherano
Javier Mascherano adalah pemain yang unik. Sosok satu ini sangat tangguh baik ketika dimainkan sebagai bek tengah maupun gelandang bertahan.
Mascherano sebenarnya meraih banyak kesuksesan, terutama saat memperkuat Barcelona. Ia mampu mempersembahkan banyak gelar untuk klub tersebut.
Namun, Javier Mascherano juga dikenal sebagai pemain sepak bola yang sial. Dalam sepanjang kariernya, eks pemain Liverpool ini kalah 11 kali di laga final.
Advertisement
Paolo Maldini
Cap legenda dan salah satu pemain terbaik dalam sejarah Italia kerap melekat pada sosok Paolo Maldini. Total 25 trofi pernah diraih Maldini di sepanjang kariernya.
Namun, lemari trofi itu seharusnya bisa bertambah lebih banyak jika Paolo Maldini tidak banyak mengalami kekalahan pada babak final kompetisi penting.
Bayangkan saja, Maldini kalah dalam tiga final Liga Champions, sekali di Euro, sekali di Piala Dunia, sekali di Piala Super Eropa, dan beberapa laga penting lain.
Patrice Evra
Patrice Evera adalah bek kiri jempolan pada masanya. Ia pernah lama menjadi bagian penting di lini belakang Manchester United.
Namun, ketenaran Patrice Evra yang kerap kalah di babak final juga masih terus diingat sampai saat ini. Bayangkan saja, ia kalah empat kali dari lima kesempatan bermain di final Liga Champions.
Selain itu, Patrice Evra juga kalah sekali di final Euro 2016. Padahal laga itu digelar di Paris yang merupakan kandang Timnas Prancis.
Advertisement
Gianluigi Buffon
Gianluigi Buffon meraih segalanya di level domestik bersama Juventus. Untuk level tim nasional, ia juga mampu meraih trofi Piala Dunia pada 2006.
Namun, di ajang Liga Champions, kiper satu ini seperti punya kesialan tersendiri. Buffon bermain di tiga final Liga Champions, sayangnya ia selalu kalah dalam tiga laga final tersebut.
Kekalahan terakhir terjadi di final Liga Champions 2017. Saat itu Juventus dihajar 1-4 oleh Real Madrid di partai puncak.
Michael Ballack
Pada masanya, Michael Ballack pernah disebut sebagai gelandang paling komplet. Ia kuat dalam menyerang dan bertahan. Pemain satu ini memiliki tendangan keras dan terukur. Selain itu, Ballack juga memiliki jiwa kepemimpinan yang teruji.
2002 adalah tahun terburuk bagi Michael Ballack. Pada tahun itu, tim yang ia perkuat gagal mendapatkan empat trofi juara, padahal jaraknya sudah sangat dekat.
Bayer Leverkusen, pada hari terakhir perbutan gelar Bundesliga 2001/2002, juga kalah di babak final DFB Pokal dan Liga Champions di tahun yang sama. Kemudian Timnas Jerman juga kalah 0-2 dari Timnas Brasil di babak final Piala Dunia 2002.
Julukan Mr Runner-up semakin melekat kepada sosok Ballack ketika Jerman kembali kalah di final Euro 2008 dan Chelsea kalah dari Manchester United di babak final Liga Champions pada tahun yang sama.
Advertisement
Gonzalo Higuain
Tidak terlalu banyak pemain yang bisa melakukan apa yang dilakukan Gonzalo Higuain. Pemain berjulukan El Pipita itu memiliki tiga gelar La Liga, satu trofi Copa del Rey, dan dua mahkota Supercopa de Espana bersama Real Madrid.
Bersama Napoli, dia memenangkan Coppa Italia dan Supercoppa Italiana. Bersama Juventus, dia memenangkan dua gelar Serie A dan dua Coppa Italia dan bahkan memenangkan Liga Europa saat memperkuat Chelsea.
Namun, Higuain juga punya kesialan lain dengan kalah pada lima babak final. Tiga di antaranya ia alami bersama Argentina, yakni di Piala Dunia 2014, kemudian Copa America 2015 dan 2016.
Alessandro Del Piero
Alessandro Del Piero adalah talenta besar yang dimiliki Italia. Dalam sepanjang kariernya, Del Piero sekali menjuarai Liga Champions pada musim 1995/1996.
Del Piero berkesempatan menambah gelar juara UCL menjadi empat gelar. Sayangnya, Juventus yang ia perkuat selalu kalah di tiga final Liga Champions, yaitu pada musim 1996/1997, 1997/1998 dan 2002/2003.
Del Piero juga pernah berlaga di Serie B. Ia tak mau meninggalkan Juventus yang dihukum turun kasta karena kasus pengaturan skor Calciopoli pada 2006.
Advertisement
Lothar Matthaus
Legenda satu ini punya total 26 gelar juara di sepanjang kariernya. Ia juga punya rekor mengesankan dengan tampil di lima edisi Piala Dunia.
Namun, Matthaus juga punya kesialan. Ia kalah dalam dua final Piala Dunia melawan Italia dan Argentina. Matthaus juga kalah di final Piala UEFA melawan Eintracht Frankfurt.
Selain itu, Matthaus juga kalah di dua final Liga Champions melawan Porto dan Manchester United. Kekalahan dari MU pada 1999 masih terus dibicarakan sampai saat ini.