Bola.com, Jakarta - Real Madrid gagal memaksimalkan laga kandangnya saat menjamu Manchester City dalam laga leg 1 semifinal Liga Champions 2022/2023, Rabu (10/5/2023) dini hari WIB. Mentas di Santiago Bernabeu, bermain di depan ribuan pendukung setianya, Los Blancos dipaksa bermain imbang 1-1.
Vinicius Junior sempat membawa Si Putih unggul 1-0 pada menit ke-36. Man City membalas sekaligus membuyarkan kemenangan tuan rumah via gol sepakan jarak jauh Kevin de Bruyne pada menit ke-67.
Baca Juga
Kejutan, Kode Keras Erick Thohir Tegaskan Rela Mundur dari Ketum PSSI, jika...
Panas Usai Dihajar Jepang, Ini 5 Hot News Timnas Indonesia yang Bikin Perasaan Fans Campur Aduk : Curhat Kevin Diks sampai Ancaman Evaluasi
Bikin Geger, Pengakuan Shin Tae-yong dan Sindiran Keras Malaysia Setelah Timnas Indonesia Disikat Jepang, Ini 5 Hot News Tim Garuda
Advertisement
Hasil itu membuat Real Madrid ngeri-ngeri sedap. Sebaliknya, Man City berada di atas angin. Soalnya, The Cutizens akan gantian menjadi tuan rumah dalam laga leg 2 di Etihad Stadium pada pekan mendatang.
Baik Real Madrid maupun Man City sama-sama ditukangi pelatih bertangan dingin yang kualitasnya tak perlu diragukan lagi. Carlo Ancelotti, 63 tahun, sosok pelatih bergelimang trofi.
Selain Real Madrid, juru taktik berpaspor Italia itu juga pernah membesut tim-tim papan atas Juventus, AC Milan, Paris Saint-Germain, serta Bayern Munchen. Begitu juga dengan Pep Guardiola.
Siapa yang berani meragukan nakhoda kaya pengalaman berusia 52 tahun itu? Bayern Munchen dan Barcelona merupakan dua tim yang pernah merasakan sentuhan magis Guardiola, sebelum melanjutkannya di Man City.
Saking hebatnya, Ancelotti dan Guardiola sampai masuk daftar pelatih terbesar abad 21. Selain Ancelotti dan Guardiola, berikut pelatih tokcer lainnya yang wajib kamu ketahui supaya tak tersesat di jalan:
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Antonio Conte
Namanya tak muncul secara tiba-tiba. Butuh proses panjang bagi Conte agar bisa menemukan formula yang tepat.
Ia menggapai scudetti sebanyak tiga kali bersama Juventus. Lalu, juara Liga Italia Serie A bersama Inter Milan, dan gelar liga bersama Chelsea di musim debutnya di Premier League.
Artinya, Conte telah membuktikan dirinya sebagai pelatih top. Sayang, pelatih Italia berusia 53 tahun ini gagal meneruskan pencapaian gemilangnya kala dipercaya membesut Tottenham Hotspur.
Â
Advertisement
Luis Enrique
Banyak ungkapan terkait Luis Enrique. Satu di antara yang mewakili perasaan terbaik para penggemar Barcelona terhadap Luis Enrique adalah 'Anda tidak pernah tahu apa yang Anda miliki sampai itu hilang'.
Menyusul kepergian Pep Guardiola dari Camp Nou pada 2012, Barcelona merosot. Beberapa mungkin mempertanyakan apakah mereka bisa mencapai tingkat kesuksesan yang dialami di bawah Pep lagi.
Namun, pada musim debutnya di klub sebagai pelatih, Enrique mengguncang tim. Ia memimpin tim Catalan meraih treble bersejarah ketika menggondol trofi La Liga, Copa del Rey, dan Liga Champions.
Enrique mempertahankan gelar pada musim berikutnya dan memenangkan dua gelar Copa del Rey lagi bersama tim. Layak-lah dia berstatus pelatih hebat di pentas klub.
Â
Vicente del Bosque
Satu-satunya pelatih yang sukses di level klub dan internasional adalah mantan bos Real Madrid dan Spanyol, Vicente del Bosque. Pada daftar nama di artikel ini, ia memiliki ciri khas khusus.
Sebagai bos tim ikonik Galacticos di awal tahun 2000-an, Del Bosque meraih dua gelar La Liga dan dua Liga Champions. Selain itu ada juga raihan Piala Super Spanyol dan Piala Super Eropa.
Setelah periode singkat di Besiktas dan peran direktur olahraga di Cadiz, Del Bosque ditunjuk sebagai pelatih Timnas Spanyol. Sejarah tercipta menyusul kesuksesan di ajang Euro 2008, Piala Dunia 2010, dan Euro 2012.
Â
Advertisement
Diego Simeone
Bersama Atletico Madrid menjadi klub yang bermain di divisi dua Spanyol pada awal 2000-an. Ia hanya sekali finis di empat besar La Liga di abad ke-21 (2008/2009),
Diego Simeone berhasil mendongkrak performa timnya. Di bawah pelatih asal Argentina itu, Atletico telah memenangkan dua gelar La Liga dan satu Copa del Rey.
Â
Jose Mourinho
Meskipun tingkat kesuksesannya melambat dalam beberapa tahun terakhir, Mourinho tetaplah menjadi satu di antara bos top di Eropa. Pelatih berkebangsaan Portugis yang sangat percaya diri ini mengubah citra pelatih sepak bola.
Momen itu terjadi ketika ia muncul pada 2004 sebagai pelatih Porto yang sukses memenangkan Liga Champions. Dia pindah ke Chelsea dan mematahkan duopoli Man United - Arsenal untuk memenangkan gelar Premier League berturut-turut bersama Si Biru.
Jose Mourinho memantapkan status legendarisnya dalam manajemen sepak bola. Peristiwa itu terlihat ketika memenangkan gelar Liga Champions untuk kali kedua bersama Inter Milan pada 2010. Semakin spesial, karena saat itu juga berhasil meraih gelar Serie A dan Coppa Italia..
Â
Advertisement
Jurgen Klopp
Mirip dengan Diego Simeone, transformasi Klopp dari tim yang dia tangani menempatkannya sebagai satu di antara pelatih terhebat abad ini. Ia mengambilalih tim peringkat ke-13 Borussia Dortmund yang sangat tidak mengesankan pada tahun 2008, Borussia Dortmund.
Lalu, ia mengubah Dortmund menjadi kekuatan Eropa hanya dalam beberapa tahun. Dortmund memenangkan Bundesliga pada 2011 dan 2012, sebelum menghancurkan Real Madrid asuhan Jose Mourinho untuk mencapai final Liga Champions pada 2013.
Pada 2016, proyek serupa datang ketika Klopp dipanggil membangunkan raksasa Inggris yang sedang tidur, Liverpool. Setelah membawa gayanya ke Premier League, Klopp membawa kembali Piala Eropa keenam ke Anfield pada 2019 dan mengakhiri penantian gelar selama 30 tahun pada musim berikutnya.
Klopp juga memenangkan Piala Super Eropa, Piala Dunia Antarklub, Piala FA, dan Piala Liga bagi Liverpool. Klopp sukses mengembalikan Liverpool sebagai satu di antara klub terbesar di Eropa.
Â
Sir Alex Ferguson
Ferguson datang ke Old Trafford pada tahun 1986 dan mantan pelatih Aberdeen itu bersumpah untuk "menjatuhkan Liverpool dari tempat bertengger mereka.". Pada pertengahan 1990-an, dia telah memenuhi janjinya.
Ferguson memenangkan gelar liga pertama Setan Merah dalam 26 tahun pada tahun 1993. Setelah itu, ia memetik 13 gelar liga, lima Piala FA, dan dua Liga Champions.
Ia pensiun pada 2013 setelah gelar ke-20 di panggung Liga Inggris. Setelah itu, Manchester United tidak pernah menjadi penantang gelar yang serius. Padahal, sudah ada enam manajer dan dua pelatih ad-interim sepanjang rentang itu.
Sumber : Givemesport
Advertisement