Bola.com, Jakarta - Chelsea telah menyetujui persyaratan untuk memboyong Mauricio Pochettino sebagai manajer permanen. Pelatih asal Argentina ini mendapatkan kontrak selama tiga tahun di Stamford Bridge.
Sebelumnya, Chelsea sangat kacau pada musim ini dan gonta-ganti manajer hingga empat kali. Pertama Thomas Tuchel yang telah mempersembahkan gelar Liga Champions pada 2021, lalu Graham Potter, berlanjut Bruno Saltor hingga Frank Lampard.
Baca Juga
Advertisement
Kedatangan Poochettino bukan hal yang baru di Premier League. Ia sudah pernah membesut dua klub Premier League, yakni Southampton dan Tottenham Hotspur.
Kehadiran Pochettino ke Chelsea bisa disebut pindah ke tim rival karena pernah membesut klub asal London juga yakni Tottenham. Pochettino bukanlah manajer pertama yang menyeberang ke klub rival.
Berikut lima pelatih sepak bola yang menyeberang ke klub rival di liga top Eropa.Â
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Jose Mourinho
Mourinho bukan sekali saja menyeberang ke klub rival, pernah melakukannya di Spanyol lalu di Inggris. Pria berkebangsaan Portugal itu pernah menjadi asisten manajer di Barcelona pada 2000 di bawah Louis Van Gaal dan menghabiskan empat tahun di sana sebelum menjadi manajer di Porto, Chelsea hingga AS Roma saat ini.
Setelah juara Liga Champions bersama klub Italia, Inter Milan, Mourinho kemudian pindah ke Real Madrid yang merupakan rival abadi Barcelona. Selain itu, dia juga pernah membesut Tottenham yang juga merupakan rival sesama klub London dari Chelsea.
Â
Advertisement
2. Harry Redknapp
Tidak senang dengan pendukung Portsmouth yang menyebalkan karena terus mengkritiknya, Redknapp kemudian bergabung ke klub rival yakni Southampton. Bahkan kepindahan Redknapp ke Southampton hanya terjadi beberapa pekan setelah meninggalkan klub.
Tetapi anehnya, dia kembali lagi ke Portsmouths setelah beberapa hari meninggalkan St Mary's. Tetapi, suporter Portsmouth tidak akan mencapnya sebagai Yudas saat mengantar Portsmouth juara Piala FA dan mendapatkan tiket ke Eropa.
Â
3. Brian Clough
Pertandingan antara Derby County dan Nottingham Forest bahkan sering disebut Brian Clough derby. Setelah mengundurkan diri dari Derby, Clough tidak langsung ke Forest tetapi sempat membesut Brighton dan Leeds United meskipun tidak lama.
Setelah itu, Clough tiba-tiba melakukan manuver mengambil alih Nottingham Forest yang membuat suporter Derby menjadi marah. Clough justru bersinar di Nottingham dengan mempersembahkan gelar Piala Champions (Liga Champions) dua kali berturut-turut musim 1978/1979 dan 1979/1980.
Â
Advertisement
4. Sven-Goran Eriksson
Eriksson menikmati banyak kesuksesan di awal karier manajerialnya bersama Gothenburg dan Benfica. Tetapi, dia mendapati hidup jauh lebih sulit di AS Roma dan hanya memenangi Coppa Italia 1986 selama tiga tahun di ibu kota Italia.
Sepuluh tahun setelah meninggalkan Roma, dia ditunjuk sebagai manajer rival yakni Lazio. Ia menghabiskan masa paling sukses dalam hidupnya.
Dia memenangi Coppa Italia dua kali, Supercoppa Italiana dua kali, Piala Winners terakhir, Piala Super UEFA dan yang terpenting, Scudetto.
Â
5. Maurizio Sarri
Setelah mengelola Napoli antara 2015 dan 2018, #Carryout sudah menjadi tren di media sosial bahkan sebelum dia menandatangani kontrak dengan Juventus pada 2019. Tapi dia tetap bertahan dan membawa Juve meraih gelar liga kesembilan berturut-turut, rekor yang hampir dia pecahkan dengan Napoli dua kali.
Namun, itu dianggap tidak cukup dan Sarri diganti dengan Andrea Pirlo pada musim panas 2020. Sarri sekarang menjadi bos Lazio, setelah mengambil alih klub pada Juni 2021.
Sumber: Planet Football
Advertisement