Sukses


Mengenang Kehebatan Inter Milan Meraih Treble 13 Tahun Silam: Jose Mourinho Luar Biasa!

Bola.com, Jakarta - Inter Milan melangkah ke final Liga Champions 2022/2023. Ini menjadi final Liga Champions pertama Nerazzurri sejak berhasil memenangi treble winners pada musim 2009/2010, musim yang luar biasa dalam sejarah tim Hitam-Biru itu.

Inter Milan bakal menghadapi Manchester City di final Liga Champions 2022/2023 diĀ Ataturk Olympic Stadium, Istanbul, Turki, Minggu (11/6/2023) dini hari WIB.

Inter Milan berhasil melaju jauh di Liga Champions musim ini. Meski dua kali kalah di fase grup dari Bayern Munchen, dua kemenangan melawan Viktoria Plzen, dan masing-masing satu kemenangan dan satu hasil imbang melawan Barcelona, membuat Nerazzurri bisa lolos ke 16 besar Liga Champions musim ini.

Performa Inter Milan memang tidak terlalu wow di Liga Champions. Mereka melewati 16 besar dan perempat final dengan hasil biasa saja. Nerazzurri melaju ke perempat final setelah kemenangan agregat 1-0 atas Porto di 16 besar.

Kembali menghadapi tim Portugal di perempat final, yaitu Benfica, Inter Milan melangkah ke semifinal dengan kemenangan 5-3, hasil imbang 3-3 di leg pertama dan menang 2-0 di leg kedua.

Inter Milan pun harus berhadapan dengan rival sekotanya, AC Milan, di semifinal. Tim asuhan Simone Inzaghi itu pun berhasil lolos ke final lewat kemenangan agregat 3-0 atas rival sekotanya itu dan akan menghadapi Man City di Istanbul, Turki.

Kebehasilan Inter Milan melaju hingga final Liga Champions ini tentu menggugah gairah dan kenangan mengenai keberhasilan Nerazzurri melangkah ke final Liga Champions 2009/2010.

Saat itu Jose Mourinho membawa tim asuhannya itu menjadi juara dan menyabet treble winners atau tiga trofi juara dalam satu musim.

Kali ini, Bola.com mengajak untuk sedikit bernostalgia tentang pencapaian luar biasa Inter Milan pada musim 2009/2010:

Ā 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Bersaing Ketat dengan AS Roma di Serie A dan Coppa Italia

Ā 

Inter Milan mengawali musim 2009/2010 sebagai juara bertahan. Nerazzurri juga meraih Scudetto pada musim 2008/2009.

Sebenarnya awal musim Inter Milan saat itu kurang baik. Mereka kalah 1-2 dari Lazio dalam laga Piala Super Italia 2009 yang digelar 8 Agustus 2009 di Beijing, China. Kemudian Nerazzurri ditahan imbang 1-1 oleh Bari di Giuseppe Meazza pada laga giornata pertama Serie A saat itu.

Namun, kemenangan dalam empat laga secara beruntun, termasuk kemenangan 4-0 atas AC Milan, membuat Inter Milan berada di puncak klasemen pada akhir giornata kelima.

Total Inter Milan berhasil meraih 24 kemenangan dan 10 hasil imbang dalam 38 laga di Serie A musim tersebut. Artinya tim asuhan Jose Mourinho itu hanya empat kali mengalmi kekalahan.

Lima laga terakhir di Serie A musim itu berhasil diamankan oleh Inter Milan menjadi lima kemenangan beruntun. Inter menang 2-0 atas Juventus, 3-1 atas Atalanta, 2-0 atas Lazio, 4-3 atas Chievo, dan 1-0 atas Siena. Inter Milan menjadi juara dengan keunggulan dua poin dari sang runner-up, AS Roma.

Persaingan antara Inter Milan dan AS Roma di Serie A musim tersebut memang ketat. Kedua tim sama-sama meraih 24 kemenangan. Pembedanya hanyalah Inter Milan meraih dua hasil imbang lebih banyak dari AS Roma yang tercatat dua kali kalah lebih banyak dari AS Roma.

Namun, Serie A bukan satu-satunya ajang Inter Milan dan AS Roma bersaing. Kedua tim juga berhasil melangkah jauh di Coppa Italia dan berhasil mencapai final.

Setelah menang 1-0 atas Livorno pada 16 besar dan 2-1 atas Juventus pada laga perempat final, Inter Milan menang 1-0 atas Fiorentina dalam setiap leg semifinal, yang artinya Nerazzurri menang 2-0 atas agregat.

Sementara dalam laga puncak Coppa Italia, Inter Milan kembali bersaing dengan AS Roma. Nerazzurri pun menang 1-0 dalam laga puncak Coppa Italia musim itu.

3 dari 5 halaman

Trofi Liga Champions Jadi Pelengkap yang Manis

Setelah meraih dua trofi juara di kancah domestik, Inter Milan pun melengkapinya dengan trofi Liga Champions. Seperti halnya pada musim ini, Inter Milan lolos ke 16 besar Liga Champions 2009/2010 sebagai runner-up fase grup.

Inter Milan memang mengawali kiprah di Liga Champions saat itu dengan catatan tak terlalu apik. Nerazzurri selalu bermain imbang dalam tiga pertamanya, yaitu tanpa gol dengan Barcelona, 1-1 dengan Rubin Kazan, dan 2-2 dengan Dynamo Kiev.

Inter Milan pun lolos sebagai runner-up berbekal dua kemenangan dan tiga hasil imbang dari enam laga. Inter Milan menang 2-1 atas Dynamo Kiev. Meski sempat kalah 0-2 dari Barcelona, Inter Milan lolos ke fase 16 besar dengan menyegel posisi runner-up setelah menang 2-0 atas Rubin Kazan.

Pada fase knockout, Inter Milan tampil cukup apik, tetapi selalu menang dengan kemenangan tipis. Inter Milan memenangkan dua laga 16 besar Liga Champions melawan Chelsea dengan kemenenangan 2-1 pada leg pertama di Milan dan 1-0 kala bertandang ke Stamford Bridge.

Inter Milan kemudian meraih kemenangan 1-0 dalam dua leg pertandingan perempat final Liga Champions. Nerazzurri pun lolos ke semifinal Liga Champions dengan keunggulan agregat 2-0.

Berhadapan dengan Barcelona di semifinal, Inter Milan asuhan Jose Mourinho cukup percaya diri. Mereka pun menang 3-1 atas Barcelona di Giuseppe Meazza, tetapi kalah 0-1 di Camp Nou. Inter Milan pun lolos dengan kemenangan agregat 3-2.

Sementara pada laga puncak, Inter Milan berhasil menang 2-0 atas Bayern Munchen untuk mengangkat trofi ketiganya pada musim tersebut.

Ā 

Ā 
4 dari 5 halaman

Parkis Bus di Belakang, Tajam di Depan

Inter Milan dikenal sebagai tim yang kerap melakukan parkir bus saat memenangi treble winners pada 2009/2010. Jose Mourinho memang dikenal sebagai pelatih yang kerap menerapkan strategi tersebut sejak masih menangani Chelsea.

Namun, Nerazzurri juga punya lini serang yang cukup baik. Tiga penyerangnya, Diego Milito asal Argentina, Samuel Eto'o asal Kamerun, dan Mario Balotelli menjadi tiga pemilik gol tertinggi di Inter Milan saat itu.

Diego Milito mencetak total 30 gol pada musim itu, 22 di Serie A, 2 di Coppa Italia, dan 6 di Liga Champions. Kemudian Samuel Eto'o mencetak total 16 gol dan Mario Balotelli dengan 11 gol.

Artinya tak hanya taktik Jose Mourinho dalam melakukan parkir bus yang bagus, tetapi juga ketajaman lini serang mereka pun terbukti bagus.

5 dari 5 halaman

Persaingan di Serie A

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer