Bola.com, Jakarta - Liga Inggris 2022/2023 sudah berakhir. Perjalanan panjang ini menghasilkan Manchester City sebagia sang jawara. Kedigdayaan mereka tak lepas dari kekuatan para bintang.
City hanya butuh 36 pekan guna mengunci gelar, tepatnya setelah pasukan Pep Guardiola menang 1-0 atas Chelsea di Etihad Stadium, Minggu (21/5/2023). Kala itu, Man City mengemas 88 poin, dan Arsenal tak mungkin lagi mengejar skuad Pep Guardiola.
Baca Juga
Kejutan, Kode Keras Erick Thohir Tegaskan Rela Mundur dari Ketum PSSI, jika...
Panas Usai Dihajar Jepang, Ini 5 Hot News Timnas Indonesia yang Bikin Perasaan Fans Campur Aduk : Curhat Kevin Diks sampai Ancaman Evaluasi
Bikin Geger, Pengakuan Shin Tae-yong dan Sindiran Keras Malaysia Setelah Timnas Indonesia Disikat Jepang, Ini 5 Hot News Tim Garuda
Advertisement
Tak hanya Arsenal, rival sekota City, Manchester United juga harus mengubur mimpi guna menjadi yang terbaik musim ini. Sejak 2012/13, MU tak pernah lagi mengangkat trofi kasta tertinggi Inggris. Kondisi ini membuat banyak pihak mengelus dada, termasuk legenda mereka, Peter Schmeichel.
Masuknya sejumlah pemain bintang tak jua memberikan dampak signifikan. "Beberapa pemain seharusnya malu dengan penampilan mereka," ketus Schmeichel, belum lama ini.
Schmeichel sah-sah saja kesal dan murka. Soalnya, selama memperkuat MU dari 1991 hingga 1999, eks kiper yang kini berusia 59 tahun itu sosok petarung sejati di bawah mistar.
Bersama MU, Schmeichel berjaya dari palagan satu ke palagan lainnya. Satu yang paling fenomenal tatakala MU menggondol trofi Liga Champions 1998/99.
Hingga kini, Schmeichel tak hanya abadi di hati fans MU, tapi juga pecinta sepak bola di seantero jagat. Denmark tak pernah sepi dari pemain jempolan.
Selain Schmeichel, bintang-bintang di bawah ini juga pernah mewarnai permainan sepak bola dan mereka layak dikenang.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Michael dan Brian Laudrup
Tidak pernah ada pasangan sepak bola yang lebih berbakat dari Laudrups. Michael bisa dibilang pemain Denmark terhebat sepanjang masa. Ia meraih trofi bareng Ajax, Barcelona, Real Madrid, dan Juventus.
Michael adalah roda penggerak integral dalam 'Tim Impian' Barcelona besutan Johan Cruyff yang sekarang menjadi mitos. Legenda berusia 58 tahun ini mengantongi empat La Liga dan Piala Eropa 1992.
Meski menyeberang ke Santiago Bernabeu, tapi entah bagaimana tetap menjadi legenda di kedua klub. Brian, empat tahun lebih muda, keluar dari bayang-bayang saudaranya.
Tapi Michael menyatakan dalam beberapa kesempatan, dia yakin Brian adalah pemain yang lebih baik. Brian memiliki kemampuan teknis yang melimpah, kecerdasan, kecepatan, dan keinginan yang tak terpuaskan untuk membantu.
Dia memenangkan empat kali penghargaan Pemain Terbaik Denmark, yang ternyata lebih baik dari Michael. Brian berjaya bareng Bayern Munchen, Fiorentina dan Rangers.
Advertisement
Pernille Harder
Ia adalah seorang wanita yang perkasa. Status pesepak bola wanita termahal masih melekat di diri gelandang tim wanita Chelsea berusia 30 tahun ini.
Chelsea mengontrak pemain Denmark ini dari Wolfsburg seharga 250.000 pounds, tiga tahun lalu. Berbekal 70 gol internasional atas namanya, Harder merupakan pencetak gol terbanyak Denmark sepanjang masa.
Harder juga menjadi kapten Denmark yang lolos ke Piala Dunia 2023. Prestasi ini sejarah, karena pengulangan kembali setelah kali terakhir pada 2007.
Allan Simonsen
Ketika Diego Maradona bergabung dengan Barcelona pada tahun 1982, posisi Allan Simonsen terjepit. Simonsen lalu memilih cabut ke Charlton Athletic pada 1982.
Ia bertahan di klub barunya sampai 1983. Masa keemasan tersaji ketika Simonsen memperkuat Borussia Mönchengladbach (1972–1979).
Ketika itu, Simonsen sukses mempersembahkan tiga gelar liga, dua Piala UEFA, dan Final Piala Champions 1977. Kini, namanya tetap terpatri di hati setiap penggemar sepak bola, terutama masyarakat Denmark, kawasan Skandinavia dan dunia.
Advertisement
Thomas Gravesen
Gravesen dijuluki “Anjing Gila”. Beringas di lini tengah dan bergaya seradak-seruduk, Gravesen pernah merontokkan gigi Ronaldo, legenda Brasil.
Selain Real Madrid, Gravesen pernah pula memperkuat Hamburger SV, Everton, dan Celtic. Ia pernah tertangkap kamera saat menggantungkan 'barang tak lazim' di atas kepala Claus Jensen, pelatih Timnas Denmark.
Ia nyaris melukai fisio Everton dengan kembang api yang dilepaskan selama hari-harinya di Merseyside. Kepribadian tak bagus membuatnya enteng mengatakan kalau aksinya itu sama sekali tak disengaja.
Pada sisi lain, keberadaan Gravesen di lapangan selalu mendapat atensi. Setidaknya, ia punya kapasitas bintang, yang pada akhirnya masyarakat sepak bola dunia mengenangnya.
Sumber : Fourfourtwo