Bola.com, Jakarta - Hanya segelintir pemain yang mendapatkan momen istimewa bisa menjuarai Piala Dunia dan Liga Champions dalam waktu berdekatan. Mereka masuk kelompok elite karena mampu memenangi keduanya di tahun yang sama.
Pada musim ini, penghuni geng itu bakal bertambah lagi. Ada beberapa pemain Argentina yang sebelumnya menjadi juara Piala Dunia 2022 bakal berlaga di final Liga Champions musim ini yang mempertemukan Manchester City kontra Inter Milan.
Baca Juga
Stadion Nasional Dipakai Konser, Timnas Singapura Terpaksa Geser ke Jalan Besar di Semifinal Piala AFF 2024: Kapasitas Hanya 6 Ribu Penonton
Gelandang Newcastle United Bantah Punya Darah Negeri Jiran, Minta Jangan Dihubungkan Lagi dengan Timnas Malaysia
Sydney Menyala! 3.250 Suporter Akan Dukung Timnas Indonesia Vs Australia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada 20 Maret 2025
Advertisement
Di kubu Manchester City, ada nama Julian Alvarez yang menjadi sosok penting Albiceleste juara di Qatar. Sementara itu, Lautaro Martinez, yang namanya meredup di Piala Dunia 2022 karena kehebatan Alvarez, bakal menjadi kapten Inter Milan.
Salah satu dari mereka bakal masuk kelompok elite yang mampu menyabet gelar Piala Dunia dan Liga Champions bersamaan. Lalu siapakah pemain yang sebelumnya telah berada di dalam kelompok elite ini.
Berikut 11 pemain yang bisa mengawinkan Piala Dunia dan Liga Champions di tahun yang sama.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Gerd Muller
Tuan rumah Jerman Barat sukses menjadi juara di Piala Dunia 1974 yang berlangsung di negara mereka sendiri setelah menang 2-1 atas Belanda di final. Gerd Muller menjadi tulang punggung negaranya saat jadi juara dunia.
Di level klub, Muller mencetak dua gol untuk Bayern Munchen dalam pertandingan ulang final Piala Champions (sebelum berubah jadi Liga Champions) 1974 melawan Atletico Madrid. Dua gol tersebut menutup laga menjadi 4-0 untuk kemenangan Bayern.
Advertisement
2. Roberto Carlos
Selama aktif menjadi pemain, Roberto Carlos serupa penyihir sepak bola dengan driblel hingga tendangan bebas yang mematikan. Dia membantu Brasil menjadi juara Piala Dunia 2002 yang pertama kali berlangsung di Asia tepatnya di Jepang dan Korea Selatan.
Sebelum menjuara di Asia, Carlos juga mempersembahkan gelar Liga Champions untuk Real Madrid. Carlos juga yang memberikan assist untuk Zinedine Zidane yang mencetak gol ikonik di final Liga Champions kala melawan Bayern Leverkusen pada 2002.
3. Franz Beckenbauer
Banyak orang menyebut Beckenbauer sebagai bek terbaik sepanjang masa dan tokoh ikonik dalam sejarah sepak bola Jerman. Pengaruh kehebatan Beckenbauer terlihat saat Jerman Barat juara Euro 1972 dan Piala Dunia 1974.
Dia juga mengantarkan Bayern Munchen juara Piala Champions (kini bernama Liga Champions) pada 1974. Dia adalah kapten pertama yang pernah mengangkat trofi Piala Eropa, Piala Dunia, dan Liga Champions, serta memenangi Piala Dunia 1990 saat menjadi pelatih.
Advertisement
4. Sepp Maier
Kembali lagi ke Jerman Barat karena masih ada satu lagi pesepak bola dari negara itu yang merebut gelar Piala Dunia dan Liga Champions bersamaan yakni Sepp Maier. Dia adalah penjaga gawang Jerman Barat saat juara Piala Dunia 1974.
Hebatnya lagi, Maier adalah kunci saat Bayern Munchen juara tiga kali Piala Champions (Liga Champions) berturut-turut dari 1974 hingga 1076. Dia juga hanya kebobolan satu gol dalam lima penampilan terakhirnya di Eropa.
5. Raphael Varane
Raphael Varane adalah nama paling baru sebagai pesepak bola yang merengkuh trofi Piala Dunia dan Liga Champions secara bersamaan. Varane mengantar Prancis menjuarai Piala Dunia 2018 dan hampir menggandakan gelar itu pada 2022.
Sebelum juara dunia, Varane juga membawa Real Madrid menyabet titel Liga Champions pada 2018, yang juga trofi keempatnya. Kini dia berusaha membangkitkan Manchester United yang tengah terpuruk.
Advertisement
6. Hans-Georg Schwarzenbeck
Nama Schwarzenbeck memang kurang dikenal dibandingkan Muller atau Beckenbauer. Meski demikian, gelandang Jerman Barat ini juga menjuarai Piala Dunia dan Liga Champions secara bersamaan pada 1974.
Meski kurang dikenal, sosok Schwarzenbeck adalah pencetak gol penyeimbang menit ke-120 untuk Bayern Munchen kala melawan Atletico. Golnya membuat laga harus diulang dan membuat Bayern juara Piala Champions.
7. Christian Karembeu
Karembeu adalah motor lini tengah Timnas Prancis yang menjadi juara Piala Dunia 1998. Jika Zinedine Zidane adalah otak serangan Les Bleus, Karembeu adalah pengacau serangan dan lini tengah lawan.
Real Madrid tertarik merekrut Karembeu dari Sampdoria pada awal musim 1997/1998. Hasilnya luar biasa, Real Madrid juara Liga Champions dan Karembeu mencetak tiga gol di ajang ini, termasuk di perempat final serta semifinal.
Advertisement
8. Paul Breitner
Jika Franz Beckenbauer kukuh di lini belakang dan Gerd Muller adalah mesin gol, maka Paul Breitner adalah pemain serbabisa di Jerman Barat dan Bayern Munchen. Dia memenangi gelar Piala Dunia serta Piala Champions pada 1974.
Setelah meraih dua gelar itu, Breitner kemudian hengkang ke Real Madrid. Namun hanya empat tahun, dia berada di ibu kota Spanyol sebelum kembali lagi ke Bayern Munchen.
9. Uli Hoeness
Uli Hoeness adalah adalah pemain kunci Bayern Munchen saat tiga kali beruntun juara Piala Champions (Liga Champions) dari 1974 hingga 1976. Setelah sukses jadi pemain, Hoeness pernah menjabat sebagai presiden Bayern Munchen yang sangat kontroversial.
Di level internasional, Hoeness juga menjadi pilar Timnas Jerman Barat. Dia membantu negaranya juara Euro 1972 dan Piala Dunia 1974.
Advertisement
10. Jupp Kapellmann
Jupp Kapellmann hanya memiliki lima caps di Timnas Jerman Barat. Namun, dia tetap tercatat sebagai pemain di skuad Jerman Barat yang menjadi juara Piala Dunia 1974.
Dia juga pernah memecahkan rekor transfer Bundesliga dari Cologne ke Bayern Munchen. Kapellmann menebusnya dengan mempersembahkan gelar Piala Champions (Liga Champions) bagi Bayern.
12. Sami Khedira
Cedera menghantam Sami Khedira sebelum dan saat laga final Piala Dunia 2014. Meski demikian Khedira tetap berkontribusi saat Jerman menjadi juara Piala Dunia 2014 di Brasil.
Sebelum cedera, Khedira bermain sangat apik bersama Real Madrid di level klub. Gelandang Jerman ini turut mengantar Los Blancos juara Liga Champions 2014.
Sumber: Daily Star
Advertisement