Bola.com, Turin - Mantan direktur jenderal Juventus, Luciano Moggi, menilai klub raksasa Italia itu bisa saja dijual.
Andrea Agnelli dan dewannya mengundurkan diri musim ini di tengah skandal keuntungan modal klub.
Baca Juga
Gelandang Timnas Indonesia, Eliano Reijnders Prediksikan AC Milan Akan Bungkam Juventus dan Bersaing Rebut Scudetto: Tijjani Bakal Cetak Gol
Cuma Bawa 18 Pemain, Ini Daftar Skuad Juventus untuk Meladeni Milan di San Siro
Siaran Langsung Serie A 2024/25 Big Match AC Milan vs Juventus di Vidio Akhir Pekan Ini
Advertisement
"Bagaimana saya melihat Juve dalam 2-3 tahun? Ini adalah pertanyaan yang perlu ditanyakan kepada para penyihir. Saya tidak tahu apakah Juventus akan tetap berada di tangan pemilik saat ini atau apakah kepemilikan akan berubah, karena penjualan bisa saja terjadi," katanya kepada Radio Bianconera.
"Aku tidak suka membuat prediksi semacam ini...," katanya.
Seluruh Dewan Direksi Juventus telah mengundurkan diri, Senin (28/11/2022) waktu setempat. Orang-orang penting di struktur manajemen mereka memutuskan untuk resign.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Masalah Pelik
Presiden klub Andrea Agnelli, wakil presiden Pavel Nedved dan semua anggota Dewan lainnya segera menyusul untuk ikut mengundurkan diri. Hal ini menunjukkan Juventus sepertinya sedang tidak baik-baik saja.
Agnelli sudah menjadi presiden di Nyonya Tua selama 12 tahun, pertama kali mengambil peran tersebut pada 2010 dan membantu Juve mendominasi domestik selama satu dekade di Italia, di mana mereka memenangkan sembilan scudetto berturut-turut.
Sebenarnya apa masalah yang membuat para bos di Juventus harus mengundurkan diri? Kabarnya pihak Bianconeri sedang diselidiki untuk transfer mencurigakan dengan nilai yang digelembungkan demi mendapatkan dapat keuntungan.
Advertisement
Laporan Keuangan
Penyidik memeriksa laporan keuangan tdalam rentang waktu tiga tahun hingga 2020.
Jaksa Penuntut Turin juga menyelidiki empat bulan gaji pemain Juventus yang diserahkan pada tahun 2020. Penyelidik bertujuan untuk membuktikan bahwa para pemain Juventus tidak merelakan pemangkasan gaji, tetapi hanya melewatkan satu bulan dan terus menerima uang berkat perjanjian pribadi dengan klub.
"Para anggota Dewan Direksi, dengan mempertimbangkan sentralitas dan relevansi masalah hukum dan teknis-akuntansi yang tertunda, telah menganggapnya demi kepentingan terbaik perusahaan untuk merekomendasikan bahwa Juventus harus memiliki Dewan Direksi baru untuk menangani masalah ini," demikian bunyi keterangan Juventus di situs resminya.