Bola.com, Jakarta - Acara nonton bareng (nobar) final Liga Champions bersama Inter Club Indonesia (ICI), Minggu (11/6/2023) sukses menyulap Tennis Indoor Senayan, Jakarta, seperti laiknya Giuseppe Meazza.
Nobar final Liga Champions yang didukung oleh Bola.com dan Mills ini digagas oleh Inter Club Indonesia. Tak kurang dari 3000 fans Inter Milan memadati Tennis Indoor Senayan untuk menyaksikan duel tim kesayangannya menghadapi Man City.
Baca Juga
Advertisement
Meski pertandingan Inter Milan vs Man City baru dimulai pada pukul 02.00 dini hari WIB, beberapa kelompok suporter Inter sudah memadati area komplek Gelora Bung Karno, tepatnya di Tennis Indoor Senayan.
Kelompok suporter ICI tak datang dari Jakarta dan sekitarnya saja, tetapi juga dari wilayah lainnya, mulai dari Banten hingga Jawa Timur. Beberapa tifosi Inter Milan luber di area Tennis Indoor Senayan sejak beberapa jam sebelum kick-off final Liga Champions antara Inter Milan vs Man City.
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sulap Tennis Indoor Senayan Jadi Giuseppe Mezza
Suasana ramai nobar final Liga Champions antara Inter Milan vs Man City membuat Tennis Indoor Senayan akrab dengan warna biru-hitam. Igay perwakilan ICI Jabar siap menyulapnya menjadi Giuseppe Meazza.
Koreografi, chants, dan semuanya sudah dipersiapkan sedemikian rupa demi membuat Tennis Indoor Senayan bak stadion Inter Milan tersebut.
"Pasti. Untuk koreo dari kawan-kawan kelompok suporter Ular 12. Jadi squadra khusus dari Jakarta, tuan rumah yang handle. Kawan-kawan dari Jabar Banten kita bantu-bantu buat menyusun anak-anak supaya isi bangku kosong. Semua sudah stand by," ucapnya kepada Bola.com.
Â
Advertisement
Konvoi
Lebih lanjut, Igay mengatakan bahwa ICI berencana menggelar konvoi kalau Inter Milan meraih juara Liga Champions. Apalagi kali ini regional ICI sudah banyak yang berdiri dan berkembang.
"Pastilah. Pasti ke HI. Anak-anak sudah stand by kalo kita menang kita konvoi semua, kita menikmati momen ini karena jujur, pada 2010 waktu kita juara mengalahkan Munchen kondisi regional ICI rata-rata baru pada berdiri."
"Jadi belum terstruktur kayak sekarang. Jadi masing-masing belum pada kenal. Jadi kita cuma kumpul, nonton, lalu konvoi. Tetapi sekarang kita sudah saling kenal, kita juga lebih terorganisir. Jadi buat kumpul hal yang biasa istilahnya," kata Igay menambahkan.